Hematoma intrakanial adalah pecahnya pembuluh darah di dalam otak atau di antara tengkorak dan otak. Akumulasi darah (hematoma) dapat menempati jaringan otak.
Hematoma intrakranial dapat terjadi karena ketidakmampuan cairan yang mengelilingi otak untuk menyerap kekuatan pukulan atau benturan yang tiba-tiba. Pada kasus benturan yang terlalu kuat, otak dapat bergeser secara paksa pada dinding bagian dalam tengkorak, sehingga menjadi memar.
Hematoma intrakranial adalah kondisi serius dan mungkin mengancam nyawa yang biasanya memerlukan pengobatan yang tepat sesegera mungkin, meskipun cedera pada kepala tampak ringan.
Biasanya, operasi diperlukan untuk mengobati hematoma intrakranial yang bertujuan untuk mengambil akumulasi darah pada jaringan otak. Namun, tidak perlu dilakukan operasi pada hematoma intrakranial dengan ukuran kecil.
Penyebab
Cedera kepala adalah alasan utama di balik terjadinya perdarahan intrakranial (hemorrhage) yang biasanya disebabkan oleh kecelakaan mobil atau sepeda motor atau peristiwa yang tampaknya sepele seperti terbenturnya kepala.
Ada kemungkinan lebih besar untuk trauma kepala ringan yang mungkin dapat mengakibatkan hematoma ketika salah seorang lansia, terutama mereka yang mengonsumsi obat antikoagulan atau anti trombosit, seperti aspirin.
Cedera serius dapat terjadi bahkan jika tidak ada tanda-tanda luka atau memar yang terlihat. Dalam kasus cedera kepala yang dapat menyebabkan hematoma, kemungkinan merupakan subdural, epidural, atau intraparenchymal hematoma.
Gejala
Tanda dan gejala hematoma intrakranial dapat terjadi baik segera atau sampai beberapa minggu atau lebih setelah terjadi benturan kepala. Tekanan pada otak dapat meningkat dari waktu ke waktu, dan menghasilkan beberapa atau semua gejala berikut ini:
1. Muntah
2. Perubahan ukuran pupil
3. Meningkatnya sakit kepala
4. Peningkatan tekanan darah
5. Mengantuk dan kehilangan kesadaran progresif
6. Pusing
7. Kebingungan
8. Kelemahan pada anggota badan pada satu sisi tubuh
Tanda dan gejala berikut ini juga mungkin dapat terjadi pada kasus terakumulasinya darah yang lebih banyak pada otak:
1. Kejang
2. Pingsan
3. Kelesuan
Pengobatan
Beberapa hematoma subdural tidak perlu diambil karena cukup kecil dan tidak menyebabkan munculnya tanda atau gejala. Obat diuretik juga dapat membantu mengontrol pembengkakan otak (edema) setelah cedera kepala.
Operasi
Pengobatan hematoma seringkali membutuhkan operasi. Jenis operasi dapat ditentukan tergantung pada karakteristik hematoma. Pilihan tindakan bedah dapat meliputi:
1. Kraniotomi
Pada kasus hematoma besar mungkin perlu dilakukan pembukaan bagian tengkorak (kraniotomi) untuk menghilangkan darah.
2. Drainase bedah
Jika darah terlokalisir dan tidak terjadi pembekuan yang cukup, dokter mungkin akan membuat lubang melalui tengkorak dan kemudian mengambil cairan dengan pengisapan.
Pemulihan
Obat antikonvulsan seperti fenitoin (Dilantin) dapat diresepkan setelah operasi, untuk mengelola atau menghindari terjadinya kejang pasca trauma. Obat-obatan ini akan terus dikonsumsi selama setahun setelah trauma.
Kecemasan, kesulitan perhatian, masalah tidur, sakit kepala, dan amnesia mungkin dapat terjadi dan sembuh untuk beberapa waktu. Masa pemulihan dapat berkepanjangan dan mungkin tidak dapat pulih secara total.
