I.Anatomi Organ Yang Terlibat Dalam Sistem Imun dan Hematologi
II.Pengertian Sistem Imun dan Hematologi
Hematologi
adalah cabang ilmu kesehatan yang mempelajari darah, organ pembentuk
darah dan penyakitnya. Asal katanya dari bahasa Yunani yaitu haima
artinya darah.
Sistem imun adalah serangkaian molekul, sel dan organ
yang bekerja sama dalam mempertahankan tubuh dari serangan luar yang
dapat mengakibatkan penyakit, seperti bakteri,jamur dan virus. Kesehatan
tubuh bergantung pada kemampuan sistem imun untuk mengenali dan
menghancurkankan serangan ini. jadi kalo kelainan sistem imun berarti
kemampuan untuk mempertahankan kekebalan tubuh terganggu sehingga mudah
diserang penyakit.
III.Organ Pembentuk Darah
Sebelum bayi
lahir, hatinya berperan sebagai organ utama dalam pembentukan darah.
Saat tumbuh menjadi seorang manusia, fungsi pokok hati adalah menyaring
dan mendetoksifikasi segala sesuatu yang dimakan, dihirup, dan diserap
melalui kulit. Ia menjadi pembangkit tenaga kimia internal, mengubah zat
gizi makanan menjadi otot, energi, hormon, faktor pembekuan darah, dan
kekebalan tubuh. Yang menyedihkan, umumnya kita hanya memiliki sedikit
pemahaman tentang fungsi hati yang sedemikian rumit, vital, dan bekerja
tiada henti.
IV.Organ Yang Terlibat Dalam Sistem Kekebalan Tubuh
1. Nodus Limfe
Dalam
tubuh manusia ada semacam angkatan kepolisian dan organisasi intel
kepolisian yang tersebar di seluruh tubuh. Pada sistem ini terdapat juga
kantor-kantor polisi dengan polisi penjaga, yang juga dapat menyiapkan
polisi baru jika diperlukan. Sistem ini adalah sistem limfatik dan
kantor-kantor polisi adalah nodus limfa. Polisi dalam sistem ini adalah
limfosit.
Sistem limfatik ini merupakan suatu keajaiban yang bekerja
untuk kemanfaatan bagi umat manusia. Sistem ini terdiri atas pembuluh
limfa-tik yang terdifusi di seluruh tubuh, nodus limfa yang terdapat di
beberapa tempat tertentu pada pembuluh limfatik, limfosit yang
diproduksi oleh nodus limfa dan berpatroli di sepanjang pembuluh
limfatik, serta cairan getah bening tempat limfosit berenang di
dalamnya, yang bersirkulasi dalam pembuluh limfatik.
Cara kerja
sistem ini adalah sebagai berikut: Cairan getah bening dalam pembuluh
limfatik menyebar di seluruh tubuh dan berkontak dengan jaringan yang
berada di sekitar pembuluh limfatik kapiler. Cairan getah bening yang
kembali ke pembuluh limfatik sesaat setelah melaku-kan kontak ini
membawa serta informasi mengenai jaringan tadi. Infor-masi ini
diteruskan ke nodus limfatik terdekat pada pembuluh limfatik. Jika pada
jaringan mulai merebak permusuhan, pengetahuan ini akan diteruskan ke
nodus limfa melalui cairan getah bening.
2. Timus
Selama
bertahun-tahun timus dianggap sebagai organ vestigial atau organ yang
belum berkembang sempurna dan oleh para ilmuwan evolusionis dimanfaatkan
sebagai bukti evolusi. Namun demikian, pada tahun-tahun belakangan ini,
telah terungkap bahwa organ ini merupakan sumber dari sistem pertahanan
kita.
3. Sumsum Tulang
Sumsum tulang janin di rahim ibunya tidak
sepenuhnya mampu memenuhi fungsinya memproduksi sel-sel darah. Sumsum
tulang mam-pu mengerjakan tugas ini hanya setelah lahir. Akankah bayi
ini terkena anemia saat di dalam kandungan ?
