Masa remaja merupakan suatu fase perkembangan antara masa kanak dan masa dewasa, berlangsung antara usia10 sampai 19 tahun. Masa remaja terdiri dari masa remaja awal (10–14 tahun), masa remaja penengahan (14–17tahun) dan masa remaja akhir (17–9 tahun). Pada masa remaja, banyak terjadi perubahan baik biologis psikologis maupun sosial. Tetapi umumnya proses pematangan fisik terjadi lebih cepat dari proses pematangan kejiwaan (psikososial).
Seorang remaja tidak lagi dapat disebut sebagai anak kecil, tetapi belum juga dapat dianggap sebagai orang dewasa. Disatu sisi seorang remaja ingin bebas dan mandiri, lepas dari pengaruh orang tua, tetapi disisi lain pada dasarnya ia tetap membutuhkan bantuan, dukungan serta perlindungan orang tuanya. Orang tua sering tidak mengetahui atau memahami perubahan yang terjadi sehingga tidak menyadari bahwa anak mereka telah tumbuh menjadi seorang remaja, bukan lagi anak yang selalu perlu dibantu. Orang tua menjadi bingung menghadapi labilitas emosi dan perilaku remaja, sehingga tidak jarang terjadi konflik diantara keduanya.
Apabila konflik antara orang tua dan remaja, menjadi berlarut-larut dapat menimbulkan berbagai hal yang negatif, baik bagi remaja itu sendiri maupun dalam hubungan antara dirinya dengan orang tuanya. Kondisi demikian merupakan suatu stresor bagi remaja yang dapat menimbulkan berbagai permasalahan yang kompleks, baik fisik, psikologik maupun sosial termasuk pendidikan. Antara lain dapat timbul berbagai keluhan fisik yang tidak jelas penyebabnya, maupun berbagai permasalahan yang berdampak sosial seperti malas sekolah, membolos, ikut perkelahian antara pelajar (tawuran) dan menyalahgunakan narkotika, psikotropika, dan zat adiktif laninnya (NAPZA).
Kondisi seperti ini, bila tidak segera diatasi dapat berlanjut sampai dewasa dan dapat berkembang ke arah yang lebih negatif. Antara lain dapat timbul masalah maupun gangguan kejiwaan dari yang ringan sampai berat.
Fakta membuktikan bahwa perhatian masyarakat lebih banyak terfokus pada upaya meningkatkan kesehatan fisik semata, kurang memperhatikan faktor non fisik seperti intelektual, mental emosional dan psikososial. Padahal faktor-faktor tersebut merupakan penentu dalam keberhasilan seorang remaja dikemudian hari. Oleh karena itu orang tua atau orang yang berhubungan dengan remaja perlu mengetahui ciri perkembangan jiwa remaja, pengaruh lingkungan terhadap perkembangan jiwa remaja serta masalah maupun gangguan jiwa remaja.
Untuk itulah, kesehatan jiwa remaja menjadi hal yang penting karena menentukan kwalitas suatu bangsa. Remaja yang tumbuh dalam lingkungan kondusif dan mendukung merupakan sumber daya manusia yang dapat menjadi aset bangsa yang tidak ternilai. Agar dapat menciptakan remaja berkwalitas perlu dilakukan berbagai upaya tindakan nyata dengan cara mempersiapkan generasi muda yang kuat dan tahan dalam menghadapi berbagai macam tantangan hidup.
Nah, untuk informasi lebih lanjut tentang remaja khususnya mengenai kesehatan jiwa remaja, ada baiknya anda mendownload dan membaca Buku Pedoman Kesehatan Jiwa Remaja: Pegangan Bagi Dokter Puskesmas gratis di sini.
Dalam buku tersebut dibahas tentang berbagai hal yang berkaitan dengan perkembangan remaja seperti perkembangan fisik dan psikososial serta dampaknya, pengaruh lingkungan (keluarga, sekolah, teman sebaya, dan masyarakat) terhadap perkembangan jiwa remaja, masalah kesehatan jiwa remaja dan penatalaksanaanya, dan gangguan jiwa pada remaja dan penatalaksanaannya, serta konseling remaja.
Apabila dibutuhkan password untuk membuka file, coba gunakan password: savepalestine.

Artikel yang berkaitan



Posting Komentar