SISTEM KEKEBALAN TUBUH

Senin, 26 September 2011


n  Sistem imun
n   Semua makhluk punya sistem kekebalan, tapi beda cara.
n   Sistem imun punya kemampuan menangkap benda asing & menjadikannya perangsang agar bereaksi membentuk suatu respon spesifik & menyimpan kejadian itu dalam memory
n   Respon imun:
n  Adaptif : spesifik, ingat thd agen infeksius yang pernah dikenalinya dan memagarinya agar tidak timbul penyakit lagi.(spesifisitas & memory)
n  Ex: penyakit campak dan difteri
n  Non adaptif :sel fagositik menempel di mikroorganisme, memakannya dan menghancurkannya (non-spesifik)
n   Fase awal infeksi, respon imun non-adaptif lebih dominan
n  Komponen sistem limfoid
n  Kelenjar limfe
n  Limpa
n  Timus
n  Sumsum tulang
n  Jaringan limfoid yang berhubungan dengan permukaan mukosa
n  Limfoid primer dan sekunder
n  Sistem limfoid terdiri: limfosit, sel aksesori (makrofag) dan sel penyaji antigen (antigen presenting cells)
n  Organ limfoid primer (lomfopoiesis) : timus dan hepar fetal serta sumsum tulang
n  Organ limfoid sekunder: limpa, kelenjar limfe, tonsil, plak peyeri
n  Limfosit
n     Limfosit T : sel Th, Tc,Ts
n  Limfosit B : menghasilkan antibodi
n  Antibodi: molekul yang mampu mengenal secara spesifik suatu molekul target yang dinamakan antigen
n  Antigen: suatu molekul yang terdapat pada permukaan kuman patogen, atau berupa toksin yang dikeluarkannya.
n  Limfosit T
n  T helper: sebagai pembantu untuk memperbesar aktivitas limfosit lain
n  T supresor: bekerja sebagai sel supresor
n  T sitotoksik: bekerja sebagai sitotoksik langsung atau sel pembunuh
n  Imunitas seluler
n  Rx penolakan transplantasi organ, rx hipersensitivitas, pertahanan tubuh thd sel ganas & virus
n  Yang bertanggung jawab: limfosit T (sel T)
n  Thymus, tempat limfosit T menjalani tahap-tahap differensiasi.
n  Aktifitas: ditujukan pada kontrol sel-sel tubuh yang diserang virus, juga pertahanan terhadap jamur dan parasit
n  Juga berperan pada penolakan jaringan asing
n  Terdapat subpopulasi: Sel T helper/pembantu, sel T sitotoksik, sel T supressor
n  Imunitas humoral
n  Yang bertanggung jawab: sel limfosit B (Bursa fabicus/Bone)
n  Sel B membawa antibodi pada permukaan selnya, juga dapat mengeluarkan antibodi ke dalam plasma
n  Sel B bertanggung jawab atas sintesis antibodi humoral yang bersirkulasi dikenal dengan imunoglobulin.
n  Imunoglobulin (Ig)
n   Terdiri atas 2 rantai ringan (Light chain) yang identik (23 kDa) dan 2 rantai berat (Heavy chain) yang identik (53-75 kDa), disatukan ikatan disulfida.
n   Bagian yang mengarah ke ujung terminal karboksil disebut regio yang konstan, sedangkan bagian ujung amino merupakan regio variabel.
n   Proses pencernaan IG oleh enzim papain menghasilkan dua buah fragmen pengikat antigen (Fab) dan satu fragmen yang dapat membentuk kristal (Fc)
n   Bagian variabel dari rantai L dan H yang membentuk ujung Fab menentukan sifat khas/spesifik dari antibodi.
n   Bagian Fc dalam bagian konstan dari imunoglobulin menentukan aktivitas biologis dari antibodi, misalnya IgG mampu menembus placenta, meningkatkan kemampuan komplemen, perlekatan dengan makrofag, menyebabkan degranulasi sel mast)
n  Imunoglobulin
n  Rantai L
n  Pada orang sehat, ada 2 macam yaitu: rantai-k(kappa) dan rantai-λ(lambda), selalu mengandung 2 rantai k atau λ, tidak pernah campuran
n  Rantai H
n  Ada lima macam : α, γ, δ, ε, μ
n  Tidak ada dua regio variabel yang identik

n  Imunoglobulin G
n   IgG mampu menembus plasenta, sehingga memberikan proteksi utama thd infeksi pada bayi selama bulan pertama postpartum
n   IgG pada kolostrum dpt menembus mukosa usus bayi dan menambah daya kekebalan
n   IgG mudah menyebar ke celah ekstravaskuler dan berperan utama menetralisis toksin kuman dan melekat pada kuman sebagai persiapan fagositosis
n   Terdapat 4 subklas: IgG1, 2, 3, 4, perbedaanya pada rantai H
n   BM sekitar 150.000-160.000 dan mengandung 2-4 % karbohidrat

n  Imunoglobulin A
n   Terdapat dalam serum, BM 180.000-400.000, mengandung karbohidrat 5-10%,
n   Paling utama terdapat dalam saluran intestin dan cairan tubuh (saliva, tears,bronchial secretions,nasal mucosa, prostatic fluid, vaginal secretions, mucous secretions of the small intestine)
n   IgA berperan pd mekanisme pertahanan primer terhadap infeksi virus dan bakteri bukan untuk merusak antigen, tetapi lebih pada pencegahan akses benda asing pada sistem imun yang umum.

