img 

Takikardia adalah denyut jantung yang lebih cepat daripada denyut jantung normal. Jantung orang dewasa yang sehat biasanya berdetak 60 sampai 100 kali per menit ketika sedang beristirahat.

Denyut jantung dikendalikan oleh sinyal-sinyal listrik yang dikirim ke seluruh jaringan jantung. Takikardia disebabkan oleh suatu kelainan di dalam jantung sehingga menghasilkan sinyal listrik yang cepat.

Dalam beberapa kasus, takikardia tidak menimbulkan komplikasi. Namun, takikardia yang parah dapat mengganggu fungsi normal jantung, meningkatkan risiko stroke, atau menyebabkan serangan jantung mendadak atau kematian.

Gejala

Detak jantung terlalu cepat menyebabkan kerja jantung tidak efektif memompa darah ke seluruh tubuh sehingga mengurangi asupan oksigen ke organ dan jaringan. Hal ini dapat menyebabkan gejala-gejala takikardia:
1. Pusing
2. Sesak napas
3. Jantung berdebar
4. Nyeri dada
5. Pingsan

Beberapa orang dengan takikardia tidak memiliki gejala sehingga hanya diketahui dengan pemeriksaan fisik atau dengan tes jantung yang disebut elektrokardiogram.

Penyebab

Takikardia disebabkan gangguan impuls listrik yang mengontrol irama kerja jantung. Banyak hal yang dapat menyebabkannya, yaitu:
1. Kerusakan jaringan jantung akibat penyakit jantung
2. Penyakit atau kelainan jantung bawaan
3. Tekanan darah tinggi
4. Merokok
5. Demam
6. Terlalu banyak minum alkohol
7. Minum minuman berkafein terlalu banyak
8. Efek samping obat
9. Penyalahgunaan narkoba, seperti kokain
10. Ketidakseimbangan elektrolit, mineral atau zat terkait yang diperlukan untuk melakukan impuls listrik
11. Tiroid terlalu aktif (hipertiroidisme)

Dalam beberapa kasus, penyebab pasti takikardia tidak dapat ditentukan.

Sirkuit listrik jantung
Jantung Anda terdiri dari empat ruang - dua ruang atas (atrium) dan dua ruang bawah (ventrikel). Irama jantung dikendalikan oleh sebuah alat pacu jantung alami (sinus node) yang terletak di atrium kanan. Sinus node menghasilkan impuls listrik yang biasanya dimulai setiap detak jantung.

Dari sinus node, impuls listrik berjalan di atrium, menyebabkan otot-otot atrium berkontraksi dan memompa darah ke dalam ventrikel. Impuls listrik kemudian tiba pada sekelompok sel yang disebut node atrioventrikular (nodus AV), satu-satunya jalur untuk menyalurkan sinyal dari atrium ke ventrikel.

AV node memperlambat sinyal listrik sebelum mengirimnya ke ventrikel. Penundaan ini memungkinkan jantung mengisi ventrikel dengan darah. Ketika impuls listrik mencapai otot-otot ventrikel, ventrikel berkontraksi sehingga darah terpompa ke paru-paru dan ke seluruh tubuh.

Takikardia terjadi ketika terdapat masalah pada sinyal-sinyal listrik dan menghasilkan detak jantung lebih cepat dari normal. Jenis takikardia antara lain:

1. Atrial fibrilasi, adalah detak jantung yang cepat karena impuls listrik kacau dalam atrium. Sinyal-sinyal ini mengakibatkan kontraksi atrium menjadi cepat. Sinyal listrik kacau yang membombardir nodus AV biasanya menghasilkan irama ventrikel jantung yang tidak teratur. Fibrilasi atrium mungkin bersifat sementara, tetapi beberapa episode tidak akan berakhir jika tidak diobati.

Kebanyakan orang dengan atrial fibrilasi memiliki kelainan struktur jantung yang berhubungan dengan penyakit jantung atau tekanan darah tinggi. Gangguan katup jantung, hipertiroidisme atau konsumsi alkohol yang parah juga dapat menjadi penyebabnya.

2. Atrial flutter adalah detak atrium jantung yang sangat cepat tapi teratur yang disebabkan oleh sirkuit atrium yang tidak teratur. Sinyal cepat memasuki AV node menyebabkan ventrikuler berkontraksi dengan cepat dan tidak beraturan. Atrial flutter dapat hilang dengan sendirinya atau dapat bertahan jika tidak diobati.

3. Takikardia supraventricular (SVTs) berasal di suatu tempat di atas ventrikel. Gangguan ini disebabkan oleh sirkuit yang abnormal pada jantung dan biasanya muncul pada saat kelahiran. Gangguan ini menhgasilkan sinyal yang tumpang tindih. Salah satu bentuk SVT bisa membagi sinyal listrik menjadi dua, yang satu sinyal dikirim ke ventrikel dan satunya lagi kembali ke atrium.

Kelainan lain yang umum adalah adanya jalur listrik tambahan dari atrium ke ventrikel yang melewati AV node. Hal ini menyebabkan sinyal turun di satu jalur dan naik di jalur lainnya. Wolff-Parkinson-White syndrome merupakan salah satu gangguan yang menampilkan jalur ekstra.

4. Ventricular tachycardia adalah detak jantung dengan kecepatan tinggi yang berasal dengan sinyal listrik abnormal dalam ventrikel. Cepatnya detak jantung memungkinkan ventrikel untuk mengisi dan berkontraksi dengan efisien untuk memompa darah. Ventricular tachycardia merupakan keadaan darurat yang mengancam nyawa.

5. Fibrilasi ventrikel terjadi ketika jantung berdetak cepat, menyebabkan ventrikel tidak efektif memompa darah yang diperlukan tubuh. Jika jantung tidak dikembalikan ke irama normal dalam beberapa menit, bisa berakibat fatal. Kebanyakan orang yang mengalami fibrilasi ventrikel memiliki penyakit jantung atau pernah mengalami trauma yang serius.

Perawatan dan obat-obatan
Tujuan pengobatan untuk tachycardias adalah untuk memperlambat denyut jantung, mencegah gejala, dan mengurangi komplikasi.

Cara untuk memperlambat detak jantung Anda meliputi:
1. Manuver Vagal.
Manuver vagal mempengaruhi saraf vagus yang membantu mengatur detak jantung. Metodenya antara lain; batuk dan meletakkan kantong es yang di wajah.

2. Obat-obatan.
Suntikan obat anti-arrhythmic dapat mengembalikan denyut jantung kembali normal. Suntikan obat ini diberikan di rumah sakit. Dokter dapat meresepkan versi pil obat anti-arrhythmic, seperti flecainide (Tambocor) atau propafenone (Rythmol).

3. Kardioversi.
Dalam prosedur ini, kejutan listrik dikirimkan ke jantung Anda sehingga mempengaruhi impuls listrik di dalam jantung dan mengembalikan irama normal jantung. Biasanya dilakukan ketika perawatan darurat diperlukan atau saat manuver dan obat tidak efektif.

Dengan perawatan berikut, mungkin dapat mencegah atau mengelola episode takikardia.
1. Ablasi kateter.
Dalam prosedur ini, kateter diselipkan ke dalam pembuluh darah jantung. Elektroda di ujung kateter dapat menggunakan energi panas, dingin ekstrim, atau frekuensi radio untuk mengikis jalur listrik yang berlebihan dan mencegah pengiriman sinyal listrik. Prosedur ini sangat efektif, terutama untuk takikardia supraventrikuler. Ablasi kateter juga dapat digunakan untuk mengobati fibrilasi atrium dan atrial flutter.