Tidak. Pada tahap ini,
limpa akan bermain dan memegang kendali. Merasakan bahwa tubuh
mem-butuhkan sel darah merah, trombosit, dan granulosit, maka limpa
mulai memproduksi sel-sel ini selain memproduksi limfosit yang merupakan
tugas utamanya.
4. Limpa
Unsur menakjubkan lainnya dari sistem
pertahanan kita adalah limpa. Limpa terdiri dari dua bagian: pulp merah
dan pulp putih. Limfosit yang baru dibuat di pulp putih mula-mula
dipindahkan ke pulp merah, lalu mengikuti aliran darah. Kajian saksama
mengenai tugas yang dilak-sanakan organ berwarna merah tua di bagian
atas abdomen ini menying-kapkan gambaran luar biasa. Fungsinya yang
sangat sulit dan rumitlah yang membuatnya sangat menakjubkan.
Keterampilan
limpa tidak hanya itu. Limpa menyimpan sejumlah ter-tentu sel darah
(sel darah merah dan trombosit). Kata “menyimpan” mungkin menimbulkan
kesan seakan ada ruang terpisah dalam limpa yang dapat dijadikan tempat
penyimpanan. Padahal limpa adalah organ kecil yang tak memiliki tempat
untuk sebuah gudang. Dalam kasus ini limpa mengembang supaya ada tempat
tersedia untuk sel darah merah dan trombosit. Limpa yang mengembang
disebabkan oleh suatu penyakit juga memungkinkan memiliki ruang
penyimpanan yang lebih besar.
V.Pembentukan Dan Perkembangan Sistem Imun dan Sel-Sel Darah Dari Janin Hingga Lansia
a. Usia janin minggu pertama
Kehidupan embrio sel darah premitif yang berinti diproduksi dalam yolk sac.
b. Usia janin minggu kedua
Pembentukkan
terjadi pada pulau-pulau darah di sakus vitelinus/yolk sac (kantung
kuning telur). Pada minggu kedua ini terbentuk eritrosit premitif (sel
yang masih berinti).
c. Usia janin minggu ke-empat
Janin mulai
membentuk struktur manusia. Saat ini telah terjadi pembentukkan
otak,sumsum tulang dan tulang belakang serta jantung dan aorta.
d. Usia janin minggu ke-lima
Pada
minggu ke lima terbentuknya 3 lapisan yaitu lapisan ectoderm,mesoderm,
dan endoderm. Hati yang sebagai organ utama untuk memproduksi sel-sel
darah merah terbentuk pada minggu-minggu ini yang termasuk dalam lapisan
endoderm.
e. Usia janin minggu ke-enam
Pembentukkan terjadi pada
hepar dan lien juga pada timus (pembentukan limfosit). Pada
minggu-minggu ini juga terbentuk eritrosit yang sesungguhnya (sudah
tidak berinti) juga terbentuk semi granulosit dan tromobosit. Selain itu
juga limfosit (dari timus).
f. Usia janin minggu ke-lima belas
Pada minggu-minggu ini tulang dan sumsung tulang terus berkembang.
g. Usia janin minggu ke-enam belas
Pembentukkan
terjadi pada sumsung tulang karena sudah terjadi proses
osifikasi(pembentukan tulang). Tapi ada juga yang menyebutkan kalau
terjadi di medulolimfatik (di medulla spinalis dan limfonodi). Tapi
limfonodi ini untuk maturasi. Dan pada minggu ke enambelas ini sudah
terbentuk darah lengkap.
h. Pada dasarnya sumsum tulang dari semua
tulang memproduksi sel darah merah sampai seseorang berusia 5 tahun;
tetapi sumsum dari tulang panjang, kecuali proksimal humerus dan tibia,
menjadi sangat berlemak dan tidak memproduksi lagi setelah kurang lebih
berusia 20 tahun.
i. Di atas umur 20 tahun, kebanyakan sel darah
merah diproduksi dalam sumsum tulang membranosa, seperti vertebra,
sternum, iga dan ilium. Sehingga bertambahnya usia tulang-tulang ini
sumsum menjadi kurang produktif.
