MRI dan Perkembangannya

Minggu, 20 November 2011

Untuk orang awam tentang medis mungin alat ini benar benar asing, kecuali bagi orang yang udah sering bolak balik masuk rumah sakit :p. Langsung aja kita bahas tentang MRI dari awal penemuan, cara kerja, dan lain lainnya. Cekidot.


Apakah itu MRI ?

Magnetic Resonance Imaging (MRI) merupakan suatu teknik penggambaran penampang tubuh berdasarkan perinsip resonansi magnetic inti atom hydrogen. Untuk mengetahui lebih lanjut, Magnetic Resonance Imaging (MRI) adalah suatu alat kedokteran di bidang pemeriksaan diagnostik radiologi , yang menghasilkan rekaman gambar potongan penampang tubuh / organ manusia dengan meng-gunakan medan magnet berkekuatan antara 0,064 – 1,5 tesla (1 tesla = 1000 Gauss) dan resonansi getaran terhadap inti atom hidrogen.
Gambar MRI


Perkembangan MRI

Pada tahun 1946, Felix Bloch dan Purcell mengemukakan teori, bahwa inti atom bersifat sebagai magnet kecil, dan inti atom membuat spinning dan precessing. Dari hasil penemuan kedua orang diatas kemudian lahirlah alat Nuclear Magnetic Resonance (NMR) Spectrometer, yang penggunaannya terbatas pada kimia saja.

Setelah lebih dari sepuluh tahun Raymond Damadian bekerja dengan alat NMR Spectometer, maka pada tahun 1971 ia menggunakan alat tersebut untuk pemeriksaan pasien. Pada tahun 1979, The University of Nottingham Group memproduksi gambaran potongan coronal dan sagittal (disamping potongan aksial) dengan NMR. Selanjutnya karena kekaburan istilah yang digunakan untuk alat NMR dan di bagian apa sebaiknya NMR diletakkan, maka atas saran dari AMERICAN COLLEGE of RADIO-LOGI (1984), NMR dirubah menjadi Magnetic Resonance Imaging ( MRI) dan diletakkan di bagian Radiologi.


Cara Kerja MRI

Seperti yang kita ketahui bahwa Tubuh manusia sebagian besar terdiri dari air ( H2O) yang mengandung 2 atom hydrogen yang memiliki no atom ganjil ( 1) yang pada intinya terdapat satu proton. Inti hydrogen merupakan kandungan inti terbanyak dalam jaringan tubuh manusia yaitu 1019 inti/ mm3 , memiliki konsentrasi tertinggi dalam jaringan 100 mmol/ Kg dan memiliki gaya magnetic terkuat dari elemen lain.

Dalam aspek klinisnya, perbedaan jaringan normal dan bukan normal didasarkan pada deteksi dari kerelatifan kandungan air ( proton hydrogen ) dari jaringan tersebut. Sehingga melalui MRI dapat diketahui apakah di dalam tubuh pasien terdapat kanker yang notabene merupakan jaringan tidak normal dalam tubuh manusia.

Berdasarkan dari kondisi yang ada maka, prinsip dasar dari cara kerja suatu MRI adalah Inti atom Hidrogen yang ada pada tubuh manusia (yang merupakan kandungan inti terbanyak dalam tubuh manusia) berada pada posisi acak (random), ketika masuk ke dalam daerah medan magnet yang cukup besar posisi inti atom ini akan menjadi sejajar dengan medan magnet yang ada. Kemudian inti atom Hidrogen tadi dapat berpindah dari tingkat energi rendah kepada tingkat energi tinggi jika mendapatkan energi yang tepat yang disebut sebagai energi Larmor.
Ketika terjadi perpindahan inti atom Hidrogen dari tingkat energi rendah ke tingkat energi yang lebih tinggi akan terjadi pelepasan energi yang kemudian ini menjadi unsur dalam pembentukan citra atau dikenal dengan istilah Free Induction Decay (FID). Secara sederhana prinsip tadi dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

Tingkatan Energi Sebuah Inti Atom dengan Nomer Spin
Quantum 3
Kemudian perilaku atom Hidrogen lainnya ketika masuk kedalam daerah medan magnet yang cukup besar adalah dia akan melakukan presisi ketika di dalam medan magnet tadi diberikan lagi medan magnet pengganggu yang frekuensinya dapat diubah-ubah sehingga dengan peristiwa tersebut dapat dihasilkan signal FID yang akan dirubah kedalam bentuk pencitraan. Hal ini dapat dilihat pada gambar di bawah ini

Presisi inti atom Hidrogen ketika diberikan pulse berupa medan
magnet dengan frekuensi berubah-ubah

Secara ringkas, proses terbentuknya citra MRI dapat digambarkan sebagai berikut: Bila tubuh pasien diposisikan dalam medan magnet yang kuat, inti-inti hidrogen tubuh akan searah dan berotasi mengelilingi arah/vektor medan magnet. Bila signal frekuensi radio dipancarkan melalui tubuh, beberapa inti hidrogen akan menyerap energi dari frekuensi radio tersebut dan mengubah arah, atau dengan kata lain mengadakan resonansi. Bila signal frekuensi radio dihentikan pancarannya, inti-inti tersebut akan kembali pada posisi semula, melepaskan energi yang telah diserap dan menimbulkan signal yang ditangkap oleh antena dan kemudian diproses computer dalam bentuk radiograf.


