KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT

Senin, 06 Juni 2011

• Pendahuluan

Pengaturan kebutuhan cairan dan elektrolit dalam tubuh diatur oleh :
  1. Ginjal,
  2. Kulit
  3. Paru
  4. Gastrointestinal
• Volume dan Distribusi cairan tubuh

Volume cairan tubuh
  • Total jumlah volume cairan tubuh (total body water –TBW) kira-kira 60% BB laki-laki dan 50% BB wanita
  • Jumlah volume tergantung pada :
- kandungan lemak
- usiaà semakin tua TBW semakin sedikit (BBL TBW : 70 – 80% BB; 1 tahun tbw 60% BB; pubertas – 39 th TBW pria 60% bb, wanita 52% TBW; 40 – 60 th TBW pria 55% BB, wanita 47% BB, > 60 th pria TBW 52% BB, wanita 46% BB
• Distribusi Cairan
 Cairan tubuh didistribusikan diantara dua kompartemen, yaitu
- intraseluler à 2/3 atau 40% dari BB
- ekstraseluler à 20% dari BB terdiri cairan plasma (cairan intravaskuler) sebanyak 5%, cairan interstitial sebanyak 10 – 15%, dan cairan transeluler sebanyak 1 – 3%
• Fungsi Cairan
  1. Mempertahankan panas tubuh dan pengaturan temperatur tubuh
  2. Transpor nutrien ke sel
  3. Transpor hasil sisa metabolisme
  4. Transpor hormon
  5. Pelumas antar organ
  6. Mempertahankan tekanan hidrostatik dalam sistem kardiovaskuler
• Keseimbangan Cairan
  1. Keseimbangan cairan ditentukan oleh intake dan output cairan
  2. Intake cairan berasal dari minuman dan makanan
  3. Kebutuhan cairan manusia setiap harinya antara 1800 – 2500 ml
  4. Pengeluaran cairan melalui ginjal dalam bentuk urine 1200 – 1500 ml/hari, feses 1500 ml, paru-paru 300 – 500, kulit 600 – 800 ml
• Faktor-faktor yg mempengaruhi keseimbangan cairan dan elektrolit
  • Usia
Berkaitan dengan luas permukaan tubuh, metabolisme yang diperlukan dan BB
  • Temperatur lingkungan
Seseorang dapat kehilangan NaCl melalui keringat sebanyak 15 – 30 g/hari
  • Diit
Tubuh <>

  • Merupakan pengatur utama keseimbangan cairan à menerima 170 L darah setiap hari



