Berikut Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal:
Sistem muskuloskeletal merupakan penunjang bentuk tubuh dan bertanggung jawab terhadap pergerakan. Komponen utama system musculoskeletal adalah jaringan ikat. Sistem ini terdiri dari tulang, sendi, otot, tendon, ligament, bursae, dan jaringan-jaringan khusus yang menghubungkan struktur-struktur ini.
1. Tulang
  • Bagian-bagian utama tulang rangka
Tulang rangka orang dewasa terdiri atas 206 tulang. Tulang adalah jaringan hidup yang akan suplai saraf dan darah. Tulang banyak mengandung bahan kristalin anorganik (terutama garam-garam kalsium) yang membuat tulang keras dan kaku, tetapi sepertiga dari bahan tersebut adalah jaringan fibrosa yang membuatnya kuat dan elastis.
Gambar 1. Anatomi tulang manusia
Klasifikasi tulang pada orang dewasa digolongkan pada dua kelompok yaitu axial skeleton dan appendicular skeleton.
1. Axial Skeleton (80 tulang)
  1. Tengkorak

22 buah tulang
Tulang cranial (8 tulang)
  • Frontal 1
  • Parietal 2
  • Occipital 1
  • Temporal 2
  • Sphenoid 1
  • Ethmoid 1

Tulang fasial (13 tulang)
  • Maksila 2
  • Palatine 2
  • Zygomatic 2
  • Lacrimal 2
  • Nasal 2
  • Vomer 1
  • Inferior nasal concha 2

Tulang mandibula (1 tlng) 1
  1. Tulang telinga tengah
  • Malleus 2
  • Incus 2
  • Stapes 2
6 tulang
  1. Tulang hyoid

1 tulang
  1. Columna vertebrae
  • Cervical 7
  • Thorakal 12
  • Lumbal 5
  • Sacrum (penyatuan dari 5 tl) 1
  • Korkigis (penyatuan dr 3-5 tl) 1
26 tulang
  1. Tulang rongga thorax
  • Tulang iga 24
  • Sternum                                 1
25 tulang
2. Appendicular Skeleton (126 tulang)
  1. Pectoral girdle
  • Scapula 2
  • Clavicula 2
4 tulang
  1. Ekstremitas atas
  • Humerus 2
  • Radius 2
  • Ulna 2
  • Carpal 16
  • Metacarpal 10
  • Phalanx 28
60 tulang
  1. Pelvic girdle
  • Os coxa  2 (setiap os coxa terdiri dari penggabungan 3 tulang)
2 tulang
  1. Ekstremitas bawah
  • Femur 2
  • Tibia 2
  • Fibula 2
  • Patella 2
  • Tarsal 14
  • Metatarsal 10
  • Phalanx 28
60 tulang
Total 206 tulang
Fungsi utama tulang-tulang rangka adalah :
  1. Sebagai kerangka tubuh, yang menyokong dan memberi bentuk tubuh
  2. Untuk memberikan suatu system pengungkit yang digerakan oleh kerja otot-otot yang melekat pada tulang tersebut; sebagai suatu system pengungkit yang digerakan oleh kerja otot-otot yang melekat padanya.
  3. Sebagai reservoir kalsium, fosfor, natrium, dan elemen-elemen lain
  4. Untuk menghasilkan sel-sel darah merah dan putih dan trombosit dalam sumsum merah tulang tertentu.
  • Struktur tulang
Dilihat dari bentuknya tulang dapat dibagi menjadi :
  1. Tulang panjang ditemukan di ekstremitas
  2. Tulang pendek terdapat di pergelangan kaki dan tangan
  3. Tulang pipih pada tengkorak dan iga
  4. Tulang ireguler (bentuk yang tidak beraturan) pada vertebra, tulang-tulang wajah, dan rahang.
Seperti terlihat pada gambar di bawah ini, lapisan terluar dari tulang (cortex) tersusun dari jaringan tulang yang padat, sementara pada bagian dalam di dalam medulla berupa jaringan sponge. Bagian tulang paling ujung dari tulang panjang dikenal sebagai epiphyse yang berbatasan dengan metaphysis. Metaphysis merupakan bagian dimana tulang tumbuh memanjang secara longitudinal. Bagian tengah tulang dikenal sebagai diaphysis yang berbentuk silindris.
Gambar 2. Anatomi tulang panjang
Unit struktural dari cortical tulang compacta adalah system havers, suatu jaringan (network) saluran yang kompleks yang mengandung pembuluh-pembuluh darah mikroskopis yang mensuplai nutrient dan oksigen ke tulang, lacuna, dan ruang-ruang kecil dimana osteosit berada.