Pemulihan yang paling mungkin terjadi pada orang dewasa setelah cedera yaitu dalam 6 bulan pertama. Anak-anak sering pulih lebih cepat dan lebih baik daripada orang dewasa.
Artikel yang berkaitan
KEPERAWATAN
- AKUPUNTUR
- Rumus Transfusi Darah
- Pengkajian Keperawatan Sistem Gastrointestinal
- PENGKAJIAN UMUM SISTEM ENDOKRIN
- Seputar Sel Darah Merah ( Eritrosit )
- Diagnosa Keperawatan
- Metode Pengumpulan Data
- Pengkajian Keperawatan
- SEPUTAR HAEMOGLOBIN (Hb)
- Makalah DDST
- Download Grafik Denver II (DDST) Versi Indonesia
- Download Vidio Pemeriksaan Fisik Lengkap
- ANALISA GAS DARAH
- MRI dan Perkembangannya
- ACUTE SUBDURAL HEMATOMA
- Zona Download Materi
- Ebook Keperawatan
- Konsep Dasar Nyeri
- Nama-nama Tulang Pada Manusia
- Membedakan Pilek dengan Flu
- Nyeri adalah persepsi
- Kenapa Asuhan Keperawatan Ditulis Manual dengan Tangan????
- Proses Keperawatan
- Sekilas Tentang Komunikasi Terapetik
INFO KESEHATAN
- AKUPUNTUR
- Rumus Transfusi Darah
- Macam-Macam Jahitan Luka
- Seputar Luka
- Jenis Luka dan Perawatannya
- Terapy Maggot
- Bentuk-Bentuk Kulit Orang Yang Terkena Penyakit Menular Sex
- SEPUTAR HAEMOGLOBIN (Hb)
- Mandi Air Dingin di Pagi Hari Jauh Lebih Baik loh !!!
- Rahasia Kenapa Orang Gila Tidak Pernah Sakit ?
- MRI dan Perkembangannya
- Membedakan Pilek dengan Flu
- Mengenal Gangguan Somatoform dan Disosiatif
- Nyeri adalah persepsi
- Menguak Misteri Kamar Bius
- Kebotakan Khas Pria, Adrogenic Alopecia
- Fordyce's Spot dan Pearly Penile Papule
- Yang Perlu anda ketahui seputar Celana Ketat
- PRIA JUGA MENOPOUSE ???
- Apa itu Dehidrasi ???
- SEPUTAR MUAL DAN MUNTAH
- Peran Radioterapi pada Pengobatan Kanker
- Rahasia Dibalik Bibir Ternyata Bisa Jadi Indikator Kesehatan
- Dibalik Manfaat Puasa Bagi Kesehatan
SISTEM NEUROBEHAVIOUR
- Proses Embriologi
- Makalah DDST
- ASKEP ALZHEIMER
- Download Vidio Pemeriksaan Fisik Lengkap
- Rahasia Kenapa Orang Gila Tidak Pernah Sakit ?
- ACUTE SUBDURAL HEMATOMA
- Prosedur Lumbal Pungsi
- SISTEM KOORDINASI DAN ALAT INDRA PADA MANUSIA
- BIOMEDIK SISTEM NEUROBEHAVIOR
- HAK-HAK KLIEN GANGGUAN JIWA( S. NEUROBIHAVIOR )
- FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESEHATAN JIWA
- TAHAP-TAHAP GANGGUAN JIWA
- FENOMENA SEHAT SAKIT MENTAL
- GANGGUAN JIWA
- CIRI-CIRI SEHAT JIWA
- Kriteria Sehat Jiwa Menurut Para Ahli
- KONSEP SEHAT MENTAL
- Kriteria Sehat Mental Menurut Schneiders
- GANGGUAN SISTEM NEUROBEHAVIOUR STROKE
- Mengenal Sistem NEUROBEHAVIOUR