  • Produksi urine à 1 ml/kg/jam



  • Jumlah urine yang diproduksi dipengaruhi oleh ADH dan aldosteron


  • b. Kulit
    1. Aktivitas kelenjar keringat diatur oleh saraf simpatis
    2. Rangsangan kelenjar keringat dapat dihasilkan dari aktivitas otot, temperatur lingkungan, dan demam
    3. Isensible Water loss (IWL), sekitar 15 – 20 ml/24/jam
    c. Paru-paru
    1. Menghaslkan IWL sekitar 400 ml/hari
    2. Perubahan kecepatan pernapasan dan kedalaman napas karema pergerakan atau demam à meningkatkan cairan yang hilang
    d. Gastrointestinal
    1. Cairan yang hilang dari gastrointestinal setiap hari sekitar 100 – 200 ml
    2. Perhitungan IWL secara keseluruhan adalah 10 – 15 cc/kg BB/24 jam
    3. Terjadi kenaikan IWL, setiap kenaikan suhu 10 C sebesar 10%
    Hal-hal yang dapat menyebabkan kehilangan cairan yang berlebihan antara lain :
    1. Peningkatan jumlah dan kecepatan pernapasan
    2. Demam
    3. Keringat
    4. Diare
    5. Muntah
    Pada pasien-pasien dengan permasalahan ketidakadekuatan pengeluaran cairan memerlukan pengawasan khusus terhadap:
    1. Jumlah asupan
    2. Jumlah pengeluaran
    • Hasil-Hasil Pengeluaran Cairan
    m Urine
    Proses pembentukan urine
    Cairan Glomerulus
    tubulus
    Ureter
    Vesika urinaria
    Urethra
    urine
    m Keringat
    - Keringat terbentuk bila tubuh manjdi panas karena pengaruh suhu yang panas
    - Kandungan dari keringat : garam, urea, asam laktat, dan ion kalium
    m Feces
    - Feces terdiri dari : air dan zat padat
    - Pengeluaran air melalui feces merupakan pengeluaran cairan yang paling sedikit jumlahnya
    - Jumlah rata-rata pengeluaran cairan melalui feces adalah 100 ml/hari
    • Jenis Cairan
    Cairan Nutrien
    - Cairan nutrien terdiri atas :
    1. Karbohidrat dan air, contoh : dextrose (glukosa), levulose (fruktosa), invert sugar (1/2 dekstrose dan ½ levulose)
    2. Asam amino, contoh : amigen, aminosel, travamin
    3. Lemak, contoh : lipomul, lyposyn
    - Pasien yg istirahat di TT memerlukan sebanyak 450 kalori setiap harinya, dimana cairan nutrien (zat gizi) melalui intravena dapat memenuhi kalori dalam bentuk karbohidrat, nitrogen dan vitamin à penting untuk metabolisme à mengandung 200 – 1500 kalori per liter
    Blood volume Expanders
    - Merupakan bagian dari jenis cairan yang berfungsi meningkatkan volume pembuluh darah setelah kehilangan darah atau plasma.
    - Jenis blood volume expanders antara lain : human serum albumin dan dextran yang memiliki konsentrasi berbeda à memiliki tekanan osmotik à langsung dapat meningkatkan jumlah volume darah
    • Masalah Kebutuhan Cairan
    1. Hipovolemik
     Adalah suatu kondisi akibat kekurangan volume cairan ekstraseluler (CES)
     Disebabkan oleh:
     Kehilangan melalui kulit
     Kehilangan melalui ginjal Syok
     Kehilangan melalui gastrointestinal hipovolemik
     Perdarahan
     Mekanisme kompensasi dengan
     peningkatan rangsangan saraf simpatis(peningkatan frekuensi denyut jantung, kontraksi jantung, tekanan vaskuler
     Rasa haus
     Pelepasan ADH
     Pelepasan aldosteron
     Hipovolemik yang berlangsung lama à GGA
     Gejala Hipovolemik
     Pusing
     Lemah
     Letih
     Anoreksia
     Mual muntah
     Rasa haus
     Gangguan mental
     Konstipasi
     Oliguria
     Penurunan TD
     HR meningkat
     Suhu meningkat
     Turgor kulit menurun
     Lidah kering dan kasar
     Mukosa mulut kering
     Peburunan BB akut
     Mata cekung
     Pengosongan vena jugularis
     Pada bayi dan anak-anak terjadi penurunan jumlah air mata
     Pada pasien syok à pucat, HR cepat dan halus, hipotensi oliguria
    • 2. Hipervolume
     Adalah penambahan/kelebihan volume CES dapat terjadi pada saat :
     Stimulasi kronis ginjal untuk menahan Na dan air
     Fungsi ginjal abnormal à penurunan ekskresi Na dan air
     Kelebihan pemberian cairan
     Perpindahan cairan interstitial ke plasma
     Gejala :
     Sesak napas
     Peningkatan dan penurunan TD
     Nadi kuat
     Asites
     Edema
     Adanya ronchi
     Kulit lembab
     Distensi vena leher
     Irama gallop
    • Manifestasi kelebihan cairan
     Hipervolume (peningkatan volume darah)
     Edema (kelebihan cairan pada interstitial)
     Pitting edema à edema yg berada pada daerah perifer
     Nonpitting edema à tidak terlihat tanda kelebihan cairan ekstrasel
     Edema anasarka à edema yg terdapat di seluruh tubuh
    • KEBUTUHAN ELEKTROLIT
    Elektrolit terdapat diseluruh cairan tubuh
    Cairan tubuh mengandung : oksigen, nutrien, sisa metabolisme à ion
    Beberapa jenis garam dalam air akan dipecah dalam bentuk ion elektrolit à dapat menghantarkan arus listrik
    Ion yang bermuatan positif, disebut kation
    Ion yang bermuatan negatif disebut anion
    • Komposisi Elektrolit Dalam Plasma
     Natrium : 135 – 145 mEq/lt
     Kalium : 3,5 – 5,3 mEq/lt
     Kalsium : 4 – 5 mEq/lt
     Magnesium : 1,5 – 2,5 mEq/lt
     Klorida : 100 – 106 mEq/lt
     Bikarbonat : 22 – 26 mEq/lt
     Fosfat : 2,5 – 4,5 mg/100ml
    • Pengaturan Elektrolit
    1. Pengaturan Keseimbangan Natrium
    m Kation paling banyak di dalam cairan ekstrasel
    m Berfungsi mengatur osmolaritas dan volume cairan
    m Konsentrasi cairan ekstrasel diatur oleh ADH dan aldosteron
    m Aldosteron dihasilkan oleh korteks suprarenal, berfungsi mempertahankan keseimbangan konsentrasi natrium dalam plasma dibantu oleh ADH
    m Ekskresi natrium dapat melalui ginjal, sebagaian kecil feses, keringan dan air mata
    • 2. Pengaturan Keseimbangan Kalium
     Merupakan kation utama yang terdapat dalam cairan intrasel
     Keseimbangan kalium diatur oleh ginjal dengan mekanisme perubahan ion natrium dalam tubulus ginjal dan sekresi aldosteron
     Pengaturan keseimbangan kalium melalui 3 langkah :
     Peningkatan konsentrasi kalium dalam ekstrasel à peningkatan produksi aldosteron
     Peningkatan aldosteron à Mempengaruhi jumlah kalium yang disekresi melalui ginjal
     Peningkatan pengeluaran kalium
    • 3. Pengaturan Keseimbangan Kalsium
     Kalsium dlm tubuh berfungsi untuk
     membentuk tulang
     menghantarkan impuls kontraksi otot
     Koagulasi darah
     Membantu kerja enzim pankreas
     Diekskresi melalui urine dan keringat
     Konsentrasi kalsium dalam tubuh diatur oleh hormon paratiroid
    • 4. Keseimbangan Klorida
    ) Mrp anion utama dalam cairan ekstrasel
    ) Fungsi mempertahankan keseimbangan tekanan osmotik dalam darah bersama dengan natrium
    ) Kada normal adalah 95 – 108 mEq/lt
    5. Keseimbangan Magnesium
    ( Merupakan kation terpenting kedua dalam cairan intrasel
    ( Keseimbangannya diatur oleh hormon paratiroid
    ( Konsentrasi dipengaruhi oleh kalsium
    ( Nilai normal 1,5 – 2,5 mEq/lt
    • 6. Keseimbangan Bikarbonat
    Merupakan elektrolit utama larutan buffer dalam cairan ekstrsel dan intrasel
    Diatur oleh ginjal
    7. Keseimbangan Fosfat
    Merupakan anion buffer dlm cairan intrasel dan ekstrasel
    Berfungsi :
     Membentuk gigi dan tulang
     Meningkatkan kegiatan neuromuskuler
     Meningkatkan metabolisme KH
     Pengaturan asam basa
    • Masalah-Masalah Kebutuhan Elektrolit
    Hiponatremia
    Hipernatremia
    Hipokalemia
    Heperkalemia
    Hipokalsemia
    Hiperkalsemia
    Hipomagnesia
    Hipermagnesia
    • Cara Menghitung Tetesan Infus
    Dewasa :
    Juml cairan yg masuk
    Tetesan/menit =
    Lamanya infus (jam) x 3
    Anak :
    Juml cairan yg masuk
    Tetesan/menit =
    Lamanya infus (jam)
    • Contoh
    1. Seorang pasien Tn. X memerlukan rehidrasi dengan 2000 ml infus dalam waktu 4 jam. Berapakah tetesan infus permenitnya?
    2. Seorang anak berumur 4 th memerlukan rehidrasi 500 ml cairan infus dalam waktu 8 jam. Berapakah tetesan infus permenitnya?