Jaringan lunak di dalam trabeculae diisi oleh sumsum tulang : sumsum tulang merah dan kuning. Sumsum tulang merah berfungsi dalam hal hematopoesis, sementara sumsum kuning mengandung sel lemak yang dapat dimobilisasi dan masuk ke aliran darah. Osteogenic cells yang kemudian berdiferensiasi ke osteoblast (sel pembentuk tulang) dan osteoclast (sel penghancur tulang) ditemukan pada lapisan terdalam dari periosteum. Periosteum adalah lembar jaringan fibrosa dan terdiri atas banyak pembuluh darah.
Vaskularisasi, tulang merupakan jaringan yang kaya akan vaskuler dengan total aliran darah sekitar 200 sampai 400 cc/menit. Setiap tulang memiliki arteri penyuplai darah yang membawa nutrient masuk didekat pertengahan tulang, kemudian bercabang ke atas dan ke bawah menjadi pembuluh-pembuluh darah mikroskopis. Pembuluh darah ini mensuplai cortex, marrow, dan system haverst.
Persarafan, serabut syaraf sympathetic dan afferent (sensori) mempersyarafi tulang. Dilatasi kapiler darah dikontrol oleh syaraf symphatetic, sementara serabut syaraf afferent mentransmisikan rangsangan nyeri.
  • Perkembangan dan pertumbuhan tulang
Perkembangan dan pertumbuhan pada tulang panjang tipikal :
  1. Tulang didahului oleh model kartilago.
  2. Kolar periosteal dari tulang baru timbul mengelilingi model korpus. Kartilago dalam korpus ini mengalami kalsifikasi. Sel-sel kartilago mati dan meninggalkan ruang-ruang.
  3. Sarang lebah dari kartilago yang berdegenerasi dimasuka oleh sel-sel pembentuk tulang (osteoblast),oleh pembuluh darah, dan oleh sel-sel pengikis tulang (osteoklast). Tulang berada dalam lapisan tak teratur dalam bentuk kartilago.
  4. Proses osifikasi meluas sepanjang korpus dan juga mulai memisah pada epifisis yang menghasilkan tiga pusat osifikasi.
  5. Pertumbuhan memanjang tulang terjadi pada metafisis, lembaran kartilago yang sehat dan hidup antara pusat osifikasi. Pada metafisis sel-sel kartilago memisah secara vertical. Pada awalnya setiap sel meghasilkan kartilago sehat dan meluas mendorong sel-sel yang lebih tua. Kemudian sel-sel mati. Kemudian semua runag mebesar untuk membentuk lorong-lorong vertical dalm kartilago yang mengalami degenerasi. Ruang-ruang ini diisi oleh sel-sel pembentuk tulang.
  6. Pertumbuhan memanjang berhenti pada masa dewasa ketika epifisis berfusi dengan korpus.
Pertumbuhan dan metabolisme tulang dipengaruhi oleh mineral dan hormone sebagai berikut :
  • Kalsium dan posfor, tulang mengandung 99% kalsium tubuh dan 90% posfor. Konsentrasi kalsium dan posfor dipelihara dalam hubungan terbalik. Sebagai contoh, apabila kadar kalsium tubuh meningkat maka kadar posfor akan berkurang.
  • Calcitonin, diproduksi oleh kelenjar typoid memilki aksi dalam menurunkan kadar kalsium serum jika sekresinya meningkat diatas normal.
  • Vitamin D, penurunan vitamin D dalam tubuh dapat menyebabkan osteomalacia pada usia dewasa.
  • Hormon paratiroid (PTH), saat kadar kalsium dalam serum menurun, sekresi hormone paratiroid akan meningkat dan menstimulasi tulang untuk meningkatkan aktivitas osteoplastic dan menyalurkan kalsium kedalam darah.
  • Growth hormone (hormone pertumbuhan), bertanggung jawab dalam peningkatan panjang tulang dan penentuan jumlah matrik tulang yang dibentuk pada masa sebelum pubertas.
  • Glukokortikoid, adrenal glukokortikoid mengatur metabolisme protein.
  • Sex hormone, estrogen menstimulasi aktivitas osteobalstik dan menghambat peran hormone paratiroid. Ketika kadar estrogen menurun seperti pada saat menopause, wanita sangat rentan terhadap menurunnya kadar estrogen dengan konsekuensi langsung terhadap kehilangan masa tulang (osteoporosis). Androgen, seperti testosteron, meningkatkan anabolisme dan meningkatkan masa tulang.