Diagram Blok Proses MRI




Instrumen MRI

Penampang MRI



Secara garis besar instrumen MRI terdiri dari:
  1. Sistem magnet yang berfungsi membentuk medan magnet. Agar dapat mengoperasikan MRI dengan baik, kita perlu mengetahui tentang : tipe magnet, efek medan magnet, magnet shielding ; shimming coil dari pesawat MRI tersebut ; 
  2. Sistem pencitraan berfungsi membentuk citra yang terdiri dari tiga buah kumparan koil, yaitu :a)      Gradien koil X, untuk membuat citra potongan sagittal
    b)      Gardien koil Y, untuk membuat citra potongan koronal
    c)       Gradien koil Z untuk membuat citra potongan aksial
    Bila gradien koil X, Y dan Z bekerja secara bersamaan maka akan terbentuk potongan oblik;
     
  3. Sistem frequensi radio berfungsi mem-bangkitkan dan memberikan radio frequensi serta mendeteksi sinyal  
  4. Sistem komputer berfung-si untuk membangkitkan sekuens pulsa, mengon-trol semua komponen alat MRI dan menyim-pan memori beberapa citra  
  5. Sistem penceta-kan citra, berfungsinya untuk mencetak gambar pada film rongent atau untuk menyimpan citra   


Keunggulan MRI


Magnetic Resonance Imaging (MRI) merupakan modalitas imejing mutakhir yang berkembang pesat sejak diaplikasikan secara klinik pada ± tahun 1980. Seperti pendahulunya (CT Scan), MRI juga merupakan modalitas imejing dengan dasar computer yang menampilkan potongan penampang tubuh sesuai yang kita kehendaki.

Kelebihan dari MRI ini dibandingkan dengan modalitas imejing terdahulu (konvesional, CT, USG) antara lain adalah kemampuan menampilkan detail anatomi secara jelas dalam berbagai potongan (multiplanar) tanpa mengubah posisi pasien.Selain itu hasil pencitraan yang dihasilkan oleh MRI lebih jelas serta dapat dilihat dari berbagai sisi tanpa melibatkan pengunaan radiasi, memberikan hasil tanpa perlu mereposisi pasien, tidak menggunakan kontras untuk sebagian besar pemeriksaan MRI. Fasilitas MRI dilengkapi dengan kemampuan untuk menilai fungsi organ tertentu secara dinamik (Functional MRI), untuk menilai distribusi darah baik di otak maupun di jantung (Perfusion Imaging) serta melihat metabolisme yang ada didalam sebuah tumor (Spectroscopy Imaging).

Berikut merupakan beberapa kelebihan MRI dibandingkan dengan pemeriksaan CT Scan yaitu :
  1. MRI lebih unggul untuk mendeteksi beberapa kelainan pada jaringan lunak seperti otak, sumsum tulang serta muskuloskeletal.
  2. Mampu memberi gambaran detail anatomi dengan lebih jelas.
  3. Mampu melakukan pemeriksaan fungsional seperti pemeriksaan difusi, perfusi dan spektroskopi yang tidak dapat dilakukan dengan CT Scan.
  4. Mampu membuat gambaran potongan melintang, tegak, dan miring tanpa merubah posisi pasien.
  5. MRI tidak menggunakan radiasi pengion.
Mengingat MRI bersifat non invasive,sehingga karena hal tersebut dalam pemeriksaan menggunakan MRI tidak menimbulkan rasa nyeri pada pasien serta dengan menggunakan MRI memberikan informasi yang baik keadaan jaringan lunak, hal tersebut disebabkan karena jaringan lunak yang terdapat dalam tubuh manusia sebagian besar terdiri dari air. Dengan prinsip kerja dari MRI adalah inti atom Hidrogen yang ada pada tubuh manusia (pasien) berada pada posisi acak (random), ketika masuk ke dalam daerah medan magnet yang cukup besar posisi inti atom hidrogen ini akan menjadi sejajar dengan medan magnet yang ada, sehingga benar adanya bila dengan menggunakan MRI didapatkan pencitraan jaringan lunak yang lebih baik dibandingkan dengan menggunakan CT scan.

Selain itu, Berbeda dengan CT Scan yang menggunakaan radiasi pengion, maka pada MRI didasarkan pada interaksi antara gelombang radio dan inti hydrogen tubuh oleh adanya medan magnet yang kuat. Sejak diaplikasikan secara klinik, MRI telah berkembang cepat dan dalam waktu relative singkat telah menjadi modalitas imejing yang memberikan kontribusi yang besar dalam diagnosa khususnya dalam pemeriksaan musculoskeletal system, sumsum tulang, tulang rawan, ligamentum, otot, meniscus, dll.


Apakah pemeriksaan dengan MRI aman ?

Prosedur MRI tidak menimbulkan sakit, kerusakan jaringan dan sebagainya. Namun karena berada di medan magnet yang besar,pada saat pemeriksaan berlangsung akan dapat menarik benda-benda yang bersifat logam, dan menyebabkan tempatnya bergeser .Bisa dibayangkan jika letaknya di dalam tubuh maka akan dapat melukai pasien. Oleh karena itu sangatlah penting diingatkan kepada pasien untuk melepas benda-benda yang bersifat logam sebelum pasien menjalani pemeriksaan MRI. Fasilitas MRI tentu saja mengharuskan operator atau staf radiologi untuk mengetahui keberadaan benda-benda logam di dalam tubuh dengan menanyakan riwayat operasi atau riwayat kesehatan pasien sebelumnya. Benda-benda logam yang ditanamkan di dalam tubuh (implant) antara lain dapat berupa clip pada operasi aneurisma, pacemaker pada jantung, alat bantu dengar (hearing-aid), gigi palsu, dan sebagainya. Pada pasien dengan keadaan-keadaan tersebut diatas prosedur MRI dapat dibatalkan karena takut akan melukai pasien.