    KONSEP KEBUTUHAN DASAR MANUSIA



    TUJUAN
    Mahasiswa mampu :
    1. Menjelaskan tiap komponen hirarki kebutuhan Maslow
    2. Menjelaskan pengkajian untuk identifikasi kebutuhan yang tidak terpenuhi
    3. Mengidentifikasi kondisi aktual dan risiko yang mengancam pemenuhan kebutuhan klien
    4. Mengidentifikasi diagnosa keperawatan yang sesuai akibat tidak terpenuhinya kebutuhan dasar
    5. Menjelaskan implikasi keperawatan dasar untuk memenuhi kebutuhan dasar
    6. Menggambarkan hubungan diantara berbagai tingkat kebutuhan
    7. Faktor yang mempengaruhi prioritas kebutuhan individu

    PENGERTIAN
    Basic Human Needs : “These needs are common to all people and are essential to the health and survival of all people”
    Terpenuhi secara mandiri atau membutuhkan bantuan orang lain
    Menentukan tingkat kesehatan seseorang dan posisinya dalam rentang sehat-sakit

    HIRARKI MASLOW
    Hirarki kebutuhan dasar manusia
    Memahami hubungan di antara kebutuhan dasar manusia dan menentukan prioritas asuhan
    Berdasarkan teori bahwa kebutuhan dasar yaitu :
    • Jika tidak ada menimbulkan sakit
    • Jika ada dapat mencegah sakit atau indikasi sehat
    • Memenuhi kebutuhan mempertahankan kesehatan
    • Ada perasaan kehilangan jika kebutuhan tidak terpenuhi
    • Ada kepuasan jika terpenuhi
    5 tingkat kebutuhan