2. Sendi
Artikulasi atau sendi adalah tempat pertemuan dua atau lebih tulang. Tulang-tulang ini dipadukan dengan berbagai cara, misalnya dengan kapsul sendi, pita fibrosa, ligament, tendon, fasia, atau otot. Sendi diklasifikasikan sesuai dengan strukturnya.
a. Sendi fibrosa (sinartrodial)
Merupakan sendi yang tidak dapat bergerak. Tulang-tulang dihubungkan oleh serat-serat kolagen yang kuat. Sendi ini biasanya terikat misalnya sutura tulang tengkorak.
b. Sendi kartilaginosa (amfiartrodial)
Permukaan tulang ditutupi oleh lapisan kartilago dan dihubungkan oleh jaringan fibrosa kuat yang tertanam kedalam kartilago misalnya antara korpus vertebra dan simfisis pubis. Sendi ini biasanya memungkinkan gerakan sedikit bebas.
c. Sendi synovial (diartrodial)
Sendi ini adalah jenis sendi yang paling umum. Sendi ini biasanya memungkinkan gerakan yang bebas (mis., lutut, bahu, siku, pergelangan tangan, dll.) tetapi beberapa sendi sinovial secara relatif tidak bergerak (mis., sendi sakroiliaka). Sendi ini dibungkus dalam kapsul fibrosa dibatasi dengan membran sinovial tipis. Membran ini mensekresi cairan sinovial ke dalam ruang sendi untuk melumasi sendi. Cairan sinovial normalnya bening, tidak membeku, dan tidak berwarna atau berwarna kekuningan. Jumlah yang ditemukan pada tiap-tiap sendi normal relatif kecil (1 sampai 3 ml). hitung sel darah putih pada cairan ini normalnya kurang dari 200 sel/ml dan terutama adalah sel-sel mononuclear. Cairan synovial juga bertindak sebagai sumber nutrisi bagi rawan sendi.
Permukaan tulang dilapisi dengan kartilago artikular halus dan keras dimana permukaan ini berhubungan dengan tulang lain. Pada beberapa sendi terdapat suatu sabit kartilago fibrosa yang sebagian memisahkan tulang-tulang sendi (mis., lutut, rahang)
Jenis sendi synovial :
a)      Sendi peluru, missal pada persendian panggul dan bahu, memungkinkan gerakan bebas penuh.
b)      Sendi engsel memungkinkan gerakan melipat hanya pada satu arah dan contohnya adalah siku dan lutut.
c)      Sendi pelana memungkinkan gerakan pada dua bidang yang saling tegak lurus. Sendi pada dasar ibu jari adalah sendi pelana dua sumbu.
d)      Sendi pivot contohnya adalah sendi antara radius dan ulna. Memungkinkan rotasi untuk melakukan aktivitas seperti memutar pegangan pintu.
e)      Sendi peluncur memungkinkan gerakan terbatas kesemua arah dan contohnya adalah sendi-sendi tulang karpalia di pergelangan tangan.
3. Otot Rangka
Gambar 3. Otot
  • Otot dan kerja otot
Otot rangka merupakan setengah dari berat badan orang dewasa. Fungsi utamanya adalah untuk menggerakan tulang pada artikulasinya. Kerja ini dengan memendekkan (kontraksi) otot. Dengan memanjang (relaksasi) otot memungkinkan otot lain untuk berkontraksi dan menggerakan tulang.
Otot ada yang melekat langsung pada tulang, tetapi dimana bagian terbesarnya mempengaruhi fungsi (mis., pada tangan), tangan yang berhubungan langsung dengan tulang, atau dimana kerjanya perlu dikonsentrasikan, otot dilekatkan dengan tendon fibrosa. Tendon menyerupai korda, seperti tali, atau bahkan seperti lembaran (mis.,pada bagian depan abdomen). Tidak ada otot yang bekerja sendiri. Otot selalu bekerja sebagai bagian dari kelompok, dibawah control system saraf.
Fungsi otot dapat digambarkan dengan memperhatikan lengan atas. Otot bisep dari lengan atas dilekatkan oleh tendon ke skapula. Perlekatan ini biasanya tetap stasioner dan adalah asal (origo) dari otot. Ujung yang lain dari otot dilekatkan pada radius. Perlekatan ini untuk menggerakan otot dan diketahui sebagai insersio dari otot.
Bisep adalah otot fleksor; otot ini menekuk sendi, mengangkat lengan saat ia memendek. Otot ini juga cenderung memutar lengan untuk memposisikan telapak tengadah karena titik insersinya. Otot trisep pada punggung lengan atas adalah otot ekstensor; otot ini meluruskan sendi, mempunyai aksi yang berlawanan dengan otot bisep.