Hasil Pencitraan dari MRI


Hasil citra seluruh badan
Hasil citra kepala


Hasil citra lutut


Pengertian

Gambaran klasik hematoma epidural adalah kehilangan kesadaran sementara pada waktu trauma. Gangguan kesadaran ini membaik tanpa kelainan neurologik. Kemudian terjadi gangguan kesadaranyang kedua dengan didahului oleh nyeri kepala. Pada saat trauma, terjadi robekan dan perdarahan dari a. meningea media. Perdarahan kemudian berhenti oleh karena spasme pembuluh darah dan pembentukan gumpalan darah. Beberapa jam kemudian terjadi perdarahan ulang; penumpukan darah di ruang epidural_ini akan melepaskan duramater dari tulang tengkorak. Pada waktu nyeri kepala menghebat dan kesadaran menurun, telah terjadi kenaikan tekanan intrakranial yang kedua. Padasaat ini timbul gejala-gejala distorsi otak. Begitu kemampuan kompensasi ruang intrakranial habis, keadaan umum penderita dengan cepat menurun. Tampak pelebaran pupil ipsilateral (80%), oleh karena herniasi bagian mesial dari lobus temporalis menekan n. okulomotorius. (dr. Leksmono dkk)

- penurunan kesadaran bertambah.
- hemiparesis kontralateral (dapat juga ipsilateral).
- deserebrasi.
Bila keadaan berlanjut tanpa tindakan, timbul
- Pernapasan Cheyne Stokes.
- refleks pupil dan respon kalorik negatif.
- pernapasan paralitik, bradikardi dan akhirnya meninggal.
Trauma secara langsung akan menyebabkan cedera yang disebut lesi primer. Lesi primer ini dapat dijumpai pada kulit dan jaringan subkutan, tulang tengkorak, jaringan otak, saraf otak maupun pembuluh-pembuluh darah di dalam dan di sekitar otak. Pada tulang tengkorak dapat terjadi fraktur linier (±70% dari fraktur tengkorak), fraktur impresi maupun perforasi. Penelitian pada lebih dari 500 penderita trauma kepala menunjukkan bahwa hanya ± 18% penderita yang mengalami fraktur tengkorak. 10 Fraktur tanpa kelainan neurologik, secara klinis tidak banyak berarti.
Perdarahan epidural biasanya terjadi karena robekan arteri/vena meningea media atau cabang-cabangnya oleh fraktur li-nier tengkorak di daerah temporal. Kumpulan darah di antara duramater dan tulang ini akan membesar dan menekan jaringan otak ke sisi yang berlawanan, herniasi unkus dan akhirnya terjadi kerusakan batang otak. Keadaan ini terdapat pada 1 - 3%penderita trauma kapitis dan dapat berakibat fatal bila tidakmendapat pertolongan dalam 24 jam. (dr.Leksmono,dkk)
Sebagai akibat perdarahan pada lapisan otak yang terdapat pada permukaan bagian dalam dari tengkorak. Hematoma epidural sebagai keadaan neurologis yang bersifat emergensi dan biasanya berhubungan dengan linear fracture yang memutuskan arteri yang lebih besar, sehinga menimbulkan perdarahan.Venous epidural hematoma berhubungan dengan robekan pembuluh vena dan berlangsung perlahan-lahan. Arterial hematoma terjadi pada middle meningeal artery yang terletak di bawah tulang temporal. Perdarahan masuk kedalam ruang epidural. Bila terjadi perdarahan arteri maka hematoma akan cepat terjadi.Gejalanya adalah penurunan kesadaran, nyeri kepala, mual dan muntah.Klien diatas usia 65 tahun dengan peningkatan ICP berisiko lebih tinggi meninggal dibanding usia lebih mudah.

Etiologi
Penyebab hematoma epidural biasanya adalah trauma, walaupun perdarahan spontan juga diketahui terjadi. Ini bias terjadi akibat kecelakaan lalu lintas atau jatuh. Hematoma epidural umunya terjadi akibat hantaman pada sisi kepala dan seringkali diakibatkan oleh sebuah fraktur yang melewati saluran artetirial dalam tulang, paling umu pecahnya tulang temporal yang mengganggu arteti meningeal tengah, sebuah cabang carotid eksternal. Sehingga hanya 20 hingga 30% hematoma epidural yang terjadi di luar area tulang temporal.

Manifestasi Klinik
Gejala ditimbulkan oleh hematoma luas. Disebabkan oleh perluasan hematoma. Biasanya terlihat kehilangan kesadaran sebentar pada saat cedera, diikuti dengan pemulihan yang nyata secara perlahan-lahan (interval yang jelas). Ini harus dicatat walaupun interval nyata merupakan karakteristik dari hematoma epidural, hal ini tidak terjadi kira-kira 15% dari pasien dengan lesi tersebut. Selam interval tertentu, kompensasi terhadap hematoma luas terjadi melalui absorpsi cepat CSS dan penurunan folume intravaskuler, yang mempertahankan TIK normal. Ketika mekanisme ini tidak dapat mengompensasi lagi, bahkan peningkatan kecil sekalipun dalam volume bekuan darah menimbulkan peningkatan TIK nyata. Kemudian, sering tiba-tiba, tanda kompresi timbul (biasanya penyimpangan kesadaran dan tanda devisit neurologik fokal seperti dilatasi dan fiksasi pupil atau paralisis eksremitas), dan pasien menunjukan penurunan dengan cepat.

