A. DEFINISI
Pneumothoraks terjadi bila udara masuk ke area pleura antara pleura visceral dan parietal (Ganong 1998).
Pneumothoraks terjadi ketika udara terjebak di rongga pleural antara bagian pleura visceral dan parietal (Charlene J.Reeves.dkk.2001).
Pneumothoraks adalah keadaan dimana terdapat udara atau gas dalam rongga pleura.Dalam keadaan normal rongga pleura tidak berisi udara, supaya paru-paru leluasa mengembang terhadap rongga dada.
B. KLASIFIKASI
Pneumothoraks dapat terjadi secara artificial,dengan operasi atau tanpa operasi atau timbul spontan.Pneumuthoraks artifisial dulu banyak di lakukan pada penderita tuberkolosis paru dengan kapitas.Dengan mengempisnya paru,kapitas akan tertutup secara permanent,sputum BTA tidak bisa keluar kearah bronkus lagi.Penderita dapat di sembuhkan.Sekarang pneumothoraks artifisial hanya dipakai sebagai tes diagnostik untuk menentukan apakah lesi tersebut pulmoner atau ekstra pulmoner.Dipakai juga untuk menentukan apakah tumor di perifer paru sudah menginfeksi ke pleura parietal,sehingga operasi tidak perlu lagi dilaksanakan.
a. Pneumothoraks Traumatik.
Terjadi karena penetrasi,luka tajam pada dada,dan karena tindakan operasi.Trauma yang banyak adalah kecelakaan kendaraan bermotor, luka tembak,luka tusuk,dan trauma tumpul lainnya.Penyebab trauma tindakan operasi juga tidak sedikit,seperti prosedur didaerah leher,dada, dan perut bagian atas misalnya thorakosentesis,biopsy pleura,biopsi tarns-bronkial,kateterisasi vena subklavia dan tindakan akupuntur.
b. Pneumothoraks Spontan.
Terjadi tanpa adanya trauma.Pneumothoraks jenis ini dapat dibagi menjadi 2 yaitu:
1. Pneumuthoraks Spontan Primer.
Disini etiologinya tidak diketahui sama sekali.
2. Pneumothoraks Spontan Sekunder.
Terdapat penyakit paru atau penyakit dada sebagai factor predisposisinya.
c. Pneumothoraks Karena Tekanan.
Terjadi jika paru-paru mendapatkan tekanan berlebihan sehingga paru-paru mengalami kolaps.Tekanan yang berlebihan juga bisa menghalangi pemompaan darah oleh jantung secara efektif sehingga terjadi syok.
Ada 2 tipe pneumothoraks yaitu :
1. Pneumothoraks Tertutup.
Jebis ini tidak memiliki hubungan dengan trauma luar karena disebabkan oleh ruptur dari blister (gelembung) paru dalam rongga pleura dan sering dijumpai pada perokok.Adapun
Penyebab lainnya adalah adanya cedera ventilasi mekanik,cedera akibat pemasangan kateter subklavia dan perforasi esophagus.
2. Pneumothoraks Terbuka.
Udara masuk ke rongga pleura melalui bukaan dinding dada,biasanya disebabkan oleh trauma seperti tusukan,tembakan atau patah tulang iga sehingga menusuk kedalam rongga pleura.Penanganan sementara yang dilakukan adalah menutupnya dengan kasa berventilasi.
C. ETIOLOGI
Gangguan ini disebabkan oleh trauma atau akibat lanjutan dari PPOM (Penyakit Paru Obstruksi Menahun).
2 tipe pneumothoraks yang telah dikenal secara luas adalah :
1) Simple Pneumothoraks.
Pada simple pneumothoraks udara memasuki ruang pleural dan menyebabkan mengempisnya paru-paru sebagian atau seluruhnya.
2) Tension Pneumothoraks.
Pada tension pneumuthoraks udara secara kontinyu memasuki rongga (cavity) pleural dan meningkatkan tekanan intrapleural melebihi tekanan alveolar.
Perubahan atau pergeseran kearah mediastinal muncul pada sisi yang sehat dan menekan bagian paru-paru lain.
Diagram alur dari patofisiologi khusus berikut ini terjadi pada pneumothoraks.Kapasitas vital mengalami penurunan,ventilasi berkurang,aliran balik/venous return menurun sehingga terjadi hipoksemia lalu terjadi gagal nafas akut dan kematian bisa terjadi jika pneumothoraks ini tetap tak teratasi.