Selama fleksi sederhana (menekuk) siku :
a)      Bisep kontraksi ? ini adalah penggerak utama
b)      Trisep rileks secara refleks ? ini adalah antagonis
c)      Otot tertentu pada lengan berkontraksi untuk mencegah gerakan berguling
d)      Otot di sekitar bahu berkontaksi untuk memantapkan sendi bahu
Gambar 4. Biceps and triceps muscle
  • Struktur otot rangka
Otot rangka tersusun atas sejumlah besar serat-serat otot. Sel-sel silindris tidak bercabang. Otot ini disokong oleh jaringan ikat dan mempunyai banyak suplai darah dan saraf. Setiap sel mempunyai banyak nuklei dan mempunyai penampilan lurik. Dindingnya atau sarkolema, mengandung myofibril yang dibungkus dengan rapat dalam sarkoplasma cair. Didalamnya juga ada banyak mitokondria. Warna merah dari otot berhubungan dengan mioglobin, suatu protein seperti hemoglobin dalam sarkoplasma.
Setiap miofibril mempunyai lurik (striasi) terang dan gelap secara bergantian, disebut pita I dan A secara berurutan. Striasi disebabkan oleh 2 tipe filamen, satu mengandung protein aktin, dan lainnya mengandung protein myosin.
Kontraksi otot adalah karena reaksi filament aktin dan miosin satu sama lain, seperti ketika mereka menyisip satu sama lain dan menarik ujung dari sel otot saling mendekat. Serat otot memendek sampai dengan sepertiga dari panjangnya saat kontraksi.
Serat-serat otot biasanya menjalar sejajar terhadap arah tarikan, baik tanpa tendon (otot kepeng) mis., otot interkostal, atau dengan tendon pada ujungnya (otot fusiformis) mis., otot bisep. Otot-otot ini mempunyai rentang gerak yang besar tetapi relative lemah.
Otot pennate lebih kuat daripada tipe otot di atas, tetapi mempunyai rentang gerak lebih pendek. Pada otot ini, serat-serat menjalar membentuk sudut terhadap arah tarikan dan menyisip ke dalam tendon sentral atau tendon pengimbang.
Gambar 5. Structure of a Skeletal Muscle
  • Histology  otot
Ada tiga jenis jaringan otot yang dapat dibedakan atas dasar strukturnya dan ciri fiologis yaitu otot polos, otot lurik, dan otot jantung.
a. Otot polos (smooth muscle/involuntary muscle)
Otot polos mengandung sel berbentuk spindle dengan panjang 40-200 µm dengan inti terletak di tengah. Myofibril ini sukar diperlihatkan dan tidak mempunyai corak melintang. Serabut reticular transversa menghubungkan sel-sel otot yang berdekatan dan membentuk suatu ikatan sehingga membentuk unik fungsional. Otot polos tidak dibawah pengaruh kehendak.
b. Otot lurik (skeleton muscle/voluntary muscle)
Otot lurik mengandung sel-sel otot (serabut otot) dengan ukuran tebal 10-100 µm dan panjang 15 cm. Serabut otot lurik berasal dari myotom, inti terletak dipinggir, dibawah sarcolema.memanjang sesuai sumbu panjang serabut otot. Beberapa serabut otot bergabung membentuk berkas otot yang dibungkus jaringan ikat yang disebut endomycium. Bebefrapa endomycium disatukan jaringan ikat disebut perimycium. Beberapa perimycium dibungkus oleh jaringan ikat yang disebut epimycium (fascia). Otot lurik dipersyafi oleh system cerebrosfinal dan dapata dikendalikan. Otot lurik terdapat pada otot skelet, lidah, diaphragm, bagian atas dinding oesophagus.
c. Otot Jantung
Terdiri dari serabut otot yang bercorak yang bersifat kontraksinya bersifat otonom. Tetapi dapat dipengaruhi system vagal. Serabutnya bercabang-cabang, saling berhubungan dengan serabut otot di dekatnya. Intinya berbentuk panjang dan terletajk di tengah. Sarkosom jauh lebih banyak dari pada otot rangka.
  • Persarafan otot rangka
Otot dipersarafi oleh 2 serat saraf pendek :
  1. Saraf sensorik yang membawa impuls dari otot, terutama dari reseptor regangan khusus, gelondong otot
  2. Saraf motorik yang membawa impuls ke otot untuk memicu kontraksi otot
Korpus sel dari sel-sel saraf motorik terdapat dalam kornu anterior substansia grisea dalam medula spinalis. Setiap sel saraf mempunyai serat utama atau akson yang bercabang untuk mempersarafi 50 sampai 200 serat otot. Semua korpus sel mempersarafi satu sel otot yang terletak berdekatan dalam medulla spinalis. Impuls saraf mencapai setiap serat otot kira-kira di bagian tegahnya, pada motor end plate. Datangnya impuls saraf ini menyebabkan simpanan asetilkolin dilepaskan dari motor end plate. Asetilkolin bekerja untuk memperkuat impuls saraf. Ini menyebabkan gelombang besar aktivitas listrik untuk menjalar sepanjang otot, menimbulkan perubahan yang menyebabkan otot berkontraksi. Kekuatan kontaksi tergantung pada jumlah serat-serat yang terstimulasi. Bila impuls berhenti maka otot rileks.