VI.Patologi Pada Sistem Imun dan Hematologi
1. Penyakit Lupus
Penyakit
Lupus merupakan penyakit kelebihan kekebalan tubuh. Penyakit Lupus
terjadi akibat produksi antibodi berlebihan, sehingga tidak berfungsi
menyerang virus, kuman atau bakteri yang ada di tubuh, melainkan justru
menyerang sistem kekebalan sel dan jaringan tubuh sendiri.
2. Anemia Hemolitik dan Anemia Aplastik
Anemia
hemolitik autoimun (Autoimmune Hemolytic Anemia, AIHA) merupakan
kelainan darah yang didapat, dimana autoantibodi IgG yang dibentuk
terikat pada membran sel darah merah (SDM). Antibodi ini umumnya
berhadapan langsung dengan komponen dasar dari sistem Rh dan sebenarnya
dapat terlihat pada SDM semua orang. Pasien mengelu fatig dan keluhan
ini dapat terlihat bersama dengan angina atau gagal jantung kongestif.
Pada pemeriksaan fisik, biasanya dapat ditemukan ikterus dan
splenomegali. Sedangkan, Anemia Aplastik terjadi karena ketidaksanggupan
sumsung tulang untuk membentuk sel-sel darah.
3. Leukemia
Leukemia
dikenal sebagai kanker darah merupakan penyakit dalam klasifikasi
kanker (istilah medis: neoplasma) pada darah atau sumsum tulang yang
ditandai oleh perbanyakan secara tak normal atau transformasi maligna
dari sel-sel pembentuk darah di sumsum tulang dan jaringan limfoid,
umumnya terjadi pada leukosit (sel darah putih) Sel-sel normal di dalam
sumsum tulang digantikan oleh sel tak normal atau abnormal. Sel abnormal
ini keluar dari sumsum dan dapat ditemukan di dalam darah perifer atau
darah tepi. Sel leukemia mempengaruhi hematopoiesis atau proses
pembentukan sel darah normal dan imunitas tubuh penderita.
4. AIDS
Acquired
Immunodeficiency Syndrome atau Acquired Immune Deficiency Syndrome
(disingkat AIDS) adalah sekumpulan gejala dan infeksi (atau: sindrom)
yang timbul karena rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia akibat
infeksi virus HIV atau infeksi virus-virus lain yang mirip yang
menyerang spesies lainnya (SIV, FIV, dan lain-lain). Berbagai gejala
AIDS umumnya tidak akan terjadi pada orang-orang yang memiliki sistem
kekebalan tubuh yang baik. Kebanyakan kondisi tersebut akibat infeksi
oleh bakteri, virus, fungi dan parasit, yang biasanya dikendalikan oleh
unsur-unsur sistem kekebalan tubuh yang dirusak HIV. Infeksi
oportunistik umum didapati pada penderita AIDS. HIV mempengaruhi hampir
semua organ tubuh. Penderita AIDS juga berisiko lebih besar menderita
kanker seperti sarkoma Kaposi, kanker leher rahim, dan kanker sistem
kekebalan yang disebut limfoma.
Daftar Pustaka
http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20100106005405AAtHyhr
http://id.wikipedia.org/wiki/Hematologi
http://y4na.blogdetik.com/category/organ-tubuh/
http://perkembanganjanin.blogspot.com/
http://aviramadhani.blogspot.com/2010/03/struktur-histologis-organ-hematopoiesis.html
http://www.slideshare.net/daninurriyadi/darah
http://my.opera.com/echa2268/blog/2009/01/24/odapus-orang-dengan-lupus?cid=30570692&startidx=50#comment30570692
http://www.dateredcross.co.cc/2010/03/anemia.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Leukemia
http://id.wikipedia.org/wiki/AIDS