Anda sudah memilih klinik infertilitas yang baik dan telah melakukan analisis sperma. Kini tiba saatnya membaca hasil analisis sperma tersebut untuk mengetahui apakah anda subur atau tidak.
Setelah Anda atau suami anda menyerahkan sperma untuk uji kesuburan, pihak klinik fertilitas, baik dokter maupun analisnya akan melakukan analisis sesuai dengan prosedur yang berlaku.
Ketelitian dan keterampilan pihak pemeriksa sangatlah penting, demilkian pula interpretasi atas hasil apapun yang didapat dari analisis tersebut.
Oleh karena itu, sekali lagi, sangatlah penting bagi Anda untuk memilih klinik kesuburan yang terpercaya dalam kemampuan dan profesionalitasnya.
Saat ini, WHO sebagai badan kesehatan dunia telah menetapkan nilai yang dianjurkan sebagai hasil pemeriksaan sperma. Untuk pengetahuan Anda, standar yang telah ditetapkan WHO adalah:
1. Volume : 2 ml atau lebih
2. pH : 7,2 sampai dengan 8,0
3. Konsentrasi spermatozoa: 20 juta spermatozoa / ml atau lebih
4. Jumlah total spermatozoa : 40 juta spermatozoa per ejakulasi atau lebih
5. Motilitas spermatozoa : Dalam waktu 1 jam setelah ejakulasi, sebanyak 50% dari jumlah total spermatozoa yang hidup, masih bergerak secara aktif.
6. Morfologi permatozoa : 30% atau lebih memiliki bentuk yang normal
7. Vitalitas spermatozoa : 75% atau lebih dalam keadaan hidup=
8. Jumlah sel darah putih : lebih sedikit dari 1 juta sel/ml
Dari standar yang telah disebutkan tersebut, dokter akan membuat suatu simpulan yang akan diterima oleh Anda sebagai hasil analisis sperma. Adapun macam dan definisi dari kesimpulan tersebut adalah:
1. Normozoospermia: Karakteristik normal yang dapat dilihat pada tabel.
2. Oligozoospermia: Konsentrasi spermatozoa kurang dari 20 juta per ml.
3. Asthenozoospermia: Jumlah sperma yang masih hidup dan bergerak secara aktif, dalam waktu 1 jam setelah ejakulasi, urang dari 50%.
4. Teratozoospermia: Jumlah sperma dengan morfologi normal kurang dari 30%.
5. Oligoasthenoteratozoospermia: Kelainan campuran dari 3 variabel yang telah disebutkan sebelumnya.
6. Azoospermia: Tidak adanya spermatozoa dalam sperma
7. Aspermia: Sama sekali tidak terjadi ejakulasi sperma
Dari interpretasi inilah, awal masalah ketidaksuburan sebuah pasangan dapat terungkap. Dengan demikian, dokter dan timnya akan dapat membuat suatu rencana pengobatan untuk menjadi solusi ketidaksuburan seorang pria.
Apabila hasil analisis sperma menyatakan nilai normal, kemungkinan besar penyebab ketidaksuburan terdapat pada sang wanita. Oleh karena itu, analisis kesuburan wanita dapat dijalankan sebagai langkah lanjut
Ketelitian dan keterampilan pihak pemeriksa sangatlah penting, demilkian pula interpretasi atas hasil apapun yang didapat dari analisis tersebut.
Oleh karena itu, sekali lagi, sangatlah penting bagi Anda untuk memilih klinik kesuburan yang terpercaya dalam kemampuan dan profesionalitasnya.
Saat ini, WHO sebagai badan kesehatan dunia telah menetapkan nilai yang dianjurkan sebagai hasil pemeriksaan sperma. Untuk pengetahuan Anda, standar yang telah ditetapkan WHO adalah:
1. Volume : 2 ml atau lebih
2. pH : 7,2 sampai dengan 8,0
3. Konsentrasi spermatozoa: 20 juta spermatozoa / ml atau lebih
4. Jumlah total spermatozoa : 40 juta spermatozoa per ejakulasi atau lebih
5. Motilitas spermatozoa : Dalam waktu 1 jam setelah ejakulasi, sebanyak 50% dari jumlah total spermatozoa yang hidup, masih bergerak secara aktif.
6. Morfologi permatozoa : 30% atau lebih memiliki bentuk yang normal
7. Vitalitas spermatozoa : 75% atau lebih dalam keadaan hidup=
8. Jumlah sel darah putih : lebih sedikit dari 1 juta sel/ml
Dari standar yang telah disebutkan tersebut, dokter akan membuat suatu simpulan yang akan diterima oleh Anda sebagai hasil analisis sperma. Adapun macam dan definisi dari kesimpulan tersebut adalah:
1. Normozoospermia: Karakteristik normal yang dapat dilihat pada tabel.
2. Oligozoospermia: Konsentrasi spermatozoa kurang dari 20 juta per ml.
3. Asthenozoospermia: Jumlah sperma yang masih hidup dan bergerak secara aktif, dalam waktu 1 jam setelah ejakulasi, urang dari 50%.
4. Teratozoospermia: Jumlah sperma dengan morfologi normal kurang dari 30%.
5. Oligoasthenoteratozoospermia: Kelainan campuran dari 3 variabel yang telah disebutkan sebelumnya.
6. Azoospermia: Tidak adanya spermatozoa dalam sperma
7. Aspermia: Sama sekali tidak terjadi ejakulasi sperma
Dari interpretasi inilah, awal masalah ketidaksuburan sebuah pasangan dapat terungkap. Dengan demikian, dokter dan timnya akan dapat membuat suatu rencana pengobatan untuk menjadi solusi ketidaksuburan seorang pria.
Apabila hasil analisis sperma menyatakan nilai normal, kemungkinan besar penyebab ketidaksuburan terdapat pada sang wanita. Oleh karena itu, analisis kesuburan wanita dapat dijalankan sebagai langkah lanjut