4. Tendon
Tendon merupakan berkas (bundel) serat kolagen yang melekatkan otot ke tulang. Tendon menyalurkan gaya yang dihasilkan oleh kontraksi otot ke tulang. serat kolagen dianggap sebagai jaringan ikat dan dihasilkan oleh sel-sel fibroblas.
Gambar 6. Tendon pada patellar
5. Ligament
Ligament adalah taut fibrosa kuat yang menghubungkan tulang ke tulang, biasanya di sendi. Ligament memungkinkan dan membatasi gerakan sendi.
6. Bursae
Adalah  kantong kecil dari jaringan ikat. Dibatasi oleh membran sinovial dan mengandung cairan sinovial. Bursae merupakan bantalan diantara bagian-bagian yang bergerak seperti pada olekranon bursae terletak antara prosesus olekranon dan kulit.


Salah satu bagian tubuh yang sering kali diabaikan kesehatannya adalah tulang punggung. Padahal, di bagian inilah terdapat segala pusat saraf yang menghubungkan bagian-bagian tubuh dengan otak. Sadarkah Anda bahwa setiap kegiatan dan aktivitas yang salah bisa menyakiti tulang belakang kita? Melakukan aktivitas untuk menjaga tulang belakang tetap bagus tak hanya berguna untuk kebaikan dan kesehatan, tetapi juga untuk menjaga postur tubuh tegak dan sehat. mau tau tips untuk merawat dan menjaga tulang belakang?.  langsung aja di baca di bawah ini.
Berikut adalah tips untuk menjaga postur untuk menjaga tulang belakang:
1. Ketika akan mengangkat barang atau bayi dari lantai, tekuk lutut Anda, jangan membungkuk. Ketika Anda membungkuk dan mengangkat barang berat dari lantai, hal ini bisa menyakiti dan membebani tulang punggung dengan beban terberat. Salah-salah, malah bisa terjadi kram atau dislokasi. Ketika akan mengangkat barang berat dari lantai, usahakan untuk menjaga tulang belakang tetap lurus. Tekuk kaki Anda untuk menyejajarkan diri dengan barang tersebut. Angkat barang tersebut dekat dengan tubuh, lalu perlahan berdiri kembali. 2. Begitu pula ketika Anda akan menaruh barang berat ke tempat yang tingginya di atas kepala Anda, usahakan jangan mengangkat barang tersebut lebih tinggi dari pundak Anda. Jika Anda akan menyimpan barang berat di tempat yang tinggi, gunakan tangga atau kursi. Mengangkat beban berat di atas batas pundak Anda bisa menyebabkan tulang belakang mendapat tekanan yang sangat besar. 3. Ganti posisi sesering mungkin jika Anda harus berdiri dalam waktu lama. Misalnya saat Anda berdiri sambil menyetrika baju, gunakan dingklik atau kursi kecil untuk menaruh kaki Anda bergantian. Ini perlu untuk menyeimbangkan dan mengganti tumpuan berat badan. Berdirilah tegak, jangan membungkuk dengan kepala tegak. 4. Berjalanlah dengan tegak, dengan kepala menatap ke depan dan punggung lurus. Berjalanlah dengan postur tegak, pandangan ke depan, dan ujung-ujung kaki menunjuk ke lurus ke depan. Gunakan sepatu yang nyaman dan berhak tipis. Hindari berdiri dengan posisi yang sama dalam waktu lama. Jangan berjalan membungkuk, hindari menggunakan sepatu berhak tinggi dalam waktu lama. 5. Ketika di dalam mobil, duduklah tegak, majukan tempat duduk pengendara agar kaki Anda lebih dekat dengan pedal. Usahakan kedua lutut Anda sejajar dengan pinggul. Sokong punggung bagian bawah dengan handuk gulung atau penyokong tulang belakang khusus. Jangan duduk terlalu jauh dari setir. Perhatikan kaki Anda ketika menginjak pedal. Jika terlalu jauh, dekatkan, karena ketika otot kaki tiba-tiba meregang tanpa pemanasan bisa menyebabkan kram dan tekanan di tulang punggung. 6. Saat duduk di depan komputer atau di depan televisi yang biasanya akan berlangsung lama, pastikan paha Anda sejajar dengan lantai, jangan sampai kaki menekuk terlalu tinggi (berarti lutut Anda lebih tinggi dari paha) atau kaki Anda menggantung jauh dari lantai. Biarkan kedua telapak kaki Anda rata di lantai dan punggung Anda mendapatkan dukungan dari belakang kursi. Untuk lebih amannya, berikan gulungan handuk di bagian punggung bawah. Pastikan pandangan Anda lurus ke depan, tidak menunduk atau melihat ke atas. Posisi yang tak nyaman dalam waktu lama bisa menyebabkan kram otot. 7. Saat tidur, manusia memang memiliki kebiasaan dan posisi nyamannya masing-masing. Namun, untuk menjaga agar tulang punggung tetap baik, pastikan tempat tidurnya cukup keras dan rata. Ketika tidur dengan posisi menyamping, tekuk sedikit lutut, biarkan kedua lutut tersebut bertumpukan. Jika Anda tidur telentang, berikan bantal kecil di bawah lutut. Hindari tidur telungkup, karena ini bisa menyakiti tulang belakang Anda. Hindari tidur di media yang terlalu lembut, seperti sofa, karena hal ini tidak bisa menyokong tulang punggung.