n  Imunoglobulin M
n  Rangkaian protein yang terbesar, BM 900.000, kadar karbohidrat: 10-12%
n  IgM merupakan antibodi pertama yang dibentuk oleh bayi yang baru lahir
n  Mempunyai aktivitas “antibacterial lysis”
n  IgM dan IgD adalah imunoglobulin utama yang diekspresikan pada permukaan sel B
n  IgM merupakan respon imun awal yang paling dominan pada kebanyakan antigen
n  Pada infeksi toksoplasma baru---IgM meningkat
n  Pada infeksi lama-------IgG meningkat
n  Imunoglobulin D
n  BM 180.000, normal pada serum dalam jumlah sedikit
n  Fungsi belum jelas, mungkin terlibat dalam differensiasi sel limfosit B.
n  Imunoglobulin E
n  Terdapat dalam serum, BM 190.000
n  IgE bila disuntikkan ke dalam kulit akan terikat pada sel mast
n  Interaksi IgE dengan antigen menyebabkan pengeluaran zat-zat amin yang vasoaktif seperti serotonin dan histamin
n  Kadar IgE akan naik pada penyakit alergi dan infeksi parasit tertentu terutama cacing

n  Sitokin
n   Sekelompok molekul yang terlibat untuk mengantarkan sinyal antar sel dalam respon imun
n   Ada beberapa jenis :
n  Interferon (IFN): membatasi perluasan infeksi virus tertentu, dihasilkan pada proses infeksi dini
n  Interleukin (IL-1 s/d IL-10), komponen terbesar dari sitokin, fungsinya mempengaruhi sel lain untuk membelah dan diferensiasi
n  Colony Stimulating Factors (CSFs) berperan untuk mengarahkan proses pembelahan dan diferensiasi sel stem dari sumsum tulang dan prekursor leukosit darah
n  Sitokin lain termasuk TNF α dan β, dan transforming growth factors-β  (TGF-β)
n  Fungsi TNF sebagai perantara proses inflamasi & reaksi sitotoksik
n  Reaksi hipersensitivitas


Tipe I Tipe anafilaktik
n  Antigen bereaksi dengan antibodi Ig E lalu berikatan dengan permukaan sel mast, mengakibatkan pelepasan mediator
n  Contoh: anafilaksis, alergi pernafasan
n  Reaksi hipersensitivitas


Tipe II Sitotoksik
n  Antibodi yang bersatu (IgG dan IgM) dengan antigen merupakan bagian sel atau jaringan tubuh; menyebabkan aktivasi komplemen, lisis atau fagositosis sel target
n  Contoh : anemia hemolitik imun
n  Reaksi hipersensitivitas


Tipe III Kompleks imun
n  Penyatuan antigen dan antibodi membentuk kompleks yang mengaktivkan komplemen, menarik leukosit dan menyebabkan kerusakan jaringan produk leukosit
n  Contoh: penyakit serum, glomerulonefritis, lesi dari sistemik lupus eritomatosus (SLE)
n  Reaksi hipersensitivitas


Tipe IV Diperantarai sel
n  Reaksi limfosit T dengan antigen menyebabkan pelepasan limfokin, sitotoksisitas langsung dan pengerahan sel-sel reaktif.
n  Contoh: dermatitis kontak alergik, penolakan cangkokan, tuberkulosis (lesi dan tes kulit positif)
n  Vaksinasi
n  Prinsip: berdasarkan adanya elemen imunitas adaptif yaitu spesifisitas dan memory
n  Tujuan vaksin: mengubah sifat patogenik dan efek toksinnya menjadi tidak berbahaya tanpa kehilangan antigenisitasnya.
n  Ini dimungkinkan karena antibodi dan sel T mengenal bagian2 dari antigen dan bukan organisme keseluruhan toksin
n  Contoh: vaksin difteri; bakteri difteri menghasilkan toksin yang dapat merusak sel otot. Toksin ini selanjutnya dimodifikasi dengan formalin, sehingga epitopnya tetap ada, tetapi toksisitasnya hilang. Jadi berupa toksoid untuk vaksinasi.




Artikel yang berkaitan



Posting Komentar