    • F Kebutuhan fisiologi
    Prioritas paling tinggi
    Penting untuk survival
    Meliputi :
    * Oksigen
    * Cairan
    * Nutrisi
    * Temperatur
    * Eliminasi
    * Tempat tinggal/perlindungan
    * Istirahat
    * Seksualitas
    * Oksigen
    Kebutuhan fisiologi paling essensial
    Tubuh tergantung oksigen untuk survival
    Harus adekuat ditransfer dari lingkungan ke paru-paru, aliran darah dan jaringan tubuh
    Assesment
    J Kaji oksigenasi klien
    J Oksigenasi tidak adekuat :
    - gelisah, bingung, letargi
    - tidak dapat posisi baring
    - RR cepat, dangkal
    - pernafasan cuping hidung, retraksi dinding dada
    - sianosis
    Nursing Implications
    J Perawat harus dapat mengkaji kebutuhan oksigenasi
    J Masalah keperawatan :
    - Bersihan jalan nafas tidak efektif
    - Pola nafas tidak efektif
    - Gangguan pertukaran gas
    J Ditujukan untuk oksigenasi yang adekuat
    * Cairan
    Tubuh membutuhkan keseimbangan intake dan output cairan
    Masuk melalui oral, parenteral dan keluar melalui usus, paru, kulit dan ginjal
    Berbagai umur dapat mengalami gangguan kebutuhan cairan
    Gangguan berupa dehidrasi dan edema
    Assesment
    J Kaji masalah ketidakseimbangan cairan aktual dan risiko
    J Dehidrasi :
    - Turgor kulit buruk
    - Menurunnya output urin
    - Menurunnya salivasi, airmata
    - Bingung, iritabilitas
    J Kelebihan cairan tubuh :
    - Edema
    - Penambahan BB, nafas sesak, HR meningkat
    Nursing implications
    J Tujuan : mempertahankan keseimbangan cairan tubuh dan elektrolit
    J Masalah keperawatan :
    - Defisit volume cairan tubuh
    Fokus tindakan : meningkatkan intake cairan klien
    - Kelebihan volume cairan tubuh
    Fokus tindakan : membatasi intake cairan klien dan memfasilitasi eliminasi cairan tubuh
    * Nutrisi
    Proses metabolisme tubuh meliputi proses pencernaan, penyimpanan nutrisi dan eliminasi produk sampah
    Pencernaan dan penyimpanan nutrisi penting dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi
    Assesment
    J Pertimbangkan intake nutrisi, BB, tonus otot, data laboratorium
    J Kaji : BB menurun, fatig, pucat, gusi bengkak
    Nursing implications
    J Klien butuh nutrisi adekuat untuk melakukan ADL, penyembuhan, mempertahankan kesehatan
    J Masalah keperawatan :
    - Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh
    - Ketidakseimbangan nutrisi : lebih dari kebutuhan tubuh
    J Menentukan intervensi perawat harus memahami proses pencernaan dan metabolisme tubuh
    F Temperatur
    Temperatur normal 37°C±1°C
    Melebihi atau kurang dari normal dapat mengakibatkan injury, efek permanen seperti kerusakan otak bahkan kematian
    Tubuh memiliki respon fisiologi terhadap temperatur yang ekstrem
    Assesment
    J Terekpos suhu dingin yang lama :
    - Tingkat metabolisme dan penggunaan oksigen menurun
    - VS menurun, kesadaran menurun, kulit pucat dan dingin
    J Terekpos panas yang lama :
    - Aktivitas metabolisme dan kebutuhan oksigen meningkat
    - Dehidrasi, disorientasi, koma
    Nursing implications
    J Fokus :
    - mempertahankan temperatur normal tubuh
    - membantu klien menghindari terekpos panas atau dingin
    J Tepid sponge, penggantian cairan dan medikasi
    * Eliminasi
    Eliminasi sampah sisa metabolisme tubuh
    Dikeluarkan melalui paru-paru, kulit, ginjal, dan usus
    Assesment
    J Gangguan eliminasi urin :
    - inkontinensia, retensi, ISK
    J Gangguan eliminasi bowel :
    - konstipasi, diare
    - akibat perubahan diet
    Nursing implications
    J Intervensi dapat sederhana ataupun kompleks
    J Perubahan diet, memasang kateter, huknah/enema
    * Tempat tinggal/perlindungan
    Tempat tinggal yang memadai, dapat memberikan perlindungan
    Assesment
    J Identifikasi faktor risiko rumah dan lingkungan rumah klien :
    - temperatur, ventilasi
    J Identifikasi faktor risiko terjadinya injury
    Nursing implications
    J Perawat membuat rujukan kepada dinas sosial
    J Perawat membantu klien dan keluarga memodifikasi rumah dan lingkungan
    J Menjelaskan pada klien hubungan antara lingkungan rumah dan kesehatan
    * Istirahat
    Setiap orang membutuhkan istirahat teratur
    Kebutuhan istirahat bervariasi tergantung pada status kesehatan, aktivitas , gaya hidup dan usia
    Istirahat merupakan salah satu metode untuk mengurangi stress
    Assesment
    J Insufisiensi tidur :
    - perubahan perilaku : mata cekung, fatig, kurang motivasi, tidak dapat konsentrasi, gelisah, iritabilitas
    Nursing implications
    J Rencanakan dengan klien jadwal istirahat
    J Gunakan metode untuk meningkatkan istirahat : relaksasi
    J Atasi faktor penyebab klien tidak dapat istirahat
    * Seksualitas
    Kebutuhan fisiologi dasar yang menempati prioritas tertinggi
    Dipengaruhi oleh umur, sosial budaya, etik, nilai, harga diri dan tingkat kesejahteraan, status kesehatan
    Tidak hanya meliputi sek secara fisik tetapi meliputi emosi, sosial dan spiritual
    Assesment
    J Dapat dilihat dari perilaku :
    - masturbasi
    - overeating, overwork
    - depresi, berduka, perubahan gaya hidup
    Nursing implications
    J Mempertimbangkan umur, maturitas, tinkat perkembangan, nilai, kebiasaan, status kesehatan dalam menyelesaikan sexual disfunction
    F Kebutuhan keamanan dan keselamatan