Seks Makin Nikmat bila Dibantu dengan Cairan Lubrikasi, cairan pelumas digunakan untuk membantu Anda mengurangi rasa nyeri saat berhubungan seksual. Keuntungan lain dari penggunaan lubricant adalah meningkatkan kenikmatan dalam bercinta.
Namun sebaiknya Anda mengenali jenis-jenis cairan lubrikasi, agar dapat menemukan cairan dengan bahan dasar paling sesuai untuk diri Anda.
Berikut Hal-Hal yang Perlu Anda Perhatikan Ketika Memilih Cairan Lublikas/Pelumas:
1. Pelumas dengan efek hangat Anda mungkin pernah mendengar lubricant yang menjanjikan sensasi hangat saat berhubungan. Ternyata hal ini memang benar. Pelumas jenis ini bisa memberikan sensasi selama berhubungan, terutama jika digunakan di luar kondom. Namun hati-hati, jangan menggunakan terlalu banyak. Cukup satu tetes sebesar uang logam. Sebab organ intim perempuan lebih sensitif dari pria. Rasa hangat bisa berubah menjadi panas jika cairan terlalu banyak.
2. Berbahan dasar air Kebanyakan cairan lubrikasi yang dijual di pasaran berbahan dasar air. Jenis ini paling aman untuk mereka yang memiliki organ intim yang amat sensitif. Namun berbahan dasar air, bukan berarti bebas dari iritasi. Karena itu baca dulu label kemasan sebelum membeli.  Jika Anda sensitif terhadap bahan-bahan tertentu, Anda harus menghindari bahan-bahan yang mengandung propylene glycol atau chlorhexidine yang sering menyebabkan iritasi pada perempuan. 3. Pelumas berbahan dasar minyak Pelumas dengan bahan dasar minyak boleh dibilang cukup baik, karena tidak terlalu basah atau lengket. Kebanyakan dokter merekomendasikan cairan pelumas jenis ini. Kekurangannya, pelumas jenis ini bisa merobek kondom dari bahan lateks. Untuk mencegah kondom robek, gunakan kondom dari bahan polyurethane. Selain itu ada pula yang mengatakan bahwa pelumas jenis ini cocok untuk pria, namun tidak untuk wanita. 4. Pelumas dengan aroma Pelumas dengan aroma tertentu biasanya digunakan saat pasangan ingin melakukan seks oral, namun pihak perempuan merasa enggan. Ada berbagai macam aroma yang ditawarkan, umumnya buah-buahan. Cari tahu apakah pelumas jenis ini mengandung gula atau tidak. Mereka yang punya kecenderungan diabetes ternyata tidak dapat menggunakan pelumas jenis ini. 5. Berbahan dasar silikon Cara terbaik untuk menggunakan pelumas berbasis silikon adalah di dalam air, atau di kamar mandi. Silikon akan menjadi lembap dan tidak mudah rusak meskipun digunakan dalam air. Pelumas jenis ini cocok untuk pijat. 6. Dari bahan natural Pelumas dari bahan organik, natural, atau ramah lingkungan yang dijual di toko obat atau apotik memang masih jarang. Namun pelumas jenis ini tidak memiliki banyak tambahan zat kimia atau zat adiktif yang bisa membuat kita alergi. 7. Pelumas buatan sendiri Pernah mendengar pelumas yang dibuat dari putih telur atau minyak kacang? Apakah ini cara yang aman? Hati-hati menggunakan cara yang mungkin bisa melukai atau membuat organ intim jadi iritasi. Memang belum ada penelitian khusus mengenai pelumas dari putih telur atau minyak kacang. Berhati-hatilah agar tidak terserang infeksi.


