Celana yang terlalu ketat akan menyebabkan masalah kesehatan dan mengorbankan kenyamanan. Atas nama trend hal ini kadang rela dialami oleh penggunanya. Memang ada bahan tertentu yang menyerap keringat, elastis dan tidak panas, tapi tentu saja lebih mahal. Tetap saja memakai celana ketat, apalagi celana dalam yang terlalu ketat, lebih banyak kerugiannya.
1. Meningkatkan kelembaban daerah paha dan alat kelamin
Peningkatn kelembaban ini dapat mempermudah timbulnya jamur kulit misalnya kadas (tinea corporis) atau panu (tinea versicolor). Gejalanya adalah gatal, yang bertambah pada saat berkeringat, kulit yang bercak kehitaman atau kemerahan seperti pulau-pulau dengan tepi yang lebih aktif. Walaupun diobati, kalau masih saja lembab tetap saja jamur mudah tumbuh dan kambuhan.
2. Menyebabkan iritasi dan luka lecet
Celana atau celana dalam yang terlalu ketat berisiko iritasi atau lecet. Apalagi bila bahan yang dipakai adalah bahan yang kasar. Risiko iritasi juga bertambah bila penggunanya adalah orang gemuk, sehingga gesekan antar lipatan kulit dan kulit dengan celana akan bertambah.
3. Mengganggu sirkulasi darah
Ketatnya celana akan membuat aliran darah tidak lancar. Sirkulasi darah yang terganggu bisa menyebabkan nyeri kram otot atau bahkan varises.
4. Menganggu proses ereksi dan perkembangan penis
Kapan celana dalam disebut terlalu ketat? Apabila saat ereksi menyebabkan nyeri dan tidak nyaman berarti celana terlalu ketat. Ereksi penis tidak hanya terjadi pada kondisi terjaga. Ketika tidur malam, penis akan mengalami ereksi 3-4 kali dalam semalam. Bila saat itu memakai celana terlalu ketat maka akan menganggu proses ini. Jika berlangsung jangka panjang dan pada masa puber, mungkin saja menganggu pertumbuhan dan perkembangan penis.
5. Mengurangi kesuburan
Kesuburan seorang laki-laki ditandai dengan optimalnya kuantitas dan kualitas sperma. Pembentukan sperma yang disebut spermatogenesis, terjadi di testis (buah zakar). Spermatogenesis akan optimal dalam suhu sekitar 34 derajat, yang lebih rendah dari suhu tubuh lainya. Maka dari itu, untuk menjaga suhu tetap rendah, testis berada di skrotum yang menggantung. Bila memakai celana dalam ketat, testis akan menempel di dengan badan sehingga suhunya akan meningkat (panas), sama dengan suhu badan. Akibatnya produksi sperma bisa turun karena lingkungan yang tidak mendukung.
1. Meningkatkan kelembaban daerah paha dan alat kelamin
Peningkatn kelembaban ini dapat mempermudah timbulnya jamur kulit misalnya kadas (tinea corporis) atau panu (tinea versicolor). Gejalanya adalah gatal, yang bertambah pada saat berkeringat, kulit yang bercak kehitaman atau kemerahan seperti pulau-pulau dengan tepi yang lebih aktif. Walaupun diobati, kalau masih saja lembab tetap saja jamur mudah tumbuh dan kambuhan.
2. Menyebabkan iritasi dan luka lecet
Celana atau celana dalam yang terlalu ketat berisiko iritasi atau lecet. Apalagi bila bahan yang dipakai adalah bahan yang kasar. Risiko iritasi juga bertambah bila penggunanya adalah orang gemuk, sehingga gesekan antar lipatan kulit dan kulit dengan celana akan bertambah.
3. Mengganggu sirkulasi darah
Ketatnya celana akan membuat aliran darah tidak lancar. Sirkulasi darah yang terganggu bisa menyebabkan nyeri kram otot atau bahkan varises.
4. Menganggu proses ereksi dan perkembangan penis
Kapan celana dalam disebut terlalu ketat? Apabila saat ereksi menyebabkan nyeri dan tidak nyaman berarti celana terlalu ketat. Ereksi penis tidak hanya terjadi pada kondisi terjaga. Ketika tidur malam, penis akan mengalami ereksi 3-4 kali dalam semalam. Bila saat itu memakai celana terlalu ketat maka akan menganggu proses ini. Jika berlangsung jangka panjang dan pada masa puber, mungkin saja menganggu pertumbuhan dan perkembangan penis.
5. Mengurangi kesuburan
Kesuburan seorang laki-laki ditandai dengan optimalnya kuantitas dan kualitas sperma. Pembentukan sperma yang disebut spermatogenesis, terjadi di testis (buah zakar). Spermatogenesis akan optimal dalam suhu sekitar 34 derajat, yang lebih rendah dari suhu tubuh lainya. Maka dari itu, untuk menjaga suhu tetap rendah, testis berada di skrotum yang menggantung. Bila memakai celana dalam ketat, testis akan menempel di dengan badan sehingga suhunya akan meningkat (panas), sama dengan suhu badan. Akibatnya produksi sperma bisa turun karena lingkungan yang tidak mendukung.