2. Obat-obatan.
Obat anti-arrhythmic dapat mencegah denyut jantung cepat jika diminum secara teratur. Obat lain yang mungkin diresepkan, baik sebagai alternatif atau dalam kombinasi dengan obat anti-arrhythmic, adalah diltiazem (Cardizem), verapamil (Calan), metoprolol (Lopressor, Toprol) dan esmolol (Brevibloc).

3. Alat pacu jantung. Sebuah alat pacu jantung adalah sebuah perangkat kecil yang ditanamkan di bawah kulit. Bila perangkat ini mendeteksi adanya detak jantung yang abnormal, alat ini memancarkan pulsa listrik yang membantu jantung mengalahkan sinya yang mengacau jantung.

4. Implan cardioverter-defibrilator. Perangkat ini berukuran sebesar ponsel dan ditanamkan di dada melalui pembedahan. ICD terus memonitor detak jantung, mendeteksi peningkatan denyut jantung dan memberikan kejutan listrik yang dikalibrasi secara tepat untuk mengembalikan irama jantung normal.

5. Bedah. Dokter bedah membuat sayatan kecil di jaringan jantung untuk menciptakan pola atau labirin jaringan parut. Jaringan parut tidak menghantarkan listrik sehingga mengganggu impuls listrik liar yang menyebabkan takikardia. Pembedahan biasanya dilakukan hanya jika pilihan pengobatan lain tidak bekerja atau untuk mengobati gangguan jantung yang lain.

Mencegah pembekuan darah
Beberapa orang dengan takikardia berisiko tinggi mengalami penggumpalan darah yang dapat menyebabkan stroke atau serangan jantung. Dokter mungkin akan meresepkan obat-obat pengencer darah seperti dabigatran (Pradaxa) dan warfarin (Coumadin).

Mengobati penyakit yang mendasari
Jika takikardia disebabkan masalah medis lain seperti hipertiroidisme, mengobati masalah yang memicu akan mencegah atau meminimalkan takikardia.

Sumber: detikHealth

Mengenal Penyakit Paru Histoplasmosis

Kamis, 29 September 2011


img 

Tersedia pengobatan untuk histoplasmosis dalam kondisi paling parah. Namun, terapi pada histoplasmosis dapat menyebabkan efek samping yang serius dan biasanya melibatkan perawatan di rumah sakit yang cukup lama.

Untuk alasan ini, orang dengan sistem kekebalan tubuh yang rendah harus menghindari paparan histoplasmosis.

Penyebab

Penyebab dari histoplasmosis adalah terpaparnya seseorang oleh jamur yang diberi nama Histoplasma capsulatum. Jamur ini terutama sering berada pada kandang ayam dan merpati, lumbung tua, taman dan gua yang merupakan tanah basah yang kaya bahan organik, terutama kotoran dari burung dan kelelawar.

Suhu tubuh burung yang terlalu tinggi, menyebabkan burung tidak dapat terinfeksi dengan histoplasmosis, namun burung dapat membawa H. capsulatum di bulu mereka. Selain itu, kotoran burung dapat mendukung pertumbuhan jamur.

Kelelawar memiliki suhu tubuh lebih rendah dan dapat terinfeksi, namun seseorang tidak dapat terjangkit penyakit ini dari kelelawar atau dari orang lain.

Ketika seseorang menghirup sel-sel reproduksi (spora) dari jamur, maka dapat terkena histoplasmosis. Spora ini sangat ringan, sehingga kotoran atau bahan terkontaminasi lainnya dapat mengapung di udara dan terhirup oleh manusia.

Penyakit ini biasanya terjadi pada orang yang tinggal di dekat tanah basah yang kaya bahan organik, serta petani, dan pekerja konstruksi.

Gejala

Gejala histoplasmosis dapat mulai dari ringan hingga mengancam nyawa. Meskipun bentuk yang paling ringan tidak menyebabkan tanda atau gejala, masalah serius di seluruh tubuh dan di paru-paru dapat disebabkan oleh infeksi yang parah dari penyakit ini.

Infeksi yang parah dari penyakit ini biasanya terjadi ketika tanda dan gejala muncul, gejala muncul sekitar 3-17 hari setelah paparan awal.

Gejala ringan hingga sedang:

a. Histoplasmosis primer tanpa gejala
Bentuk paling umum dari histoplasmosis adalah histoplasmosis primer tanpa gejala, yang tidak menimbulkan tanda atau gejala pada orang sehat yang terinfeksi. Bekas luka atau benjolan kecil di paru-paru bisa jadi hanya tanda infeksi. Dalam hal ini, tes radiologis khusus biasanya dapat mengkonfirmasi bahwa benjolan tersebut bukanlah kanker.

b. Histoplasmosis akut dengan gejala paru-paru
Biasanya, bentuk penyakit ini terjadi pada orang sehat yang memiliki paparan terus-menerus dari H. capsulatum. Reaksi ini dapat terjadi dengan periode singkat. Penyakit serius karena keparahan penyakit tergantung pada jumlah spora jamur yang dihirup.

Beberapa tanda dan gejala yang biasa terjadi, antara lain:
1. Berkeringat
2. Menggigil
3. Sakit kepala
4. Nyeri dada
5. Demam
6. Berat badan turun
7. Batuk kering

Dalam beberapa kasus, beberapa minggu atau bulan setelah infeksi awal, pasien dapat mengalami arthritis atau perikarditis. Perikarditis merupakan peradangan pada kantung yang melingkupi jantung.

Masalah ini bukan tanda bahwa infeksi telah menyebar di luar paru-paru. Infeksi berkembang karena sistem kekebalan tubuh pasien merespon jamur dalam jumlah yang tidak biasa dengan peradangan.

Di sisi lain, ketika orang menghirup sejumlah besar spora, dapat berkembang menjadi sindrom paru akut. Sindrom paru akut merupakan sindrom yang berpotensi mengancam nyawa karena pasien akan mengalami kesulitan bernapas.

Gejala sedang hingga berat

Histoplasmosis paru kronis
Orang dengan penyakit paru-paru seperti emfisema biasanya dapat berkembang menjadi histoplasmosis. Bila penyakit ini dibiarkan tidak diobati, bisa berkembang menjadi gangguan yang parah pada paru-paru.

Beberapa tanda-tanda dan gejala mungkin termasuk:
1. Berkeringat pada malam hari
2. Kelelahan
3. Batuk darah
4. Demam

b. Histoplasmosis diseminata
Penyakit ini dapat mempengaruhi hampir semua bagian tubuh, termasuk mata, sumsum tulang, saluran usus, hati, kelenjar adrenal, dan kulit. Penyakit ini biasanya terjadi pada bayi dan orang-orang dengan sistem kekebalan tubuh yang rendah. Dalam kebanyakan kasus, histoplasmosis yang tidak diobati dapat menjadi fatal.

Berdasarkan organ yang dipengaruhi, gejala yang dapat terjadi, antara lain:
1. Meningitis
2. Anemia
3. Luka pada mulut, lidah atau saluran usus
4. Perikarditis
5. Adrenal insufisiensi
6. Pneumonia

Pengobatan

Biasanya pengobatn tidak diperlukan bagi pasien yang terkena histoplasmosis akut ringan. Namun, seseorang kemungkinan besar akan membutuhkan pengobatan dengan satu atau lebih obat anti jamur dalam kasus yang lebih parah, atau jika memiliki bentuk kronis dari penyakit ini.

Jenis penyakit, tingkat keparahan dan kesehatan keseluruhan pasien akan menentukan obat tertentu dan lamanya masa pengobatan. Amfoterisin B dan itraconazole adalah dua contoh dari obat antijamur yang umum digunakan.