Pengertian Suctioning (Pengisapan Lendir):
Suctioning adalah suatu metode untuk melepaskan sekresi yang berlebihan pada jalan napas. Suctioning dapat diterapkan pada oral, nasofaringeal, trakheal, serta endotrakheal atau trakheostomi tube.
Tujuan:
Untuk membuat suatu jalan napas yang paten dengan menjaga kebersihannya dari sekresi yang berlebihan.

Peralatan:
a. Mesin suction
b. Kateter
c. Penghubung tube
d. Korn steril, sarung tangan steril (untuk trakheal dan trakheostomi suctioning)
e. Air destilasi steril Tisu
f. Kasa steril
g. Handuk steril
h. Botol pengumpul lendir
i. Manometer untuk mengukur jum lab kekuatan vakum
Prosedur:
a. Oral suctioning:
1). Tahap persiapan:
a). Siapkan alat-alat termasuk ekstrakateter. Hubungkan botol pengumpul lendir dan tube ke sumber vakum.
b). Suctioning siap dengan mengobser vasi pernapasan, mengauskultasi paru-paru.
c). Cuci tangan dengan lima langkah cuci tangan yang benar.
d). Hidupkan mesin suction untuk memeriksa apakah sistem dan pengaturan tekanan berfungsi dengan baik.
e). Isi kom steril dengan air steril.
f). Posisikan klien dengan kepala lebih rendah.
g). Pakai sarong tangan dengan prinsip steril.
h). Sambungkan kateter ke tube suction. Gunakan sarung tangan jika memegang kateter.
i). Masukkan ujung kateter ke dalam basin dan isap air steril tersebut.
2). Tahap pelaksanaan:
a). Gunakan padded tongue blades untuk mem isahkan gigi atas dan gigi bawah.
b). Biarkan vent terbuka h ingga kontak dengan udara bebas saat mendorong kateter masuk ke dalam bagian yang akan diisap.
c). Tutup vent dengan ibu jari dan tarik secara perlahan sambil memutarkan kateter tersebut antara ibu jari dan jari lain. Jika isapan terlalu kuat, maka lepaskan ibu jari dari vent.
d). Masukkan kateter ke dalam basin dan angkat kembali kemudian isapkan air steril melalui kateter tersebut untuk membersihkannya.
e). Ulangi 1-4 kali sesuai yang dibutuhkan, tetapi setiap periode suctioning tidak boleh lebih dari 10 detik dan jeda waktu antara periode sekitar 1-3 menit.
3). Tahap tindak lanjut:
a). Matikan mesin suction, lepaskan kateter dari tube dan bungkus tube dengan handuk steril. Bila kateter tersebut disposable, maka lebih balk dibuang saja.
b). Posisikan klien senyanian mungkin dan lakukan perawatan mulut
c). Mengkaji efektivitas dari suctioning dengan mengobservasi pernapasan dan mengauskultasi paru-paru.
d). Catat karakteristik sekret, adakah perdarahan, dan reaksi klien terhadap suctioning.
b. Nasofaringeal suctioning
1). Tahap persiapan:
Persiapan yang dilakukan pada nasofaringeal suctioning ini sama dengan persiapan oral suctioning. Hanya saja hal yang perlu diperhatikan adalah menentukan seberapa dalam kateter dimasukkan ke dalam nasofaringeal. Oleh karena itu, perlu diukur panjang atau jarak antara hidung klien dengan tragus telinga.
2). Tahap pelaksanaan:
a). Biarkan vent kateter terbuka, naikkan ujung hidung, dan masukkan kateter pada dasar dari hidung.
b). Jika ada sumbatan jangan dipaksa, tapi cobalah masukkan lagi
melalui sudut/sisi lain dari hidung atau pada lubang hidung lainnya.
c). Ikuti prosedur c) sampai e) seperti pada tahap pelaksanaan oral suctioning.
3). Tahap Umiak lanjut:
Sama seperti halnya yang dilakukan pada oral suctioning.
c. Nasotrakheal suctioning
1). Tahap persiapan:
a). Ikuti langkah a) sampai d) pada oral suctioning.
b). Atur kekuatan suction sesuai kebutuhan.
c). Pastikan bahwa cumber oksigen tersedia.
d). Gunakan teknik aseptik, isi kom steril dengan air steril.
e). Posisikan klien dengan kepala agak ekstensi.
f). Buka bungkus kateter steril, sambungkan kateter tersebut pada tabung suction.
g). Letakkan ujung kateter pada kom steril dan isapkan air steril.
