Penyakit demam berdarah dengue (DBD) merupakan masalah kesehatan di Indonesia.
Seluruh wilayah di Indonesia mempunyai risiko untuk terjangkit penyakit DBD,
sebab baik virus penyebab maupun nyamuk vektor penularnya sudah tersebar luas di
seluruh Indonesia. Sehingga tidaklah aneh apabila kita sering kali melihat
pemberitaaan di media massa tentang adanya berita berjangkitnya penyakit DBD di
berbagai wilayah Indonesia hampir di sepanjang waktu dalam satu tahun.
1.Elephantiasis (Kaki Gajah)
Wucheria sp. adalah Golongan nematoda yang dapat menyebabkan penyakit
elephantiasis dengan gejala peradangan dan penyumbatan saluran getah bening serta
disertai dengan demam. Vektor berupa nyamuk jenis culex fatigans, aedes aegypty
dan anopheles sp. Upaya pendegahan dengan menghindari gigitan, pemberantasan
nyamuk dan pengobatan penderita.
Meningkatnya jumlah kasus serta bertambahnya wilayah yang terjangkit,
disebabkan karena semakin baiknya sarana transportasi penduduk, adanya pemukiman
baru, kurangnya perilaku masyarakat terhadap pembersihan sarang nyamuk,
terdapatnya vektor nyamuk hampir di seluruh pelosok tanah air serta adanya empat sel
tipe virus yang bersirkulasi sepanjang tahun.
Upik Kusumawati, peneliti Parasitologi dan Entimologi Kesehatan IPB
menyatakan bahwa Nyamuk pembawa virus demam berdarah kini tidak cuma senang
bertelur di genangan air bersih, tapi juga selokan yang kotor. Berdasarkan kajian
eksperimental yang dilakukan di laboratorium IPB, Upik Kusumawati menjelaskan,
didapati bahwa nyamuk Aides Aegepty bisa tetap bertelur di habitat buatan yang
terpolusi dengan detergen dan kaporit.
Hal ini teruji dengan percobaan denan wahana air yang kondisinya mirip
dengan limbah air di lapangan seperti air selokan. Dan ternyata nyamuk Aides juga
mau bertelur di tempat seperti itu.
Pemahaman umum tentang demam berdarah sebelumnya adalah nyamuk
membawa agen penyakit yakni Aides Aegepty hanya bertelur di air tergenang yang
bersih seperti tempat penampungan air bersih di rumah-rumah, Namun sepertinya
vektor penyakit sudah beradaptasi, sehingga mereka kini bisa hidup di lingkungan
yang terpolusi.