Biasanya, pengobatan awal yang menjadi pilihan bagi pasien histoplasmosis diseminata atau kondisi histoplasmosis parah lainnya adalah salah satu dari beberapa formulasi amfoterisin B.

Namun, tergantung bagaimana kondisi pasien akan membaik, pasien akan diberikan itrakonazol dalam beberapa hari hingga minggu karena obat ini dapat menjadi racun bagi ginjal dan harus diberikan secara intravena.

Pada kasus pasien yang memiliki penyakit pernapasan parah dan kesulitan mempertahankan kadar oksigen dalam aliran darah, pasien ini juga dapat diberikan kortikosteroid.

Dalam kasus-kasus ringan hitoplasmosis, itrakonazol dapat juga efektif. Itrakonazol bisa diberikan dalam bentuk pil dan akan memiliki sedikit efek samping, namun obat ini tidak bekerja secepat amfoterisin B.

Pasien mungkin mengalami sakit kepala, pusing, mual, muntah atau diare saat menggunakan obat ini, tapi seiring waktu gejala tersebut biasanya hilang. Pasien harus dipantau selama pengobatan pada kasus pasien yang memiliki riwayat gangguan hati atau ginjal, paru-paru, atau penyakit lain.

Pasien dapat diresepkan flukonazol, yang merupakan obat antijamur, apabila pasien tidak dapat mentolerir itrakonazol. Namun, pasien lebih mungkin untuk mengalami kekambuhan dengan flukonazol, dan obat ini tidak seefektif itrakonazol.

Sumber: detikhealth

Selamat pagi semuanya. . .
Salam sejahtera untuk kita semuanya, , ,

Disela-sela istirahat saya yang lelah menulis tugas Asuhan Keperawatan Jiwa yang di tugaskan oleh salah satu dosen di kampus, tiba-tiba saya kepikiran dan bertanya-tanya Kenapa Asuhan Keperawatan Ditulis Manual dengan Tangan???? 
Ya mungkin bukan hanya saya saja yang bertanya-tanya hal demikian, tetapi teman-teman perawat yang lain pun banyak yang bertanya-tanya hal demikian. Karena dengan banyak dan panjangnya Asuhan Keperawatan yang mesti kita tulis manual dengan tangan, ini membuat tangan kita sangat capek, kriting, ngecop, dan istilah lainnya yang sering kita gunakan ketika kita kelelahan dengan tulisan Asuhan Keperawatan yang harus kita kerjakan. 
Padahal di jaman teknologi yang makin canggih ini penulisan Asuhan Keperawatan bisa dilakukan dengan menggunakan komputer yang hasilnya bisa lebih baik bila dibandingkan dengan tulisan tangan yang terkadang antara tulisan orang yang satu dengan yang lainnya itu berbeda dan kadang kita mengalami kesulitan untuk mengalami kesulitan untuk membacanya.

Dasar-Dasar Pencehagan Infeksi

Selasa, 27 September 2011

Bagian 1
1.Pendahuluan
2.Tindakan Pencegahan Baku*
3.Kebersihan Tangan
4.Sarung Tangan
5.Perlengkapan Pelindung Pribadi* Dan Duk
6.Antisepsis Bedah
7.Praktek Yang Aman Di Kamar Operasi*
8.Pengelolaan Limbah
* Bab Baru







Penyakit Menular Seksual adalah jenis penyakit yang disebabkan oleh virus atau bakteri yang menular melalui hubungan seks penetratif atau non-penetratif seperti anal, oral dan bahkan kontak dari kulit ke kulit.
Badan Penanganan Penyakit Menular di Amerika Serikat mengidentifikasi lebih dari 50 jenis bakteri dan virus yang dapat menular melalui hubungan seksual. Jenis-jenis penyakit menular seksual (PMS) yang umum diderita orang adalah herpes, sifilis, gonore, klamidia, kutil, dan hepatitis B.
Jika anda pernah melakukan hubungan seks maka anda memiliki risiko terkena salah satu penyakit menular seksual. Risiko anda akan meningkat jika anda sering bergonta-ganti pasangan, melakukan hubungan seks dengan orang yang sering berganti pasangan atau melakukan hubungan seksual tanpa menggunakan kondom.

Tanda-Tanda dan Gejala Penyakit Menular Seksual (PMS)

Jika anda berada dalam posisi berisiko tinggi tertular penyakit menular akibat hubungan seksual, maka anda perlu mengetahui gejala-gejala yang mungkin timbul agar anda bisa membedakannya dengan penyakit biasa. Berikut ini tanda-tanda penyakit menular seksual (PMS) yang perlu anda ketahui:
  1. Muncul rasa gatal di alat kelamin.
  2. Keluar cairan dari penis pada pria, dan pada wanita kerap keluar kotoran dari vagina.
  3. Merasa nyeri di daerah kelamin saat melakukan hubungan seksual dan saat buang air kecil.
  4. Pada kasus penularan melalui oral seks, kerongkongan terasa sakit atau rasa terbakar dan kemungkinan muncul luka di tenggorokan.
  5. Pada kasus anal seks, muncul rasa sakit dan nyeri di anus.
  6. Muncul luka berwarna merah tapi tidak sakit di daerah kelamin, kerongkongan, anus atau lidah, tergantung jenis hubungan seksual yang dilakukan ketika tertular penyakit.
  7. Muncul bintik-bintik merah di kulit dan telapak tangan dan kaki terasa bersisik.
  8. Ketika buang air kecil, urin berwarna gelap dan tidak cerah.
  9. Saat buang air besar, feses berwarna terang sementara mata dan kulit sedikit kekuningan.
  10. Muncul lepuh-lepuh pada kulit kelamin yang biasanya akan menjadi koreng.
  11. Kelenjar limfa membengkak, badan demam dan kadang muncul rasa sakit di seluruh tubuh.
  12. Keringat yang sangat banyak di malam hari, berat badan turun drastis dan perasaan lelah yang terus menerus.
  13. Muncul kutil berwarna cerah di daerah alat kelamin.
Jika anda merasa berisiko dan memiliki tanda-tanda penyakit menular seksual sebagaimana tertulis di atas maka kemungkinan besar anda mengidap satu atau beberapa penyakit seksual. Untuk mengetahui jenis bakteri atau virus penyebab penyakit, anda harus ke dokter untuk diagnosa dan pengobatan.
Penyakit menular seksual jika tidak segera diobati dapat menyebar kemana-mana, yang paling sering adalah merusak organ reproduksi dan bisa menghambat anda memiliki keturunan. Contohnya, bakteri klamidia pada wanita dapat menyebabkan kemandulan, virus HPV yang ditularkan melalui oral seks dapat menyebabkan kanker serviks. Pada pria, sifilis dapat menyebabkan kelumpuhan dan kebutaan.
Dokter dapat mendiagnosa penyakit berdasarkan gejala dan tanda-tanda yang muncul, juga dengan memperhatikan urin dan feses penderita. Hasil yang paling akurat adalah dengan pemeriksaan darah. Untuk penyembuhan, dokter biasanya memberikan obat-obatan anti biotik untuk mencegah infeksi terjadi. Selain itu, mengobati penyakit menular seksual bisa dilakukan melalui beberapa metode pengobatan alternatif, salah satunya dengan mengkonsumsi obat-obat tradisional.
Jangan mencium bibir atau melakukan hubungan seksual penetratif dengan orang yang anda curigai mengidap penyakit seksual. Lihat tanda-tanda penyakit menular seksual yang mungkin ada pada tubuh pasangan anda. Jangan melakukan hubungan seks jika pasangan anda sedang dalam tahap perawatan atau pengobatan dari penyakit menular.
Yang penting diketahui, meski setiap penyakit menular memiliki tanda-tanda tersendiri, biasanya tanda-tanda tersebut muncul saat penyakit sudah akut. Dan bahkan beberapa penyakit menular lainnya tidak menunjukkan adanya gejala atau tanda-tanda tertentu.
Buang air kecil dan bersihkan kelamin dengan air dan sabun setelah berhubungan seks untuk membersihkan kelamin dari bakteri yang mungkin menular ke kelamin anda.
Salah satu cara yang ditawarkan medis untuk mencegah penularan penyakit seksual adalah dengan menggunakan kondom saat melakukan vaginal intercourse, anal ataupun ketika seks oral. Kondom memiliki pori-pori yang sangat kecil yang dapat menyaring bakteri berpindah tempat, dan ketipisan kondom juga tidak begitu mengganggu kenikmatan saat berhubungan.
Dan cara paling efektif mencegah tertular penyakit seksual adalah dengan tidak bergonta-ganti pasangan. Lakukan seks hanya dengan pasangan yang tetap akan lebih menjamin kesehatan anda, baik itu kesehatan fisik maupun psikis.