Penatalaksanaan
Setelah penatalaksanaan gawat darurat berdasarkan urutan Airway, Breahing, Circulation, dst, dilakukan operasi untuk mengeluarkan hematom tersebut. Secara beurutan antara lain :
1. Pemeriksaan fisik
Hal terpenting yang pertama kali dinilai ialah status fungsi vital dan status kesadaran pasien. Ini tiaras dilakukan sesegera mungkin bahkan mendahului anamnesis yang teliti.
a. Status fungsi vital
Seperti halnya dengan kasus kedaruratan lainnya, hal terpenting yang dinilai ialah :
o Jalan nafas ¬ airway dan pernafasan ¬ breathing, usahakan agar jalan nafas selalu bebas, bersihkan lendir dan darah yang dapat menghalangi aliran udara pemafasan. Bila perlu dipasang pipa naso/orofaringeal dan pemberian oksigen.
o Nadi dan tekanan darah ¬ cireulation, Infus dipasang terutama untuk membuka jalur intravena : gunakan cairan NaC1 0,9% atau Dextrose in saline.
b. Status kesadaran
Dewasa ini penilaian status kesadaran secara kualitatif, terutama pada kasus cedera kepala sudah mulai ditinggalkan karena subyektivitas pemeriksa; istilah apatik, somnolen, sopor, coma, sebaiknya dihindari atau disertai dengan penilaian kesadaran yang lebih obyektif, terutama dalam keadaan yang memerlukan penilaian/perbandingan secara ketat. Cara penilaian kesadaran yang luas digunakan ialah dengan Skala Koma Glasgow; cara ini sederhana tanpa memerlukan alat diagnostik sehingga dapat digunakan baik oleh dokter maupun perawat. Melalui cara ini pula, perkembangan/perubahan kesadaran dari waktu ke waktu dapat diikuti secara akurat.
c. Status Neurologik Lain
Selain status kesadaran di atas pemeriksaan neurologik pada kasus trauma kapitis terutama ditujukan untuk mendeteksi adanya tanda-tanda fokal yang dapat menunjukkan adanya kelainan fokal, dalam hal ini perdarahan intrakranial.
Tanda fokal tersebut ialah : anisokori. presis/parahisis, refleks patologik sesisi.
d. Hal-hal Lain
Selain cedera kepala, harus diperhatikan adanya kemungkinan cedera di tempat lain; trauma thorax, trauma abdomen, fraktur iga atau tulang anggota gerak harus selalu dipikirkan dan dideteksi secepat mungkin.
2. Pemeriksaan Tambahan
Peranan foto Ro tengkorak banyak diperdebatkan manfaatnya, meskipun beberapa rumah sakit melakukannya secara rutin. Selain indikasi medik, foto Ro tengkorak dapat dilakukan atas dasar indikasi legal/hukum. Foto Rô tengkorak biasa (AP dan Lateral) umumnya dilakukan pada keadaan : defisit neurologik fokal, liquorrhoe, dugaan trauma tembus/fraktur impresi. hematoma luas di daerah kepala. Pada keadaan tertentu diperlukan proyeksi khusus, seperti proyeksi tangensial pada dugaan fraktur impresi, proyeksi basis path dugaan fraktur basis dan proyeksi khusus lain pada dugaan fraktur tulang wajah. Perdarahan intrakranial dapat dideteksi melalui pemeriksaan arterografi karotis atau CT Sean kepala yang lebih disukai, karena prosedurnya lebih sederhana dan tidak invasif, dan hasilnya lebih akurat. Meskipun demikian pemeriksaan ini tidak dapat dilakukan di setiap rumah sakit.
Selain indikasi tersebut di atas, CT Sean kepala dapat dilakukan pada keadaan : perburukan kesadaran, dugaan fraktur basis cranii, kejang.

3. Pengobatan
Beberapa cara dapat dicoba untuk mengurangi edema otak:
a. Hiperventilasi, bertujuan untuk menurunkan paO2 darah sehingga mencegah vasodilatasi pembuluh darah. Selain itu suplai oksigen yang terjaga dapat membantu menekan metabolisme anaerob, sehingga dapat mengurangi kemungkinan asidosis. Bila dapat diperiksa, paO2 dipertahankan > 100 mmHg dan paCO2 di antara 25¬30 mmHg.
b. Cairan hiperosmoler, umumnya digunakan cairan Manitol 10¬-15% per infus untuk "menarik" air dari ruang intersel ke dalam ruang intravaskular untuk kemudian dikeluarkan melalui diuresis. Untuk memperoleh efek yang dikehendaki, manitol harus diberikan dalam dosis yang cukup dalam waktu singkat, umumnya diberikan : 0,5¬1 gram/kg BB dalam 10¬30 menit. Cara ini berguna pada kasus-kasus yang menunggu tindakan bedah. Pada kasus biasa, harus dipikirkan kemungkinan efek rebound; mungkin dapat dicoba diberikan kembali (diulang) setelah beberapa jam atau keesokan harinya.
c. Kortikosteroid, penggunaan kortikosteroid telah diperdebatkan manfaatnya sejak beberapa waktu yang lalu. Pendapat akhir-akhir ini cenderung menyatakan bahwa kortikosteroid tidak/kurang bermanfaat pada kasus cedera kepala. Penggunaannya berdasarkan pada asumsi bahwa obat ini menstabilkan sawar darah otak. Dosis parenteral yang pernah dicoba juga bervariasi : Dexametason pernah dicoba dengan dosis sampai 100 mg bolus yang diikuti dengan 4 dd 4 mg. Selain itu juga Metilprednisolon pernah digunakan dengan dosis 6 dd 1¬5 mg dan Triamsinolon dengan dosis 6 dd 10 mg.
d. Barbiturat, digunakan untuk mem"bius" pasien sehingga metabolisme otak dapat ditekan serendah mungkin, akibatnya kebutuhan oksigen juga akan menurun; karena kebutuhan yang rendah, otak relatif lebih terlindung dari kemungkinan kerusakan akibat hipoksi, walaupun suplai oksigen berkurang. Cara ini hanya dapat digunakan dengan pengawasan yang ketat.
e. Cara lain, pada 24-¬48 jam pertama, pemberian cairan dibatasi sampai 1500¬2000 ml/24 jam agar tidak memperberat edema jaringan. Ada laporan yang menyatakan bahwa posisi tidur dengan kepala (dan leher) yang diangkat 30° akan menurunkan tekanan intrakranial. Posisi tidur yang dianjurkan, terutama pada pasien yang berbaring lama, ialah : kepala dan leher diangkat 30°, sendi lutut diganjal, membentuk sudut 150°, telapak kaki diganjal, membentuk sudut 90° dengan tungkai bawah