Perawat perlu mewaspadai kondisi ini akhirnya memberitahu pihak dokter secepatnya jika menemui adanya gejala pneumothoraks seperti :
-Trauma dada
-Pernafasan tekanan positif intermiten (PTPI)
-Tekanan ekspirasi akhir positif (TEAP)
-Resustasi kardiopulmonal
-Bedah thoraks & abdomen atas
-Torasentesis
Dapat mencetuskan pneumothoraks atau hematothorks iatrogenik. Pneumuthoraks mengancam hidup sesuai dengan tegangan pada area pleural yang terjadi.
Bila terjadinya tegangan pneumothoraks,sobekan pada bronkus paru atau dinding dada bekerja sebagai katup yang memungkinkan udara masuk ke area pleural pada inspirasi,tetapi tidak membebaskan udara ini pada ekspirasi.Bila ini tidak diketahui dengan cepat dan diterapi, atelektasis berat terjadi.Selain itu struktur mediastinal diubah posisinya kearah sisi yang sehat,deviasi trakea dapat merupakan tanda khusus. Penyimpangan mediastinal ini menyebabkan penurunan aliran balik vena,penurunan curah jantung dan kematian.
D. PATOFISIOLOGI
Bila sebuah pisau,peluru atau benda-benda lain masuk kedalam dada, terjadilah luka tembus.Masalah utama pada luka tembus bukanlah trauma yang mengenai dinding dadanya,melainkan trauma pada struktur-struktur yang terdapat dalam rongga dada.Penetrasi pada paru-paru berhubungan dengan kebocoran dari paru-paru kedalam rongga pleura (pneomothoraks).Darah dapat pula mengisi rongga pleura, terjadilah tekanan positif,yang menyebabkan kolapsnya paru-paru dan bahkan menyebabkan pergeseran mediastinum.Hal ini akan menekan paru-paru yang bersebrangan dan mempengaruhi kerja jantung. Penderita kemudian mengalami kesulitan bernafas yang serius dan jatuh syok.
Pada pneumothoraks udara memasuki rongga pleura antara paru-paru dan dinding dada.Hal ini dapat terjadi secara spontan atau akibat trauma tembus atau tidak tembus.Pneumothoraks terbuka terjadi bilamana suatu luka tembus pada dada menghubungkan ruang intrapleura meningkatkan tekanan pleura.Luka yang timbul menimbulkan suatu bunyi menghisap pada inspirasi dan ekspirasi. Darah dapat pula merembes kedalam rongga pleura menimbulkan hemothoraks.(Diktat KMB 1)
A. MANIFESTASI KLINIK
Gejala utama dari pneumuthoraks adalah :
1. Berupa rasa sakit yang tiba-tiba
2. Bersifat unilateral
3. Berhentinya suara nafas di sekitar paru-paru yang terinfeksi
4. Tekanan darah menurun
5. Suara denyut jantung yang jauh
Pasien yang bersangkutan akan mengalami dyspnea dan nyeri dada.Pernafasan sangat cepat namun dangkal,nampak ada gejala cyanosis dan pasien akan mengalami kepanikan yang hebat.Selain itu, secara klinis pasien menunjukkan distress pernafasan berat.Agitasi dan takipnea berat.Takikardi dan peningkatan awal tekanan darah di ikuti dengan hipotensi sesuai dengan penurunan curah jantung.Diagnosis di dasarkan pada manifestasi klinis sesuai dengan situasi klinis.Banyak pasien yang di ventilasi dan tiba-tiba mengalami distress pernafasan akut selama ventilasi mengakibatkan peningkatan tekanan inspirasi kemungkinan mengalami tekanan pneumothoraks.
Manifestasi klinis nya :
Mempertahankan potensi jalan napas
Membantu tindakan untuk mempermudah pertukaran gas
Meningkatkan masukan nutrisi
Mencegah komplikasi
Memperkuat memburuknya kondisi
Memberikan informasi tentang proses penyakit/prognosis dan program pengobatan.
B. KOMPLIKASI
1. Tension Pneumothoraks.
Komplikasi ini terjadi karena tekanan dalam rongga pleura meningkat sehingga paru mengempis lebih hebat,mediastium tergeser ke sisi lain dan mempengaruhi aliran darah vena ke atrium kanan.
Tension pneumothoraks terjadi pada 3-5% penderita dengan pneumothoraks.Tekanan udara yang terdapat pada tension pneumothoraks adalah +10-25 cm H2O.
Pengobatan adalah segera melakukan dekompresi dengan jarum,kateter kecil atau pipa interkostal dan hubungan dengan water sealed drainage.