Proses Keperawatan

Senin, 26 September 2011


Proses keperawatan secara umum diartikan sebagai pendekatan dalam pemecahan masalah yang sistematis untuk memberikan asuhan keperawatan terhadap setiap orang.
Adapun karakteristik dari proses keperawatan antara lain:
  • Merupakan kerangka berpikirdalam memberikan asuhan keperawatan kepada klien, keluarga, dan komunitas.
  • Bersifat teratur dan sistematis.
  • Bersifat saling bergantung satu dengan yang lain
  • Memberikan asuhan keperawatan secara individual
  • klien menjadi pusat dan menghargai kekuatan klien
  • Dapat digunakan dalam keadaan apapun
Dalam proses keperawatan terdapat empat tahapan yaitu:
•1. Pengkajian
Pada dasarnya tujuan pengkajian adalah mengumpulkan data objektif dan subjektif dari klien. Adapun data yang terkumpul mencakup klien, keluarga, masyarakat, lingkungan, atau kebudayaan. (Mc Farland & mc Farlane, 1997)
Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan selama pengkajian antara lain:
  1. Memahami secara keseluruhan situasi yang sedang dihadapi oleh klien dengan cara memperhatikan kondisi fisik, psikologi, emosi, sosialkultural, dan spiritual yagn bisa mempengaruhi status kesehatannya.
  2. Mengumpulkan semua informasi yang bersangkutan dengan masa lalu, saat ini bahkan bahkan sesuatu yang berpotensi menjadi masalah bagi klien guna membuat suatu database yang lengkap. Data yang terkumpul berasal dari perawat-klien selama berinteraksi dan sumber yang lain. (Gordon, 1987;1994)
  3. Memahami bahwa klien adalah sumber informasi primer.
  4. Sumber informasi sekunder meliputi anggota keluarga, orang yang berperan penting dan catatan kesehatan klien.
Metode pengumpulan data meliputi :
  • Melakukan interview/wawancara.
  • Riwayat kesehatan/keperawatan
  • Pemeriksaan fisik
  • Mengumpulkan data penunjang hasil laboratorium dan diagnostik lain serta catatan kesehatan (rekam medik).
•2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah menganalisis data subjektif dan objektif untuk membuat diagnosa keperawatan. Diagnosa keperawatan melibatkan proses berpikir kompleks tentang data yang dikumpulkan dari klien, keluarga, rekam medik, dan pemberi pelayanan kesehatan yang lain.
The North American Nursing Diagnosis Association (NANDA, 1992) mendefinisikan diagnosa keperawatan semacam keputusan klinik yang mencakup klien, keluarga, dan respon komunitas terhadap sesuatu yan berpotensi sebagai masalah kesehatan dalam proses kehidupan.
  • Dalam membuat diagnosa keperawatan dibutuhkan ketrampilan klinik yang baik, mencakup proses diagnosa keperawatan dan perumusan dalam pembuatan pernyataan keperawatan.
  • Proses diagnosa keperawatan dibagi menjadi kelompok interpretasi dan menjamin keakuratan diagnosa dari proses keperawatan itu sendiri. Perumusan pernyataan diagnosa keperawatan memiliki beberapa syarat yaitu mempunyai pengetahuan yang dapat membedakan antara sesuatu yang aktual, risiko, dan potensial dalam diagnosa keperawatan.
•3. Intervensi
Intervensi keperawatan adalah preskripsi untuk perilaku spesifik yang diharapkan dari pasien dan/atau tindakan yang harus dilakukan oleh perawat. Intervensi dilakukan untuk membantu pasien dalam mencapai hasil yang diharapkan.
Intervensi keperawatan harus spesifik dan dinyatakan dengan jelas. Pengkualifikasian seperti bagaimana, kapan, di mana, frekuensi, dan besarnya memberikan isi dari aktivitas yang direncanakan. Intervensi keperawatan dapat dibagi menjadi dua yaitu mandiri yaitu dilakukan oleh perawat dan kolaboratif yaitu yang dilakukan oleh pemberi perawatan lainnya.
•4. Evaluasi
Evaluasi mengacu kepada penilaian, tahapan, dan perbaikan. Pada tahap ini perawat menemukan penyebab mengapa suatu proses keperawatan dapat berhasil atau gagal. (Alfaro-LeFevre, 1994)
Perawat menemukan reaksi klien terhadap intervensi keperawatan yang telah diberikan dan menetapkan apa yang menjadi sasaran dari rencana keperawatan dapat diterima.Perencanaan merupakan dasar yang mendukung suatu evaluasi.
Menetapkan kembali informasi baru yang diberikan kepada klien untuk mengganti atau menghapus diagnosa keperawatan, tujuan, atau intervensi keperawatan.
Menentukan target dari suatu hasil yang ingin dicapai adalah keputusan bersama antara perawat dank lien (Yura & Walsh, 1988)
Evaluasi berfokus pada individu klien dan kelompok dari klien itu sendiri. Proses evaluasi memerlukan beberapa keterampilan dalam menetapkan rencana asuhan keperawatan., termasuk pengetahuan mengenai standar asuhan keperawatan, respon klien yang normal terhadap tindakan keperawatan, dan pengetahuan konsep teladan dari keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA
Chase, S. (1994). Clinical Judgement by critical care nurse: An ethnographic study. In R. M. Carroll-Johnson 7 Pacquette (Eds), Classification of nursing diagnosis: Proceedingof the ninth conference, North American Nursing Diagnosis Association (pp. 367-368). Philadelphia: J.B. Lippincott.
Lunney; M. (1992). Divergent productie thinking factors and accuracy of nursing diagnoses. Research in Nursing and Health, 15(4), 303-312.