Selain obat untuk mengurangi edema otak juga dikenal obat-obat neurotropik. Dewasa ini banyak obat yang dikatakan dapat membantu mengatasi kesulitan/gangguan metabolisme otak, termasuk pada keadaan koma.
a. Piritinol, merupakan senyawa mirip piridoksin (vitamin B6) yang dikatakan mengaktivasi metabolisme otak dan memperbaiki struktur serta fungsi membran sel. Pada fase akut diberikan dalam dosis 800-4000 mg/hari lewat infus. Tidak dianjurkan pemberian intravena karena sifatnya asam sehingga mengiritasi vena.
b. Piracetam, merupakan senyawa mirip GABA - suatu neurotransmitter penting di otak. Diberikan dalam dosis 4-12 gram/ hari intravena.\\
c. Citicholine, disebut sebagai koenzim pembentukan lecithin di otak. Lecithin sendiri diperlukan untuk sintesis membran sel dan neurotransmitter di dalam otak. Diberikan dalam dosis 100-500 mg/hari intravena.

4. Hal-hal lain
Perawatan luka dan pencegahan dekubitus harus mulai diperhatikan sejak dini; tidak jarang pasien trauma kepala juga menderita luka lecet/luka robek di bagian tubuh lainnya. Antibiotika diberikan bila terdapat luka terbuka yang luas, trauma tembus kepala, fraktur tengkorak yang antara lain dapat menyebabkan liquorrhoe. Luka lecet dan jahitan kulit hanya memerlukan perawatan lokal.
Hemostatik tidak digunakan secara rutin; pasien trauma kepala umumnya sehat dengan fungsi pembekuan normal. Perdarahan intrakranial tidak bisa diatasi hanya dengan hemostatik.
Antikonvulsan diberikan bila pasien mengalami kejang, atau pada trauma tembus kepala dan fraktur impresi; preparat parenteral yang ada ialah fenitoin, dapat diberikan dengan dosis awa1250 mg intravena dalam waktu 10 menit diikuti dengan 250-500 mg fenitoin per infus selama 4 jam. Setelah itu diberikan 3 dd 100 mg/hari per oral atau intravena. Diazepam 10 mg iv diberikan bila terjadi kejang. Phenobarbital tidak dianjurkan karena efek sampingnya berupa penurunan kesadaran dan depresi pernapasan. (Dr. Budi Riyanto W.)



DAFTAR PUSTAKA
Riyanto, Budi W. 1992. Penatalaksanaan Fase akut Cedera Kepala, UPF Mental Organik, Rumah Saki' Jiwa Bogor, Bogor

copyright© www.medicastore.com 2004

sumber.http://www.angelfire.com/nc/neurosurgery/ckanak.htm

http://www.Heavy.com/

Zona Download Materi

Sabtu, 19 November 2011

Berikut ini Daftar File yang bisa anda download, silahkan copy paste link pada browser anda atau tulisan KLIK DISINI


Pengkajian Respiratory system

http://www.ziddu.com/downloadlink/5627041/CHEST_PERCUSSION.3gp
http://www.ziddu.com/downloadlink/5627040/SUARA_NAFAS_NORMAL.3gp
http://www.ziddu.com/downloadlink/5627039/SUARA_NAFAS_TAMBAHAN.3gp
http://www.ziddu.com/downloadlink/5626331/CHEST_EXPANSION.3gp
http://www.ziddu.com/downloadlink/5626330/BASIC_RESPIRATORY_EXAM.3gp
http://www.ziddu.com/downloadlink/5626329/CHEST_INPECTION.3gp
Pengkajian Cardiovaskuler :
http://www.ziddu.com/downloadlink/5625031/ANATOMI_JV.jpg
http://www.ziddu.com/downloadlink/5625030/MENGUKUR_JVP_1.jpg
http://www.ziddu.com/downloadlink/5625029/MENGUKUR_JVP_2.jpg
http://www.ziddu.com/downloadlink/5625027/GAMBAR_JVP_MENINGKAT_1.jpg
http://www.ziddu.com/downloadlink/5625026/MENENTUKAN_SUDUT_LOUIS.jpg
http://www.ziddu.com/downloadlink/5625025/CARA_MENGUKUR_JVP.jpg
http://www.ziddu.com/downloadlink/5625024/GAMBAR_JVP_MENINGKAT_2.jpeg
http://www.ziddu.com/downloadlink/5624934/HEART_SOUND_S1_S2.3gp
http://www.ziddu.com/downloadlink/5624933/HEART_SOUND_AUSCULTATION_TECHNIC.3gp
http://www.ziddu.com/downloadlink/5624932/HEART_SOUND_S3_S4_GALLOP_MUR-MUR.3gp
http://www.ziddu.com/downloadlink/5624931/BASIC_CARDIO_EXAM.3gp
http://www.ziddu.com/downloadlink/5624930/HEART_SOUND_NORMAL.3gp
http://www.ziddu.com/downloadlink/5625028/TURBULEN_ILLUSTRATION.3gp