2. Pio Pneumuthoraks.
Pio pneumothoraks berarti terdapatnya pneumothoraks di sertai empiema secara bersamaan pada satu sisi paru.
Infeksinya berasal dari mikroorganisme yang membentuk gas atau dari robekan septic jaringan paru atau esophagus ke arah rongga pleura.
Kebanyakan adalah dari robekan abses subpleura dan sering membuat fistula bronco-pleura.
Jenis kuman yang sering terdapat adalah :
-Stafilokokus aureus
-Pseudomonas
-Klebsiella
-M.Tuberculosis
3. Hidro Pneumothoraks/Hemo Pneumuthoraks.
Pada lebih kurang 25% penderita pneumothoraks di temukan juga sedikit cairan dalam pleuranya.Cairan biasanya bersifat serosa, serosanguinea atau kemerahan (berdarah).Jika pneumuthoraks nya baru saja terjadi,hendaknya segera di tentukan apakah terjadi juga Hidrotoraks dapat timbul dengan cepat setelah terjadinya pneumothoraks pada kasus-kasus trauma perdarahan intra pleura atau perforasi esophagus (cairan lambung masuk ke dalam rongga pleura).
Bila terjadi hemo pneumothoraks,pemasangan pipa interkostal tetap di pertahankan untuk mengembangkan paru dan mengukur jumlah darah yang hilang.Pada pneumothoraks spontan perdarahan terjadi karena robeknya bagian perlengketan (adhesi) antara pleura viseralis dan parietalis.
4. Pneumomediastinum Dan Emfisema Subkutan.
Adanya pneumomediastinum dapat di tentukan dengan pemeriksaan foto dada.Insidensinya adalah 1% dari seluruh pneumothoraks.Kelainan ini di mulai dari robeknya alveoli ke dalam jaringan interstisium paru dan kemudian di ikuti oleh pergerakan udara yang progresif ke arah lapisan fasia otot-otot leher (menimbulkan emfisema subkutan).
5. Pneumuthoraks Simultan Bilateral.
Pneumothoraks yang terjadi pada kedua paru secara serentak ini terdapat pada 2% dari seluruh pneumuthoraks.Keadaan ini timbul sebagai kelanjutan pneumomediastinum yang secara sekunder berasal dari emfisema jaringan interstitial paru.Sebab lain bisa juga dari emfisem mediastinal yang berasal dari proferasi esophagus.
Pengobatan penyakit ini tergantung dari berat ringannya gejala.Bila ringan,pengobatannya sama dengan pneumothoraks spontan primer lainnya.
Bila berat (timbul sesak napas),perlu operasi torakotomi untuk mengobati sumber penyebabnya atau melakukan obliterasi secepatnya pada salah satu rongga pleura yang terkena.
6. Pneumothoraks Kronik.
Pneumothoraks dinyatakan kronik bila ia tetap ada selama waktu lebih dari 3 bulan. Pneumothoraks kronik ini terjadi bila fistula bronco pleura ini adalah 5% dari seluruh pneumuthoraks.
Faktor penyebabnya :
a.Adanya perlengketan (adhesi) pleura yang menyebabkan robekan paru tetap terbuka.
b.Adanya fistula bronco pleura yang melalui bulla atau kista.
c.Adanya fistula bronco pleura yang melalui lesi penyakit seperti nodul rheumatoid atau tuberkuloma.
Pengobatan yang terbaik adalah dengan menutup fistula bronco pleura. Sebagian besar dilakukan dengan operasi torakotomi.Dengan operasi ini selain menutup fistula dilakukan juga pemotongan adhesi atau kalau perlu dilakukan pula dekortikasi.Kadang-kadang rongga pleura di hilangkan dengan melakukan abrasi pleura parietalis atau pleurektomi.
C. PENATALAKSANAAN
Pengobatan harus cepat.Jarum nomor 16-18 dimasukkan kedalam area interkostal kedua,ketiga atau keempat pada garis midklavikula pada area yang sakit untuk mengurangi tekanan.Setelah ini diselesaikan, selang dada harus dipasang dan drainase segell air diberikan untuk mencegah bertambahnya tegangan lebih lanjut.Selain itu,dilakukan juga penutupan luka yang terbuka,observasi rawat jalan (pada pneumothorak kecil),Pemberian oksigen tambahan,respirasi udara dari rongga pleura. Pemasangan kateter dada yang dihubungkan dengan water sealed drainase (WSD).