ILMU KEPERAWATAN JIWA
A.SEJARAH PSICHIATRI
1773 : Custodial Care (tidak oleh tenaga kesehatan)
1882 : Primary Consistend of Custodial Care
1920-1945 : Care Fokus pada disease (model Curative Care)
1950-1960 :
1.Pelayanan mulai berfokus pada klien
2.Psychotropic – menggantikan – Restrains – and Seclusion
3.Deinstitutionalization dimulai
4.Mulai penekanan pada therapethic relationship
5.Mayor fokus pada primary preventive
1970-1980 :
- Fokus pada community based care / service
- Riset & Tecnologi
1990-2000 :
Focus pada preventif, community based service, primary preventive using various approaches, such as mental health center, particai, hospital service, day care center, home health and hospice care
B.SEJARAH PERKEMBANGAN DAN UPAYA KESEHATAN JIWA DI INDONESIA
1.Dulu Kala
G. jiwa dianggap kemasukan
Terapi : mengeluarkan roh jahat
2.Zaman Kolonial
Sebelum ada RSJ, pasien ditampung di RSU – yang ditampung, hanya yg mengalami gangguan Jiwa berat
3.1 Juli :
- 1882 : RSJ pertama di Indonesia
- 1902 : RSJ Lawang
- 1923 : RSJ Magelang
- 1927 : RSJ Sabang diRS ini jauh dari perkotaan
Perawat pasien bersifat isolasi & penjagaan (custodial care)
- Stigma
- Keluarga menjauhkan diri dari pasien
4.Dewasa Ini hanya satu jenis RSJ yaitu RSJ punya pemerintah
5.Sejak tahun 1910 – mulai dicoba hindari costodial care ( penjagaan ketat) & restraints (pengikatan )
6.Mulai tahun 1930 – dimulai terapi kerja seperti menggarap lahan pertanian
7.Selama Perang Dunia II & pendudukan jepang – upaya kesehatan jiwa tak berkembang
8.Proklamasi – perkembangan baru
- Oktober 1947 pemerintah membentuk Jawatan Urusan Penyakit Jiwa ( belum bekerja dengan baik)
- Tahun 1950 pemerintah memperingatkan Jawatan Urusan Penyakit Jiwa – meningkatkan penyelenggaraan pelayanan
9.Tahun 1966
- PUPJ Direktorat Kesehatan Jiwa
- UU Kesehatan Jiwa No.3 thn 1966 ditetapkan oleh pemerintah
- Adanya Badan Koordinasi Rehabilitasi Penderita Penyakit Jiwa ( BKR-PPJ) Dgn instansi diluar bidang kesehatan
10.Tahun 1973 – PPDGJ I yg diterbitkan tahun 1975 ada integrasi dgn puskesmas
11.Sejak tahun 1970 an : pihak swastapun mulai memikirkan masalah kes. Jiwa
12.Ilmu kedokteran Jiwa berkembang
- Adanya sub spesialisasi seperti kedokteran jiwa masyarakat, Psikiatri Klinik, kedokteran Jiwa Usila dan Kedokteran Jiwa Kehakiman
- Setiap sub Direktorat dipimpin oleh 4 kepala seksi
Program Kes. Jiwa Nasional dibagi dalma 3 sub Program yang diputuskan pd masyarakat dengan prioritas pd Heath Promotion
Sub Prgoram Perbaikan Pelayanan :
- Fokus Psychiatic – medical – Care
- Penekanan pada curative service ( treatment) dan rehabilitasi
Sub Program untuk pengembangan sistem
- Fokus pada peningkatan IPTEK, Continuing education, research administrasi dan manajemen, mental health information
Sub Program untuk establishment community mental health :
- Diseminasi Ilmu
- Fasilitasi RSJ swasta – perijinan
- Stimulasi konstruksi RSJ swasta
- Kerja sama dgn luarg negeri : ASEAN, ASOD, COD, WHO dan AUSAID etc
C.KONSEPTUAL MODEL DALAM PERAWATAN JIWA
Proses therapy
Psikoanalisisa menggunakan “ free association “ and analisa minimal
1.Yang dianalisa adalah masalah penting yang dialami sekarang – Psychioanalycal Model Develop by signuand freud
Central concept : id ego dan super ego
Ego defence machanism: Unconscious level of mental fungtioning
Symptont are symbols by the ariginal conflict
Contoh : obsessive compulsive – cuci tangan
hubungannya dgn masa lalu. Kalau tdk ada hubungan tdk usah dikaji lebih lanjut
Psikoanalisa teori kontemporer : Erikson, Anna Freud, Melania Klien, karen Horney
2.Interpersonal Model
Develop by Peplau, H,S. Sullivan
Penekanan pd hubungan interpersonal :
Pengalaman interpersonal : Good me, bad me not me
Jangan sering mengatakan pd anak, “kamu salah”
Kecemasan timbul jika rasa aman tdk terpenuhi dan merasa ditolak Sebab individu membutuhkan rasa aman dan kepuasan
Proses therapy : mengoreksi pengalaman interpersonal dgn memberikan pengalaman hubungan interpersonal yg positif dgn therapy
Therapist moderen klien secara aktif untuk membangun trust
Reedukasi : Identifikasi problem – encourage more succesful style dlm hubungan interpersonal
3.Social Model
Develop by Caplan
Asumsi : lingkungan sosial mempengaruhi individu dan pengalaman seseorang
Lingkungan sosial – penyebab stress – penyimpangan prilaku, orang yg punya limited social support – predisposisi untuk laladaptive coping respon
Social therapy
Membantu klien menangani sos-sistem
Krisis intervensi
Manipulasi sistem pendukung social (social support)
4.Existensial Model
Develop by Cart Regers
Existensi seseorang sebagai manusia
Penyimpangan prilaku : self alienated ( terasing ) feel helpless, sad, lonely
self criticise – hambatan dlm berhubungan dgn orang lain
Prose therapeutik : membantu klien mengeksploitasi diri dan menerimanya
5.Medical Model :
Fokus :
Diagnosa mental illness – treatment based on diagnosa
Somatic treatment :
Pharmacotherapy dan Electrocanvulsive therapy
Moderen psyhiatric care are dominated by medical model
Penyimpanan perilaku merupakan gejala dari gangguan pd susunan syaraf pusat
6.Islamic Model ( disadur dari Horikoshi 80)
Polarisasi struktural – World – diri manusia – keadaan
Knowledge – Tuhan – Akal – Selamat and culture
Cool (dingin)
Nature (Hot) - Setan – Jasad – Celaka
Gangguan Jiwa :
physiolocal disorder yg disebabkan oleh panas yg sangat tinggi yg diabsorbsi oleh pasien dari setan yg mempengaruhi jiwa manusia
Proses Terjadinya :
Panas yg sangat tinggi itu membakar darah manusia dan memblok saraf ke otak dgn kontaminasi darah kotor. Ini mengakibatkan kurangnya darah segar yg mengalir di otak sehingga pikiran menjadi sangat panas dan merusak fungsinya untuk menerima kebijaksanaan dan kata-kata tuhan
Terapi bertujuan mengembalikan keseimbangan “ hot and cool substance “ dlm diri manusia
D.MODEL KEPERAWATAN
Dasar :
1.Rentang
Sehat———————— sakit
Adaptif                                         Maladaptif
2.Nursing Model
Peplau Interpersonal Model
Nursing :
a significant, therapeutik and interpersonal proces
Essence of nursing : relationship nurse – client
Nurse harus memahami diri
Dapat berinteraksi dgn klien
Orem :
Self care adalah tingkah laku yg dipelajari dan disegaja yg ditampilkan seseorang untuk memenuhi kebutuhannya.