    Meliputi :
    * Keamanan dan keselamatan fisik
    * Keamanan dan keselamatan psikologi
    * Keamanan dan keselamatan fisik
    Mengurangi dan menghilangkan ancaman
    Ancaman dapat berupa sakit, kecelakaan, bahaya atau terekpos lingkungan
    Kadang lebih diutamakan daripada kebutuhan fisiologi
    Assesment
    J Pertimbangkan ancaman aktual dan risiko :
    - Imobilisasi
    - Luka
    - Masalah kesehatan dimensi lain
    - Isolasi sosial
    J Kaji lingkungan klien : rumah sakit dan tempat tinggal
    Nursing implications
    J Identifikasi awal data masalah Risiko tinggi injury
    J Berikan pendidikan kesehatan pada klien dan keluarga
    J Pertahankan penggunaan fasilitas rumah sakit untuk mencegah injury
    J Observasi klien
    * Keamanan dan keselamatan psikologi
    Memahami apa yang diharapkan orang lain
    Memahami apa yang ingin dicapai dari suatu tindakan, pengalaman baru dan lingkungan
    Assesment
    J Perawat mengartikan bahasa dan perilaku klien
    J Klien bereaksi dengan berbagai cara dalam menghadapi stress
    J Perilaku klien kadang berubah sama sekali
    Nursing implications
    J Gunakan metode teaching untuk masalah Tidak efektifnya koping individu/keluarga
    J Diskusikan dengan klien/keluarga apa yang diharapkan untuk mengurangi cemas
    J Tingkatkan partisipasi klien/keluarga dalam pemberian asuhan keperawatan
    J Lindungi klien berisiko dari bahaya
    F Kebutuhan mencintai dan memiliki
    Perasaan dicintai oleh keluarga dan diterima oleh komunitas
    Ada setelah kebutuhan fisiologi dan keamanan terpenuhi
    Klien sakit atau dengan injury berisiko tidak terpenuhinya kebutuhan mencintai dan memiliki
    Assesment
    J Dapat terjadi pada berbagai umur
    J Respon berbeda tiap individu
    J Perilaku klien hampir sama dengan respon terhadap stress
    J Identifikasi perubahan dalam keluarga
    J Perhatikan perubahan fisik dan tingkah laku
    J Periode yang lama : irritable, menarik diri, perubahan kebiasaan kerja
    Nursing implications
    J Tingkatkan kesempatan untuk berinteraksi
    J Libatkan klien dalam asuhan keperawatan
    J Berikan kesempatan yang lebih banyak pada klien
    F Kebutuhan harga diri
    Perasaan dihargai orang lain
    Berhubungan dengan memiliki kekuatan, prestasi, kompetensi, kepercayaan diri, kemandirian
    Kebutuhan pengakuan dan penghargaan dari orang lain
    Jika terpenuhi : percaya diri dan perasaan berguna
    Jika tidak terpenuhi : helpless dan rendah diri
    Assesment
    J Adanya perubahan peran
    J Adanya perubahan kemandirian dan hubungan dengan orang lain
    J Adanya perubahan gambaran diri
    J Adanya perasaan helpless, rendah diri, self critical, apatis, hopeless
    J Perasaan takut gagal
    Nursing implications
    J Dimulai saat kontak pertama klien-perawat
    J Hargai klien sebagai seorang individu
    J Libatkan support sistem
    J Bantu klien memenuhi kebutuhan yang lain
    F Kebutuhan aktualisasi diri
    Level kebutuhan yang paling tinggi
    Level kebutuhan dibawahnya terpenuhi, kebutuhan aktualisasi diri terpenuhi
    Ada keseimbangan antara kebutuhan klien, stressor, kemampuan beradaptasi terhadap perubahan tubuh dan lingkungan
    Karakteristik aktualisasi diri :
    J Memecahkan masalah sendiri
    J Membantu orang lain memecahkan masalah
    J Menerima saran orang lain
    J Memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik sebagai pendengar dan komunikator
    J Menikmati privacy
    J Mencari pengalaman dan pengetahuan baru
    J Memiliki kepercayaan dalam kemampuan dan mengambil keputusan
    J Mengantisipasi masalah dan berhasil
    J Menyenangi diri sendiri
    Assesment
    J Sakit, injury, kehilangan orang yang dicintai, perubahan peran dan status
    J Perasaan frustasi karena tidak dapat mengambil keputusan, tidak dapat berkreativitas dan tergantung pada orang lain
    Nursing implications
    J Mengembalikan aktualisasi diri klien
    J Dorong klien mengambil keputusan sebisa mungkin
    J Libatkan klien dalam asuhan keperawatan
    J Berikan kesempatan pada klien untuk berkreativitas
    J Hargai privacy klien
    APLIKASI TEORI KEBUTUHAN DASAR
    Dasar asuhan keperawatan pada semua umur dan berbagai tempat pelayanan kesehatan
    Aplikasi : berfokus pada kebutuhan individu
    Memahami hubungan kebutuhan yang berbeda pada individu
    Memenuhi 2 kebutuhan atau lebih dalam satu waktu
    F Hubungan diantara kebutuhan
    Kadang tidak realistik memenuhi kebutuhan sesuai urutan hirarki
    Pada individu yang berbeda terdapat perbedaan level kebutuhan
    Saat melakukan pengkajian dan perencanaan perawat jangan berasumsi bahwa kebutuhan level yang lebih bawah selalu menjadi prioritas
    Rencana asuhan keperawatan bersifat individu
    F Simultan dalam memenuhi kebutuhan
    Susun prioritas setelah identifikasi kebutuhan klien
    Set prioritas tidak berarti perawat hanya memenuhi satu kebutuhan pada satu waktu
    Kebutuhan yang lain dipenuhi secara simultan
    F Faktor yang mempengaruhi prioritas kebutuhan
    Asuhan keperawatan lebih fokus dan efektif
    Situasi yang mengancam kehidupan menempati prioritas tertinggi
    Dipengaruhi oleh :
    J Kepribadian dan mood
    J Persepsi klien
    J Struktur keluarga
    J Pertimbangkan hubungan diantara kebutuhan dasar
    Libatkan klien dan keluarga dalam perencanaan