PERAWATAN LUKA :
Konsep perawatan luka terkini, modern dressing (PDF) KLIK DISINI
Penjelasan cara kerja dan contoh alat ganti balut modern / modern dressing (PDF) KLIK DISINI
Diabetic food syndrom, Konsep luka/ulkus diabetes dan prinsip perawatan luka (PDF) KLIK DISINI
COLOSTOMY CARE (PDF) KLIK DISINI
COLOSTOMY CARE (PDF) KLIK DISINI
NANDA , NIC, NOC
Daftar Label NIC terbaru beserta definisinya (PDF) KLIK DISINI
Daftar Label NOC terbaru beserta definisinya (PDF) KLIK DISINI
Tabel Domain NIC (PDF) KLIK DISINI
Format pengkajian keperawatan menggunakan 13 Domain NANDA lengkap !! (PDF) KLIK DISINI
Aplikasi NANDA NIC NOC di RSU Banyumas full text (PDF) KLIK DISINI
Pengkajian Keperawatan Gordon link NANDA Bhs Indonesia (doc) KLIK DISINI
EBOOK GRATIS
Orthopedic Nursing ebook keperawatan lebih dari 200 halaman lengkap cocok untuk referensi (PDF) KLIK DISINI
Tutorial intepretasi Analisa Gas Darah lengkap (PDF) KLIK DISINI
Obat-obat kardiovaskuler dan implikasi keperawatan lengkap (PDF) KLIK DISINI
EKG Guide panduan baca EKG (PDF) KLIK DISINI
Tutorial Ventilator (PDF) KLIK DISINI
Tutorial Ventilator (PDF) KLIK DISINI
Pengkajian neurologi lengkap (PDF) KLIK DISINI
NPPV (PDF) KLIK DISINI
Panduan perawatan STROKE (PDF) KLIK DISINI
Nursing Intervention pada pasien dengan masalah respirasi (PDF) KLIK DISINI
TRAUMATIC BRAIN INJURY (TBI) / CIDERA KEPALA konsep lengkap (PDF) KLIK DISINI
Pendidikan kesehatan kepada pasien materi : UTI (URINARY TRACT INFECTION) / ISK (PDF) KLIK DISINI
SOFTWARE / APLIKASI / ANIMASI NURSING LEARNING
Belajar EKG, aritmia/dysritmia aplikasi interaktif belajar EKG, portable tdk perlu diinstal gratiss KLIK DISINI
Animasi gambar dada gambar jantung, paru, tulang dada gambaran x-ray cocok untuk mengajar KLIK DISINI
Terima kasih anda telah mendownload file di atas, selamat menggunakannya sesuai kebutuhan anda semoga bermanfaat. File yang telah anda download juga dapat diupload dan di gunakan di weblog anda dengan menggunakan layanan ziddu yang gratis.

Download Masteri Kuliah Kebidanan

-
  1. Fisiologi Janin (dr. Sri Wahyu Maryuni, SpOG) [view]
  2. Fisiologi Nifas (dr. M. Yusuf, SpOG) [view]
  3. Hiperemesis Gravidarum (dr. Imelda E.B. Hutagaol, SpOG) [view]
  4. Hiperemesis Gravidarum (dr. Eddy R. Pangaribuan, SpOG) [view]
  5. Janin Dalam Akhir Kehamilan (dr. Noviardi, SpOG) [view]
  6. Kardiotokografi Janin (dr. Zulmaeta, SpOG, KFM) [view]
  7. Laktasi (dr. M. Yusuf, SpOG) [view]
  8. Mekanisme Persalinan Normal (dr. Syukri Delam, SpOG) [view]
  9. PARTOGRAF (dr. Syukri Delam, SpOG) [view]
  10. Pembuahan, Nidasi dan Plasentasi (dr. Zulmaeta, SpOG, KFM) [view]
  11. Perubahan Anatomik Pada Wanita Hamil (dr. Noviardi, SpOG) [view]
  12. Pimpinan Persalinan (dr. Teguh Santoso, SpOG) [view]
  13. Plasenta dan Cairan Amnion (dr. Syamsul Bahri, SpOG) [view]
  14. Fisiologi Haid (dr. M. Yusuf, SpOG) [view]
  15. USG dan CTG Dalam Obstetri (dr. Zulmaeta, SpOG, KFM) [view]
  16. Ketuban Pecah Dini (KPD)/Premature Rupture of Membrane dan Induksi Persalinan [view]
  17. Abortus dan Kelainan Lamanya Kehamilan (dr. Noviardi, SpOG) [view]
  18. Kanker dan Kesehatan Reproduksi (dr. Eddy R. Pangaribuan, SpOG) [view]
  19. Deteksi Dini Kanker (dr. Eddy R. Pangaribuan, SpOG) [view]
  20. Distosia [view]
  21. Endometriosis (dr. Imelda E.B. Hutagaol, SpOG) [view]
  22. Flour Albus dan Sitologi Vagina [view]
  23. Gangguan Dalam Kala III Persalinan [view]
  24. Gangguan Haid dan Siklusnya (dr. Ruza Prima Rustam, SpOG) [view]
  25. Gawat Janin dan Asfiksia Neonatorum [view]
  26. Infeksi Nifas [view]
  27. Infertilitas (dr. Imelda E.B. Hutagaol, SpOG) [view]
  28. Kehamilan Ektopik [view]
  29. Penyakit dan Kelainan Alat Kandungan (dr. Sri Wahyu Maryuni, SpOG) [view]
  30. Kontrasepsi [view]
  31. Mioma Uteri [view]
  32. Mola Hidatidosa [view]
  33. Pemantauan Kesehatan Janin [view]
  34. Penyakit Saluran Nafas Dalam Kehamilan [view]
  35. Penyakit Ginjal dan Saluran Kencing Dalam Kehamilan [view]
  36. Penyakit Kardiovaskuler – Kehamilan (dr. Syukri Delam, SpOG) [view]
  37. Penyakit Serta Kelainan Plasenta dan Selaput Janin [view]
  38. Potensi Kortikosteroid Topikal :: – :: download
  39. Sistem Skoring Diagnosis TB Anak :: – :: download
  40. Jadwal Imunisasi 2007 :: – :: download
  41. Alamat Dinkes :: – :: download
  42. Peraturan Menteri Kesehatan no 512 :: – :: download
  43. Formulir SIP :: – :: download
  44. Tempat Makan di Surabaya :: – :: download (updated! August 15, 2007)Tata Laksana Asma pada Anak :: – :: download
  45. Derajat Serangan Asma pada Anak :: – ::download
  46. Kurva Pertumbuhan Anak :: – :: download
  47. Kartu Deteksi Resiko Alergi :: – :: download
  48. Jadwal KB Suntik 3 Bulan :: – :: download
  49. The International Prostate Symptom Score :: – :: download