Kemampuan seseorang memenuhi kebutuhannya tergantung pd situasi dan kondisinya
E. ASPEK ETIK DAN LEGAL
Etik dan Legal Psychiatry
Tension between individual
Ringth and social need
Legal content of care sangat penting karena ini berfokus pd patient ringht dan kualitas pelayanan yg diterima oleh pasien
1.Hospitalized Patient
Apakah pasien dgn psikosa diijinkan untuk menandatangani formulir (ijin) dirawat – jika tidak / ….
Di USA sejak thn 1940 : 90 % involuntary, 10 % voluntary tapi akhir-akhir ini 73 % dari1,6 juta pasien yg datang berobat adalah voluntary.
Di Idonesia
Involuntary – Justifikasinya : pasien dgn gangguan jiwa yg mempunyai satu atau lebih dari hal-hal berikut :
- Berbahaya untuk diri sendiri dan orang lain
- Membutuhkan treatment
- Tidak bisa memenuhi kebutuhan dasarnya
2.Dangerousmenss
Sberapa besar kemungkinan pasien berbahaya untuk orang lain  apakah pasien dikurung karena alasan bahwa dia akan berbahaya pd orang lain, dpt diterima ?
(pasien dikurung/diikat tdk etis karena melanggar hak, dia dikurung boleh asal ada alasan karena mengganggu
3.Freedom of choice
Siapa yg berhak mengambil keputusan tentang yg terbaik untuk pasien harus secara “ involuntary “ dirawat ?
Pasien:
Family memberikan
Health care provider
Judicial system
4.Discharge
5.ECT
F. WHO
Kes. Jiwa bukan hanya suatu keadaan tdk ganguan jiwa, melaikan mengandung berbagai karakteristik yg bersifat positif yg menggambarkan keselarasan dan keseimbangan kejiwaan yg mencerminkan kedewasaan kepribadian yg bersangkutan
G.UU KES. JIWA NO 03 THN 1966
Kondisi yg memungkinkan perkembangan fisik, intelektual emosional secara optimal dari seseorang dan perkebangan ini selaras dgn orang lain.
H.YAHODA
Kes. Jiwa adalah keadaan yg dinamis yg mengandung pengertian positif, yg dapat dilihat dari adanya kenormalan tingkalaku, keutuhan kepribadian, pengenalan yg benar dari realitas dan bukan hanya merupakan nkeadaan tanpa adanya penyakit, gangguan jiwa dan kelainan jiwa
I.CIRI-CIRI SEHAT JIWA MENURUT YAHODA
1.Sikap positif terhadap diri sendiri
2.Tumbuh kembang dan aktualisasi
3.Terintegrasi
4.Otonomi
5.Realitas persepsi
6.Penguasaan lingkungan
J.SEHAT MENTAL/KESEHATAN JIWA
It is the capacity of the individual to interact effectively with the environment. Good mental health means happiness, competence, a sense of pawer over ones live, positive feelings of self esteem andcapacies to love, work and play. Good mental health also allow individual to deal appropriately eith difficult live event ( the ministry of helath australia)
K.MASLOW
The achievent of self actualization including an understanding od self and reality, the expression of emotionality and spontaneity and the achievement of life goals
Kondisi yg memungkinkan seseorang berkembang secara optimal baik fisik, emosional dan intelegensi dan berjalan selaras / serasi dgn orang lain ( WHO)
L.KRITERIA SEHAT MENTAL MENURUT YAHODA
1.Sikap positif terhadap diri sendiri
2.Tumbuh, berkembang dan aktualisasi
3.Integrasi : Masa lalu dan sekrang
4.Otonomi dlm pengambilan kupusan
5.Persepsi sesuai kenyataan
6.Menguasai lingkungan : mampu beradaptasi
Tidak absolut, ada dlm rentang (Sehat – Sakit)
Sehat …………………………Sakit
Optimal                          G. Jiwa
M.MENTAL ILLNESS
An illness with psychologyc o]r behavioral manifestations and or impairment infungctioning due to a social, psychologic, generic, physical / chemical, or biologic disturbunce ( stuard dan Sundeen 1998 )
N.KARAKTERISTIK :
Gangguan dlm fungsi seperti skizofrenia. Depresi, kecemasan, keluhan fisik tanpa adanya penyebab secara organik.
Perubahan yg tiba-tiba ( mood behavior ). Harapan yg tdk rational
Ada 2 kategori : Psikotik dan Non spikotik
O.TANDA DAN GEJALA G. JIWA
Kapan seseorangg dikatakan mengalamai gangguan jiwa
Normall dan Abnormal
Gejala gangguan jiwa merupakan interaksi dari berbagai penyebab sebagai proses penyesuaian terhadap stressor
P.GEJALA GANGGUAN JIWA DPT BERUPA GANGGUAN PADA :
1.Kesadaran
2.Ingatan
3.Orientasi
4.Efek dan emosi
5.Psikomotor
6.Intelegensi
7.Kepribadian
8.Penampilan
9.Proses pikir, persepsi
10.Pola hidup
Q.PROSES TERJADINYA GANGGUAN JIWA
1.PENYEBAB :
Walaupun gejala utama terdapat pd unsur kejiwaan tapi penyebab utamanya mugkin di badan ( Somatogenik), di lingkungan sosial ( sosiogenik) atau psike ( psikogenik)
Penyebabnya tdk tunggal tapi beberapa penyebab yg terjadi bersamaan dan saling mempengaruhi
Secara umum diketahui bahwa gangguan jiwa disebabkan oleh adanya gangguan pd otak tapi tdk diketahui secara pasti apa yg mencetuskannya
Stress diduga sebagai pencetus dari gangguan jiwa tapi stress dapat juga merupakan hasil dari bwerkembangnya mental illness pd diri seseorang
Hubungan antara str..ess6s ddan m.ental iillness sangat komplek
Reaksi tiap orang terhadap stress berbeda-beda
Beberapa kemungkinan penyebab gangguan jiwa ( WF. MARA8MIS 1998 )
2.SOMATOGENIK
- Neuroanatomi
- Neurofiologis
- Neurokimia
- Tingkat perkembangan organik
- Faktor pre and perinatal
- Excessive secretion of the neurotransmitter nor epineprine
Excessive secretion of the neurotransintter norepimephrine may be a factor in anxiety disorders – antai ototng 1995
R.FACTOR PSIKOLOGIK
1.Interaksi ibu dan anak
2.Peranan ayah
3.Persaingan antar saudara kandung
4.Hubungan dalam keluarga, pekerjaan dan masyarakat
5.Kehilangan
6.Kosep diri
7.Pola adaptasi
8.Tingkat perkembangan emosi
S.FAKTOR SOSIAL BUDAYA
1.Kestabilan keluarga
2.Pola asuh anak
3.Tingak ekonomi
4.Perumahan
5.Pengaruh rasial dan keagamaan, nilai-nilai
T.PERAN PERAWAT DLM THERAPY DIBIDANG KES. JIWA
Asuhan yg kompeten ( competent of caring )
1.Pengkajian yg mempertimbangkan budaya
2.Merancang dan mengimplementasikan rencana tindakan
3.Berperan serta dlm pengelolaan kasus
4.Meningkatkan dan memelihara kesehatan mental, mengatasi pengaruh penyakit mental – penyuluhan dan konseling
5.Mengelola dan mengkoordinasikan sistem pelayanan yang mengintegrasikan kebutuhan pasien, keluarga staf dan pembuat kebijakan
6.Memberikan pedoman pelayana kesehatan
U.PERAN DAN FUNGSI PSYCHIATRIC NURSE
1.Psychiatric nursing dianggap sebuah profesi sejak akhir abad ke 19 dan sejak awal abad ke 20 profesi tersebut muncul sebagai spesialisasi dgn peran dan fungsinya yg unik.
2.Praktek psyhiatric nursing kontemporer