    ELIMINASI FEKAL


    ELIMINASI FEKAL



    Pendahuluan
     Eliminasi produk sisa pencernaan yang teratur merupakan aspek penting untuk fungsi normal tubuh.
     Perubahan eliminasi dapat menyebabkan masalah pada sistem gastrointestinal dan sistem tubuh lainnya.
     Pengeluaran feses yang sering, dalam jumlah besar dan karakteristiknya normal biasanya berbanding lurus dengan rendahnya insiden kanker kolorektal (Robinson & Weigley, 1989).
     Apa yang dimaksud dengan Proses Defekasi ????
     Defekasi adalah proses pembuangan atau pengeluaran sisa metabolisme berupa feses dan flatus yang berasal dari saluran pencernaan melalui anus.
     Refleks dalam Proses Defekasi
     Refleks Defekasi Intrinsik
    Berawal dari feses yang masuk rektum sehingga terjadi distensi rektum, yang kemudian menyebabkan rangsangan pada fleksus mesenterika dan terjadilah gerakan perilstaltik.
    Feses toba di anus, secara sistematis spingter interna relaksasi maka terjadilah defekasi
     Refleks Defekasi Parasimpatis
    Feses yang masuk ke rektum akan merangsang saraf rektum yang kemudian diteruskan ke spinal cord.
    Dari spinal cord kemudian dikembalikan ke kolon desenden, sigmoid dan rektum yang menyebabkan intensifnya peristaltik, relaksasi spinter internal, maka terjadilah defekasi.
     Dorongan feses juga dipengaruhi oleh :
    Kontraksi otot abdomen
    Tekanan diafragma
    Kontraksi otot elevator
     Defekasi dipermudah oleh fleksi otot femur dan posisi jongkok.
     Gas yang dihasilkan dalam proses pencernaan normalnya 7 – 10 liter/24jam.
     Jenis gas yang terbanyak adalah CO2, Metana, H2S, O2 dan Nitrogen.
     Terdiri atas 75% air dan 25% materi padat.
     Feses normal berwarna coklat karena pengaruh sterkobilin, mobilin, dan aktivitas bakteri.
     Bau khas karena pengaruh dari mikroorganisme.
     Konsistensi lembek namun berbentuk.
     Faktor Faktor yang mempengaruhi Proses Defekasi
     Usia
     Diet
     Intake Cairan
     Aktivitas
     Fisiologis
     Pengobatan
     Gaya Hidup
     Prosedur Diagnostik
     Penyakit
     Anestesi &Pembedahan
     Nyeri
     Kerusakan sensorik dan motorik
     Pada usia bayi lambung kecil, enzim pencernaan sedikit.
     Makanan melewati saluran pencernaan dengan cepat karena gerakan perilstaltik berlangsung dengan cepat, kontrol defekasi belum berkembang (neuromuskuler belum berkembang)
     Pada usia lanjut gigi mulai berkurang, jumlah enzim dalam saliva dan volume asam lambung menurun, ketidakmampuan mencerna, kontrol defekasi menurun.
     Makanan berserat akan mempercepat produksi feses, banyaknya makanan yang masuk ke dalam tubuh juga mempengaruhi proses defekasi.
     Makanan makanan berikut mengandung serat dalam jumlah tinggi :
    Buah buahan mentah (apel, jeruk)
    Sayur sayuran (bayam, kangkung, kubis)
    Sayur sayuran mentah (seledri, mentimun)
    Gandum utuh (sereal, roti).
     Makanan yang menghasilkan gas : bawang, kembang, kol, dan buncis à menstimulasi peristaltik.
     Gas yang dihasilkan membuat dinding usus berdistensi, meningkatkan motilitas kolon.
     Makanan pedas à meningkatkan peristaltik à dapat menyebabkan pencernaan tidak berlangsung dan feses menjadi encer.
     Asupan cairan yang tidak edekuat atau gangguan yang menyebabkan kehilangan cairan (muntah) mempengaruhi karakter feses.
     Cairan mengencerkan isi usus, memudahkan bergerak melalui kolon.
     Intake cairan yang kurang à feses keras à absorbsi cairan meningkat.
     Minuman ringan yang hangat dan jus buah memperlunak feses dan meningkatkan peristaltik.
     Aktivitas fisik meningkatkan peristaltik, imobilisasi menekan motilitas kolon.
     Tonus otot abdomen, pelvis dan diafragma akan sangat membantu proses defekasi.
     Gerakan peristaltik akan memudahkan bahan feses bergerak sepanjang kolon.
     Individu yang mengalami kecemasan, ketakutan atau marah à stress à pertahanan tubuh.
     Upaya pertahanan tubuh à nutrisi >> à proses pencernaan dipercepat dan peristaltik meningkat à diare.
     Depresi à sistem saraf otonom memperlambat impuls saraf dan peristaltik menurun.
     Beberapa obat dapat mengakibatkan diare dan konstipasi.
     Laksatif dan katartik melunakkan feses dan meningkatkan peristaltik.
     Penggunaan katartik dalam jangka waktu lama menyebabkan usus besar kehilangan tonus ototnya à kurang responsif terhadap stimulasi.
     Penggunaan laksatif berlebihan à diare berat à dehidrasi dan kehilangan cairan dan elektrolit.
     Kebiasaan untuk melatih pola BAB sejak kecil secara teratur, fasilitas BAB, dan kebiasaan menahan BAB.
     Seiring dengan meningkatnya usia kehamilan dan ukuran fetus, tekanan diberikan pada rektum.
     Obtruksi sementara akibat keberadaan fetus mengganggu pengeluaran feses.