Berikut ini kami sajikan beberapa materi yang dapat digunakan sebagai untuk pembuatan Makalah, Landasan Teori, Kajian Pustaka, mapun tugas-tugas lainnya.

Download Leaflet Lengkap

Diit DM (Kepatuhan)download
Alergi download
Antenatal Care (ANC) download
Anemia download
Anemia_Pada_Ibu_Hamil download
ASI_Eksklusif download
Asthma download
Breascare download
Bronchitis download
Campak download
Demam Berdarah Dengue (DBD) download
Diabetes Melitus download
Diare (Gastroentritis) download
Diit Darah Tinggi (Hypertensi) download
Diit Maag (Gastritis) download
Diit_Rendah Protein download
Flu_Burung download
Gagal Ginjal Kronik download
Gastritis download
Gizi (Orang Dewasa) download
Gizi Bumil download
Gizi Seimbang download
Gizi&Tumbang (Kaitannya KMS) download
Gizi_Lansia2 download
Hepatitis&Campak download
Hepatitis download
HIV_AIDS download
Hypertensi (PUS) download
Hypertensi download
Imunisasi (DPT) download
Imunisasi BCG download
Imunisasi Bumil download
Imunisasi download
Imunisasi_Tetanus download
Inhalasi download
Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA) download
Keluarga Berencana download
Kejang_Demam download
Kesehatan Gigi download
Kesling & Jamban download
Latihan Nafas Dalam, dll download
Latihan Nafas Dalam download
Macam-macam Kejang download
Malaria download
MP-ASI download
Narkoba download
Obat Tradisional download
Osteoporosis download
Payudara download
Penanganan Demam download
Perawatan Payudara (Breastcare) download
Perawatan Payudara (Setelah Melahirkan) download
Pemberian Makanan Tambahan (PMT) download
Broncho Pneumonia download
KB (PUS) download
Reumatik-2- download
Rokok download
Scabies download
SPAL download
Stroke download
Tanaman Obat Keluarga (TOGA) download
TBC download
TB-PARU (Sputum) download
Thypus Abdominalus download
Tuberculosis Paru download
Gastritis download
Hernia Inguinalis download
Marasmus download

DOWNLOAD SOP/ Protap Pelayanan di Unit Gawat Darurat yang dapat di-download (format Ms.Word Document) :

1. Pelayanan Visum
2. Pemeliharaan Alat –Alat Keprerawatan Dan Kedokteran
3. Diare Akut
4. Penatalaksaan Perawatan Luka Kecelakaan
5. Penanganan Kasus GE
6. Pengadaan Obat, Bahan Dan Alkes
7. Pemeliharaan Alat –Alat Keperawatan Dan Kedokteran
8. Penanganan Shock Anaphylaktik
9. Penangganan Astma Bronchiale
10. Penangganan Gastritis Akut
11. Triase
12. Menerima Pasien Baru
13. Pengadaan Stok Status Ugd
14. Pengadaan Stok Semua Form Ugd
15. Pengendalian Rekam Medis Pasien Ugd
16. Pengadaan Stok Atk Ugd
17. Demam Tifoid
18. Listrik Padam
19. Penanganan Demam
20. Nebulaizer Oksigenasi
21. Nebulaizer
22. Orientasi Petugas Baru
23. Pemantauan / Observasi Penderita Gawat
24. Pemberian Nomor Regester Ugd
25. Pengobatan Luka Bakar Grade I
26. Pengobatan Luka Tusuk Paku
27. Injeksi Intra Muskular
28. Melakukan Suntikan Subcutan
29. Melakukan Suntikan Intravena
30. Melakukan Suntikan Intracutan
31. Penghisap Lendir Pasien Dewasa
32. Memberikan Oksigen Pada Bayi
33. Memasang Kateter
34. Memasang NGT (Naso Gastril Tube) Atau Penduga Lambung
35. Memasang Infus
36. Pengambilan Dan Penyediaan Spesimen Untuk Dikirim Ke Laboratorium Bagi Pasien UGD
37. Pemeriksaan Fisik
38. Pengukuran Tekanan Darah
39. Penatalaksanaan Luka Robek
40. Penghitungan Jumlah Nadi Dan Pernafasan
41. Pemberian Penyuluhan Secara Individu / Keluarga
42. Pemberian Obat Per Oral
43. Pemberian Obat Per Injeksi
44. Penggunaan Alat Ekg
45. Penangnanan Asma
46. Penggunaan Ambulan Rujukan
47. Penggunaan Ambulan Jenazah
48. Penanganan Tubercolusis
49. Penatalaksanaan Heacting
50. Penatalaksanaan Incise Abses
51. Penalaksanaan Kecelakaan
52. Alur UGD
53. Alur Cidera Kepala
54. Penalaksanaan Corpus Alienum
55. Pengelolaan Sampah Keperawatan
56. Penyedian Air Bersih Puskesmas
57. Pengelolaan Kewaspadaan Universal (UP)
58. Pengelolaan Alkes Setelah Penanganan Jenazah HIV-Aids
59. Penatalaksanaan Jenazah HIV-Aids