Psyhiatric nurse dianggap sebagai satu diatas 5 profesi dlm pelayanan jiwa yg lainnya : psyhiatrist psychologist social workes dan marriage dan family therapist
Psyhaitric nursing is an interpersonal proces that promotes and maintaina patien behavior that contributes to integratet fungtional ( stuart dan sundeen 1998 )
Klien dari psyhiatric nurse : individual keluarga, elompok masyarakat
Praktek keperawatan jiwa pd akhir-akhir ini mengacu pd sejumlah premise atau kepercayaan sebagai berikut:
Philosophicall belief of \nursing Practise
Menggunakan pengetahuan dari blophyysical, psychosocial. Sciieens teotty personality dan human behavior
Pemilihaan dari model-model konseptual
Era globalisasi – praktek harus dpt dipertanggungg jawabkan
Nurse patien rationship berubah menjadi nurse patient partnership, yg mengembangkan peran dari perawat jiwa profesional yg elemennya terdiri dari:
Kompetensi klien dan keluarga
Advocacy klien dan keluarga
Fisical responsibility
Kolaborasi dgn profesi lain
Social accountability
Legal ethical parameteer
Peran perawat tdk lagi hanya berfocus pd bedside care :
Perawat jiwa harus lebih sensitif pd lingkungan social anda advocacy terhadap kebutuhan klien dan keluarga
Pengembangan praktek, pendidikan dan riset
3.Tingkat Pencegahan
Primer : Insiden gangguan jiwa
Health promotion, illness prevention
Penyuluhan
Sekunder : illness by eart detection dan treatment of the problem. Skreening, home visit, crisis intervention
Tertier : residual impairment or disability :
Promote vovational dan rehabilitation
Organisation after care programe
Providing partial hospitalization
4.Rentang dari Perawatan (continuum of care )
5.Tingkat Penampilan
Tergantung pd 4 faktor
Hukum / Peraturan
Peraturan yg ada pd negara tersebut tentang peran dan fungsi psychiatric nurse
Kualifikasi
RN ( Psychiatric mental health registered nurse)
Psychiatric mental Health advence practise registred nurse
Setting praktek : purpose type, location administrasi
Di pemerintah
Di swasta
Personal inistif
V.PATEINT RIGHT
( Diadopsi dari Royal Hobart Hospital 1996)
1.Diberi informasi tentang alasan dirawat, diagnosa dan treatmen
2.Memperoleh perlindungan hukum jika diperlukan
3.Mempunyai hak untuk reviw, treatment yg diberi secara berkala
4.Hak untuk komplain jika pelayanan tdk memuaskan atau tdk sesuai standar
5.Hak untuk mendak treatmen kapanpun mereka ingin
6.Hak untuk menghubungkan keluarga dan teman
7.Confidentiality dan pryvacy
8.Terlibat dlm perencanaan pelayanan
9.Mendapatkan informasi tentang perubahan dlm asuhan
10.Hak untuk menghadap direktur RS untuk complain
11.Mendapatkan saran tentang obat-obatan dan self care
12.Menolak terlibat dlm penelitian
13.Diberi inform concent sebelum tindakan
14.Hak untuk meninggalkan RS kapanpun
15.Hak untuk dikunjungi kensultan psychiatri or psyahite nurse concultan minimal 1 kali dalam 24 jam
16.Dilindungi dari sexual harrassment dan abuse
W.HAK- HAK PASIEN
( Patient Right)
1.Hak untuk dihormati sebagai manusia
2.Hak memperoleh privacy
3.Hak untuk mempunyai kesempatan yg sama dan warga negara lainnya dlm pelayanan kesehatan pendapatan, pendidikan pekerjaan perumahan, transportasi dan hukum
4.Hak untuk mendapatkan informasi, pendidikan dan training ttg G.jiwa, pengobatan perawatan dan pelayanan yg tersedia
5.Hak untuk bekerja atau berinteraksi dgn tenaga kesehatan, khususnya dlm pengambilan keputusan sehubungan dgn tretment, perawatan dan rehabilitasi
6.Hak untuk komplain
7.Hak untuk mendapatkan advocacy
8.Hak untuk menghubungi teman dan saudara
9.Hak mendapatkan pelayanan yg mempertimbangkan budaya, agama dan jenis kelamin
10.Hak untuk hidup, bekerja dan berpartisipasi dlm masyarakat tanpa diskriminasi
PATIENT RIGHT, PERLU PERHATIAN ?
1.Banyak pasien terlantar dijalanan
2.Bicara kasar kepada pasien
3.Menelantarkan pasien
X. KEBERADAAN PELAYANAN KESEHATAN MENTAL
Untuk memenuhi kebutuhan konsumen dan promotion of mental health
DULU :
Patien Gangguan Jiwa dianggap sampah, memalukan dipasung
SEKARANG :
Meningkatkan Iptek
Pengetahuan masyarakat tentang gangguan jiwa meningkat
Human right
Penting meningkatkan mutu pelayanan dan perlindungan konsumen, perlu pemahaman tentang human right
Sayangnya di Indonesia perhatian terhadap hal ini belum banyak
Z.PRINSIP ASKEP JIWA
1.Peran dan fungsi perawat jiwa
2.Hubngan terapeutik perawat – pasien
3.Model dlm praktek kesehatan jiwa psikiatrik
4.Konteks biopsikososial askep jiwa
5.Kontek etik dan lega
6.Implementasi standar praktek klinik
7.Rentang asuhan
EXAMPLE: ASKEP KLIEN DGN SKIZOFRENIA
1.Maladaptive neurobiological respons
2.Gangguan orientasi realitas
3.1.1 % populasi – skizofrenoa
4.25 % klien skizofrenia – sebelimnya post psycotic defresion ( weiss, 1989 )
5.risk 0- > 0+
FAKTOR PENYEBAB
1.Genetika ( cloninger 1989 )
Ayah, ibu saudara anak, 10 % diturunkan keponakan,cucu 2-4 % Diturunkan kembar monozygote 46 – 48 % diturun
Kembar dizigot 14 – 17 %
2.Neurobiologikal
Terjadi pembesar ventrikel III pd posies sebelah kiri :
Lobus frontal klien skizofrenia ( dari orang normal, Andreasen, 1991)
Wernicle dan Brocas aphasia disorganisasi pd waktu bicara
Hiperaktifitas dopamine
3.Neurobehavioral
Kerusakan lobus Frontal – kesulitan dlm proses pemecahan masalah, berpikir abstrak, G. Psikomotorik
Kerusakan pd basal ganglia – distonia tremor
Gangguan pd lobus temporal limbic – meningkatnya kewaspadaan, distractbility, gangguan memory ( Short Term )
4.Stress
Stress psikososial dan perkembangan – gejala psikotik, kemiskinan, kebodohan, pengangguran, isolasi sosial, kehilangan
5.Penyalagunaan :
Coping yg maladaptif – obat- obatan
6.Psikodinamika
Freud : gangguan hubungan pd masa anak
STANDAR PRAKTEK KEPERAWATAN
Oleh : ASOSIASI PERAWAT AMERIKA
(ANA)
Standar Praktek Keperawatan Klinik KeS. Jiwa (Psikhiatric)
1.Menguraikan tingkat kompetensi askep, profesional dan kenerja profesional yg umum untuk perawat yg terlibat ditiap tatanan praktek klinik kesehatan jiwa
2.Standar asuhan :
Berhubungan dgn aktifitas keperawatan profesional yg dilakukan oleh perawat dgn melalui proses keperawatan :
Pengkajian St I
Diagnosa St II
Identifikasi hasil St III
Perencanaan ST IV
Implementasi ST V
Konseling, terapi lingkungan,
Aktifitas askep mandiri, intervensi Psikobiologis, penyuluhan kesehatan, manajemen kasus, pemeliharaan dan peningkatan kesehatan, Psikofarmakologi Psikoterapi, konsultasi