     Wanita hamil yang sering mengejan selama defekasi dapat menyebabkan hemoroid yang permanen.
     Klien yang akan dilakukan prosedur diagnostik biasanya dipuasakan atau dilakukan klisma dahulu.
     Beberapa penyakit pencernaan dapat menimbulkan diare atau konstipasi.
     Anestesi umum dapat menghalangi impuls parasimpatis à ileus usus à 24-48 jam.
     Pengalaman nyeri waktu BAB à hemoroid, fraktur os pubis, episiotomi à mengurangi keinginan untuk BAB.
     Kerusakan spinal cord dan injuri kepala akan menimbulkan penurunan stimulus sensorik untuk defekasi.
     Faktor Faktor yang mempengaruhi Eliminasi
    Faktor yang meningkatkan Eliminasi :
     Lingkungan yang bebas
     Kemampuan untuk mengikuti pola defekasi pribadi, privasi.
     Diet tinggi serat
     Asupan cairan normal (jus buah, cairan hangat)
     Olahraga
     Kemampuan untuk mengambil posisi jongkok
     Laksatif atau katartik secara tepat.
    Faktor yang merusak eliminasi :
     Stress emosional
     Gagal mencetuskan refleks defekasi, kurang waktu atau kurang privasi
     Diet tinggi lemak, tinggi KH
     Asupan cairan berkurang
     Imobilitas atau tidak aktif
     Tidak mampu jongkok, mis : usila, deformitas muskulo, nyeri defekasi
     Penggunaan analgesik narkotik, antibiotik dan anestesi umum serta penggunaan katartik secara berlebihan.
    1. Konstipasi
    2. Fecal Impaction
    3. Diare
    4. Inkontinensia Alvi
    5. Flatulen
    6. Hemoroid
     Gangguan eliminasi yang diakibatkan adnya feses yang kering dan keras melalui usus besar.
     Biasanya disebabkan oleh pola defekasi yang tidak teratur, penggunaan laksatif yang lama, stress psikologis, obat obatan, kurang aktivitas, usia.
     Masa feses yang keras dilipatan rektum yang diakibatkan oleh retensi dan akumulasi material feses yang berkepanjangan.
     Disebabkan oleh konstipasi, intake cairan yang kurang, kurang aktivitas, diet rendah serat, dan kelemahan tonus otot.
     Tanda impaksi yang jelas adalah ketidakmampuan mengeluarkan feses selama beberapa hari, walaupun terdapat keinginan berulang untukmelakukan defekasi.
     Keluarnya feses cairan dan meningkatkan frekuensi buang air besar akibat cepatnya Chyme melewati usus besar, sehingga usus besar tidak mempunyai waktu yang cukup untuk menyerap air.
     Disebabkan oleh stres fisik, obat obatan, alergi, penyakit kolon dan iritasi intestinal.
     Kondisi Penyebab Diare
     Hilangnya kemampuan otot untuk mengontrol pengeluaran feses dan gas melalui spinter anus akibat kerusakan spinter atau persarafan di daerah anus.
     Penyebab : penyakit neuromuskuler, trauma spinal cord, tumor spinter anus eksterna.
     Flatus yang berlebihan di daerah intestinal sehingga menyebabkan distensi intestinal.
     Disebabkan konstipasi, penggunaan obat obatan (barbiturat, penurunan anxietas, penurunan aktivitas intestinal), mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung gas dapat berefek anesteri.
     Pelebaran vena di daerah anus sebagai akibat peningkatan tekanan di daerah tersebut.
     Penyebab : konstipasi kronis, peregangan maksimal saat defekasi, kehamilan dan obesitas.
    Tindakan apa yang bisa dilakukan untuk
    membantu klien BAB ?????
     Melakukan Enema (Huknah)
    Definisi
    Memasukkan larutan kedalam rektum dan
    kolon.
    Tujuan :
    1. Untuk meningkatkan defekasi dengan merangsang peristaltik
    2. Untuk melunakkan feses yang telah mengeras atau untuk mengosongkan rektum dan kolon bawah untuk prosedur diagnostik atau pembedahan.
     Macam macam huknah
     Huknah rendah
     Huknah Tinggi
     Huknah Gliserin
     Huknah Rendah
    Definisi :
    Memasukkan cairan melalui anus
    sampai ke kolon sigmoid.
    Tujuan :
    1) Merangsang peristaltik usus
    2) Mengosongkan usus sebagai persiapan tindakan operasi, colonoscopy
    3) Tindakan pengobatan
     Huknah Tinggi
    Definisi :
    Memasukkan cairan melalui anus
    (rectum) sampai ke kolon asenden.
    Tujuan :
     Membantu untuk mengeluarkan feses akibat adanya konstipasi atau fekal impaksi
     Membantu defekasi yang normal sebagai bagian dari bowel training program
     Tindakan pengobatan/pemeriksaan diagnostik
     Persiapan alat alat
     Baki besar berisi semua peralatan huknah
     Perlak dilengkapi dengan alasnya
     Irigator lengkap
     Cairan hangat (air biasa/air sabun)
     NeirbekkenPelicin (Vaselin)
     Semua peralatan Eliminasi (BAB),lihat penuntun belajar kebutuhan eliminasi
     Baskom berisi larutan klorin 0,5%
     Hand Scoon 1 buahBarak shot
     Sampiran
     Selimut mandi
     Rectum Kanule
     Klem bila diperlukan
     Pelaksanaan
     Persiapan alat
     Persiapan diri
     Persiapan pasien
     Pintu ditutup,kemudian sampiran dipasang
     Alas bokong dipasang