Download FUUL & FREE E-Book Berikut ini:
1. Fundamental Nursing Skill by penny hilton (1.255 Kb) download sekarang via 4 share
2. Holistic Nursing A Handbook for practice fourth edition (8.806 Kb) download Sekarang
3. Pedoman Perawatan Pasien by WHO alih bahasa Monica Ester, S.Kp -EGC 2008 (2.607 Kb) download sekarang
Beberapa E-BOOK Keperawatan Gratis dari Keperawatan.net :
silahkan di download:
1. Nursing Entrepreneurs, Turning Initiative Into Independence
2. Cancer in Children and Young People, Acute Nursing Care
3. Health Promotion in Practice
4. Woman’s Health Care in Advance Practice Nursing
5. Evidence-Based Geriatric Nursing Protocols For Best Practice
6. Managing Pain in The Older Adult
7. Manual of Nursing Home Practice for Psychiatrists
8. Renal Nursing – A Practical Approach
9. Mood and Anxiety Disorders During Pregnancy and Post Partum
10. Journal Of Health Organization and Management, Using Critical Theories to Develop Understanding of Health Management
11. Basic Of Blood Management
12. Clinical Pediatry Neurology, A Sign and Symptoms Approach
13. The Handbook of Community Mental Health Nursing
14. Nursing Research, Principles and Methods
15. Critical Care Clinics, Sleep in The ICU
16. Managerial Decision Making
17. Decision Making and Problem Solving Strategies
18. Delmar’s Pediatric Nursing Care Plans
19. Encyclopedia of Nursing Research
20. Case Studies in Performance Management, A Guide from the Experts
21. Essentials of Paediatrics Intensive Care
22. Fundamental Nursing Skills
23. Guidelines on the Nurse Entre/Intrapreneur Providing Nursing Service
24. The John Adair Handbook of Management and Leadership
25. Health Care Politics, Policy, and Services: A Social Justice Analysis
26. Health Care Delivery and Nursing Practice
27. Cardiothoracic Surgical Nursing
28. Leadership and Decision Making
29. Nursing Management for Nursing Leaders Everywhere
30. Evidence-Based Management of Acute Muskuloskeletal Pain
31. Measuring The Quality of Health Care
32. Medicare’s Quality Improvement Organization Programs : Maximizing Potentials
33. Medical Surgery Nursing Demystified: A Self Teaching Guide
34. Neonatal Intensive Care Nursing
35. Facilitator Guide for The Basic IMAI Training Course For Nurses
36. Nursing Leadership : A Concise Encyclopedia
37. Nursing Staff in Hospitals and Nursing Homes : Is It Adequate?
38. Sleep Disorders and Sleep Deprivation : An Unmet Public Health Problem
39. Pocket Guide to The Operating Room
40. Pregnancy, Childbirth, Postpartum, and Newborn Care : A Guide for Essential Practice
41. Pediatric Critical Care Review
42. Pediatric Trauma
43. Performance Measurement : Accelerating Improvement
44. Healthcare Policy
45. The Quality of Medical Care
46. Journal of Registered Nurse1
47. Journal of Registered Nurse2
48. Resident Duty Hours : Enhancing Sleep, Supervision, and Safety
49. Rewarding Provider Performance : Aligning Incentives in Medicare
50. Using and Understanding Medical Statistic
51. The Handbook For Advanced Primary Care Nurses
52. The Emotionally Intelligent Nurse Leader
53. The Learning Healthcare System : Workshop Summary (IOM Roundtable on Evidence-Based Medicine)
54. Psychososial Nursing For General Care Patient
55. Leadership Role and Management Function in Nursing : Theory and Implications
a. Cover
b. Chapter 1
c. Chapter 2
d. Chapter 3
e. Chapter 4
f. Chapter 5
g. Chapter 6
h. Chapter 7
i. Chapter 8
j. Chapter 9
k. Chapter 10
l. Chapter 11
m. Chapter 12
n. Chapter 13
o. Chapter 14
p. Chapter 15
q. Chapter 16
r. Chapter 17
s. Chapter 18
t. Chapter 19
u. Chapter 20
v. Chapter 21
w. Chapter 22
x. Chapter 23
y. Chapter 24
z. Chapter 25
56. Clinical Studies Management : A Practical Guide to Success
a. File 1
b. File 2
c. File 3
d. File 4
e. File 5
f. File 6
g. File 7
h. File 8
i. File 9
j. File 10
k. File 11
l. File 12
m. File 13
n. File 14
o. File 15
57. 15 Prinsip Dasar Kecerdasan Emosional
58. 21 Cara Mengingat Fakta Klinik
59. Teori-Teori Keperawatan
60. Kisah Hidup Florence Ninghtingale
61. Notes On Nursing
62. Dictionary of Nursing