3.Evaluasi :
Standar Kinerja Profesional
St I : Kualitas asuhan
St II : Penilaian kinerja
St III : Pendidikan
St IV : Hub.dgn sejawat
St IV : Etika
St V : Kolaborasi
St VI : Riset
ZZ. PENGEMBANGAN ASUHAN KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA
A.Konsep Pencegahan Primer
Analog : Imunisasi
Orang disiapkan untuk melewati setiap tahap perkembangannya dgn baik
Hal-hal yg perlu dicegah :
1.Perilaku Khusus :
- Mengalah / membahayakan
- Overacting
- Menunda / lamban
- Mengelak
- Menyalahkan orang lain
2.Kegagalan berperan sebagai orang tua, pelajar
3.Hubungan yg tertutup :
- Suami – Istri
- Ortu – anak
- Boss – anak buah
4.Perasaan yg berlebihan :
- Panik, cemas situasi baru fligth
( Perilaku menyerang ) temper tantrum
( Ngadat)
5.Ketidak mampuan Psikologis
- Proses berkabung yg Patologis
B.Meningkatkan Kes.Jiwa Keluarga Hal Penting :
Perawat harus memahami tumbuh kembang keluarga dan individu
Prevensi primer, sekunder, tertier
4 STRATEGI PENCEGAHAN PRIMER
1.Healt Education :
Meningkatkan kemampuan mengotrol diri sendiri, strategi coping yg efektif, realistis terhadap harga diri, sadar akan sumber daya
2.Merupakan lingkungan :
Keluarga
Masyarakat
Misalnya :ada anak yg marah – masyarakat mengejek, ia perlu healt edication untuk masyarakat
3.Sistem sosial yg mendukung :
memperluas dan memperkuat jaring sosial
menggunakan sistem pendukung di masyarakat
4.Bekerja dgn kelompok
Jadi terapi kelompok
Tujuan :
Kontrol perilaku – menurunkan stress
Memelihara self esteem dan integritas sosial
Evaluasi :
Penting
Sukar : long term
KETERANGAN :
4 Konteks Biopsikososial keperawatan jiwa
Praktek keperawatan Psikiatri kontemporer - Use model yg mengintegrasikan aspek bio psiko, dan sosialkultural individu dlm pengkajian, perencanaan dan peimplemetasikan intervensi keperawatan
7 . Rentang Asuhan
Pencegahan Primer
Pencegahan Sekunder
Pencegahan Tertier
Pengkajian Kebutuhan Pasien termasuk :
1.Stressor yg mempercepat respon maladaptif
2.Target atau kel. Populasi yg rentang beresiko tinggi suhubungan dgn stressor, termasuk anak-anak keluarga baru, keluarga yg mengalami perceraian atau penyakit, wanita dan lanjut usia
IZ. PERAWATAN KES. JIWA
Pengkajian
Pengumpulan Data :
Sumber Data
Jenis data
Tehnik pengumpulan data
Kerangka konsep
1.Identitas Klien
2.Keluhan utama :
- Alasan masuk / Apa yg menyebabkan masuk
3.Faktor presdiposisi
4.Aspek fisik / biologik
5.Aspek psikososial
6.Status mental
7.Kebutuhan persiapan pulang
8.Mekanisme koping
9.Masalah psikososial dan ligkungan
10.Pengetahuan
11.Aspek medik
Alasan Masuk
- Masalah aktual berdasarkan keluham utama
Faktor yang mempengaruh terjadinya gangguan jiwa pd individu bersangkutan :
1.Apakah klien klien tersebut sudah pasrah mengalami gangguan jiwa sebelumnnya
2.Pengobatan berhasil / tidak
3.Terkait dengan masalah terminal
Aspek Fisik / Biologi
- TD, Pernapasan, BB, TB (komprehensif)
Aspek Psikososial
1.Genogram generasi
- tidak mutlak generasi yg utama dgn siap k/ tinggal (pola asuh, komunikasi pengambilan keputusan )
2.Pola Asuh :
- Kehangatan
- Kontrol
3.Data diperoleh dgn pertanyaan :
- Bagaimana prilaku yg spesifik pd keluarga
- Apakah ada anggota keluarga lain yg pernah mengalami gangguan jiwa
- Bagaimana komunikasi pd keluarga tersebut
- Siapa orang yg terdekat dgn klien secara emosi / psikologis
4.Konsep diri ( gambaran diri, ideal diri, pesan, identitas)
5.Hubungan sosial
- Apakah klien mengikuti kegiatan yg ada dilingkungan
6.Status mental :
- Penampilan
- Pembicaraan
- Aktivitas motorik
- spritual
PENGKAJIAN
Kemampuan :
1.Kesadaran / titik diri
2.Observasi
3.Kom ter
4.Respek
Kesalahan :
1.Memberi pendapat
2.Menyimpulkan
Deskripsikan / interpretasikan sebagai data
Pohon Masalah
Efek
Care Problem
Causa
ANALISA DATA
1.Mengkaitkan – Data
2.Menghubungkan – Konsep – Teori – Prinsip
Kesimpulan :
1.Kesenjangan
2.Masalah kesehatan / keperawatan
a.Validasi
b.Klasifikasi
c.Bandingkan
d.Buat kesimpulan
e.Temukan etiologi
Daftar masalah keperawatan disusun sesuai prioritas :
1.Cara memprioritaskan masalah
- Fokus pd ancaman kehidupan
- Fokus keluarga/masalah utama
- Fokus akibat dengan masalah utama
- Fokus sebab dengan masalah utama
- Fokus kebutuhan
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Penilaian klinis tentang respon individu, keluarga, kelompok, komunitas terhadap proses kehidupan dan atau masalah kesehatan dalam memenuhi kebutuhan dasar manusia yang mendasari intervensi keperawatan yang menjadi tanggung gugat perawat.
KOMPONEN DALAM DIAGNOSA KEP JIWA
1.Problem keadaan
2.Etiologi
3.Symptom
PROBLEM
Keadaan senjangan klein dgn faktor yg memberi gambaran dimana d/ keperawatan harus diberikan
ETIOLOGI
Penyebab masalah menunjukkan penyebab keadaan kesehatan yang memberi arah d/ keperawatan
SYMPTOM
Tanda-tanda dan gejala menggambarkan apa yg klien katakan dan apa yang diobservasi perawat
KOMPONEN
1.Subjek
2.K. Kerja
3.keadaan
4.Kriteri
5.Waktu
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
1.Serangkaina kegiatan tindakan
2.Susuai tindakan
3.Tiap tujuan khusus
TINDAKAN KEPERAWATAN
1.Observasi dan onitoring
2.Tindakan keperawatan
3.Pendidikan kesehatan
4.Therapy keperawatan
5.Tindakan kolaborasi
EVALUASI
1.Penilaian pencapaian Tujuan
2.Perubahan / perbaikan rencana :
- Orentasi tujuan
- Respon verbal dan non verbal
- Analisa keberhasilan
Catatan :
1. IQ = Insting , nasluri
2. EGO = Yg mempertahankan diri sampai tahu realitas
3. S. EGO = Nilai norma untuk diinternalisasi
Sumber:
- Hamid, Achir Yani. (2000). Buku Pedoman Askep Jiwa-1 Keperawatan Jiwa Teori dan Tindakan Keperawatan. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
- Isaacs, Ann. (2005). Keperawatan Kesehatan Jiwa dan Psikiatri. Edisi 3. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
- Keliat, Budi Anna. (2006) Proses keperawatan kesehatan jiwa. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
- Maramis, W. F. (2005). Ilmu Kedokteran Jiwa. Edisi 9. Surabaya: Airlangga University Press.
- Townsend, Mary. C. (2000). Psychiatric Mental Health Nursing Concepts Of Care. Edisi 3. Philadelphia: F. A. Davis Company
- Stuart dan Laraia. (2001). Principle and Practice Of Psychiatric Nursing. edisi 6. St. Louis: Mosby Year Book