     Pasang selimut mandi,pakainan pasien bagian bawah ditangggalkan,dan posisi sim
     Petugasa pakai hand Scoon
     Irigator isi dengan cairan hangat
     Recyum kanule pasang pada ujung selang yang sebelumnya sudah diolesi vaselin
     Irigator pegang dengan tangan kiri ± 50 cm dari tempat tidur
     Masukan kanule sampai Colon Desendent dengan tangan secara perlahan-lahan
     Klem dibuka cairan masukan perlahan-lahan
     Cairan sudah habis selang di klem,kanule dicabut
     Kanule dilepas masukan ke dalam bengkok/langsung masukan dalam larutan klorin 0,5%
     Pasien tetap pada posisi sim
     Pispot pasang,apabila pasien menginginkan untuk BAB posisi dirubah menjadi posisi dorsal recumbent
     Pasien diperkenankan untuk cebok sendiri atau oleh petugas (lihat penuntun belajar eliminasi)
     Pakaian bawah pasien dipasang kembali
     Alat dibereskan,masukan kelarutan klorin 0,5%
     Petugas cuci tangan
     Huknah Gliserin
    Definisi
    Memasukkan cairan melalui anus
    kedalam kolon sigmoid dengan
    menggunakan spuit gliserin
    Tujuan :
     Sebagai tindakan pengobatan
     merangsang buang air besar
     Melunakkan feses
     Persiapan Alat
     Selimut mandi
     Perlak dan pengalas
     Spuit gliserin
     Bengkok
     Gliserin dalam tempatnya yang direndam air panas
     Mangkok kecil
     pispot
     Sampiran
     Tissue
     Waslap
     Handuk
     Sabun
     Prosedur Pelaksanaan
     Jelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan.
     Pasang sampiran
     Pasang selimut mandi dan tarik selimut tidur
     Lepas pakaian bagian bawah
     Atur posisi :
     Dewasa : miring kekiri dengan lutut kanan fleksi
     Infant dan anak : dorsal recumbent dibawahnya diberi pispot
     Pasang alas dan perlaknya
     Teteskan gliserin pada punggung tangan untuk memeriksa kehangatan kemudian tuangkan ke mangkok kecil.
     Isi spuit gliserin 10 sampai 20 cc dan keluarkan udara.
     Pada pasien posisi miring dorong bokong keatas dengan tangan kiri dan tangan kanan memasukkan spuit perlahan lahan sampai ke rectum dan pasang bengkok.
     Masukkan spuit gliserin 7 sampai 10 cm dewasa dan 5 sampai 7,5 untuk anak serta 2,5 – 3,75 cm untuk infant.
     Masukkan gliserin perlahan lahan sambil menganjurkan pasien untuk tarik nafas panjang dan dalam.
     Spuit dicabut dan diletakkan dalam bengkok.
     Membantu pasien BAB
     Ambil pispot
     Bersihkan daerah perianal pada pasien yang BAB diatas pispot.
     Tarik alas dan perlak
     Ganti selimut mandi dan selimut tidur
     Ganti pakaian bagian bawah
     Buka sampiran
     Rapikan alat kemudian cuci tangan
     dokumentasikan
     Mengeluarkan feses secara manual
    Definisi
    Mengeluarkan feses secara manual atau dengan
    jari adalah tindakan memasukkan jari perawat
    Kedalam rectum klien untuk mengambil,
    menghancurkan massa feses dan
    mengeluarkannya dalam bentuk yang
    telah hancur.
    Tujuan :
    membantu mengeluarkan feses yang keras
    dari rectum.
     Indikasi
     Massa feces terlalu besar sukar untuk keluar secara volunter.
     Pemberian enema tidak berhasil
     Klien lansia
     Imobilisasi
    Kontraindikasi : klien dengan masalah
    kardiovaskuler (dapat terjadi aritmia
    jantung)
     Persiapan alat
     Handscone
     Vaselin atau minyak kelapa
     Pispot
     Alas bokong
     Bengkok
     Bangku untuk pispot
     Tissue
     Sampiran
     Baskom berisi air
     Waslap
     Handuk
     Sampiran
     Sabun
     Selimut mandi
     Prosedur pelaksanaan
     Jelaskan tujuan prosedur
     Membawa alat mendekat pasien
     Tutup jendela, pasang sampiran
     Memasang selimut mandi dan menurunkan selimut tidur
     Memasang alas di bwah bokong
     Membuka pakaian bawah pasien
     Anjurkan pasien untuk miring kekiri dengan lutut sedikit fleksi
     Mencuci tangan
     Memakai sarung tangan
     Jari tangan diolesi vaselin
     Masukkan jari telunjuk sampai rectum dan perlahan lahan masukkan jari kedalam
     Jika feses keras, gerakkan jari untuk menghancurkan feces.
     Keluarkan feces dan letakkan feces ke pispot
     Sebelum memulai memasukkan jari periode berikutnya kaji tanda tanda kelelahan, diaporesis.
     Bersihkan daerah perianal dengan tissue
     Lepaskan sarung tangan
     Gunakan waslap untuk membersihkan perianak dengan air sabun
     Bilas dengan air bersih
     Keringkan dengan handuk
     Lepas alas bokong
     Kenakan kembali pakaian pasien
     Mengangkat selimut mandi dan menarik kembali selimut tidur pasien
     Ganti linen jika kotor
     Merapikan pasien
     Buka sampiran
     Bersihkan pispot
     Cuci tangan
     Dokumentasikan warna, bau dan konsistensi feces

    Artikel yang berkaitan



    Posting Komentar