2). Tahap pelaksanaan:
a). Biarkan vent kateter terbuka, tinggikan ujung hidung lalu masukkan kateter menyisiri dasar hidung.
b). Jika teriadi sumbatan jangan dipaksa, tetapi lepaskan dan masukkan pada sudut yang lain ataupun pada lubang hidung yang lain.
c). Gerakan kateter ke depan secara perlahan sampai masuk ke trakhea.
d). Ketika kateter di dalam trakhea tutup vent dengan ibu jari dan tarik kateter perlahan-lahan dengan gerakan memutar di an tara ibu jari dan jari lainnya.
e). Lepaskan ibu jari dari vent untuk beberapa detik antara inspirasi
f). Masukkan dan keluarkan kateter ke dalam kom steril dan isap air steril untuk membersihkannya.
g). Ulangi prosedur ini sesuai yang dibutuhkan, tetapi setiap periode suctioning tidak boleh lebih dari 5 detik dan jeda waktu antara periode sekitar 1-3 men it.
3). Tahap tindak lanjut:
a). Prosedur sama dengan oral suction.
b). Berikan oksigen jika dibutuhkan dan bergantung kondisi klien.
d. Endotrakheal atau trakheostomi tube suctioning
Indikasi:
1. Bila sekresi dapat terlihat atau suara sekresi yang terdengar dengan atau tanpa menggunakan stetoskop.
2. Setelah prosedur fisioterapi dada.
3. Setelah prosedur pengobatan bronkhodilator.
4. Peningkatan atau popping off dari puncak tekanan jalan napas terhadap klien yang sedang menggunakan ventilasi mekanik.
Prosedur:
1. Cuci tangan secara saksama.
2. Letakkan handuk di atas dada klien.
3. Kenakan sarung tangan.
4. lepaskan ventilator pada klien lalu letakkan konektor ventilator di atas handuk steril.
5. ventilasikan dan beri oksigen melalui ambu bag 4-5 kali disesuaikan dengan volume tidal klien.
6. Lumasi ujung kateter dengan jelly lalu dengan saksama masukkan kateter suction selaub mungkin ke dalam jalan napas buatan tanpa melakukan pengisapan.
7. Lakukan suction dengan gerakan memutar kateter secara cepat bersamaan dengan menarik kateter keluar.
8. Batasi waktu suction 10-15 detik. Hentikan suction apabila denyut iantung meningkat sampai 40 kali/menit.
9. Ventilasikan klien dengan ambu bag setelah suction tiap periodenya.
10. Jika sekresi sangat pekat, maka dicairkan dengan memasukkan NaCl steril 3-5 cc ke dalam jalan napas buatan.
11. Bilas kateter di antara setiap pelaksanaan suction.
12. Lakukan prosedur ini sampai jalan napas bersih terhadap penggumpalan sekret yang ditandai dengan basil auskultasi jernih.
13. Setelah selesai hubungkan lagi klien dengan ventilator.
14. Bereskan lagi alat-alat.
Pustaka
Teknik Prosedural Konsep & Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien Oleh Asmadi


Seperti saudara kandung dimana ada cinta pasti ada nafsu, seperti koin yang berdampingan, satu sisi adalah cinta satunya lagi adalah nafsu. Patah hati atau sedih karena cinta terjadi karena ketidak tahuan membedakan mana nafsu dan cinta.
Supaya tidak terperosok dalam dosa dan tidak terombang-ambing dalam gelapnya patah hati, berikut ini akan kita bahas 4 perbedaan utama antara cinta dengan nafsu. Mari kita bahas satu per satu.
1. Cinta itu membahagiakan, nafsu itu mengecewakan
Cinta sejati pastinya membahagiakan karena muncul dari relung hati yang paling dalam. Tidak ada keinginan dalam cinta sejati, yang ada hanya pengabdian dan pengorbanan. Kalaupun ada keinginan, maka itu adalah keinginan agar orang yang dicintai menjadi bahagia.
Akhir dari nafsu selalu kecewa karena nafsu lahir dari pikiran yang penuh perhitungan. Cinta yang sejatinya adalah bahagia hanya menjadi adegan perhitungan untung rugi dan tawar menawar. Pada akhirnya kecewalah yang muncul.
2. Cinta bikin kita ketawa, nafsu bikin kita menangis
Sejelek-jeleknya hubungan cinta adalah tidak dapat saling memiliki. Tapi meski demikian sebuah cinta yang sejati tidak akan ditangisi. Seperti film-film India, cinta sejati selalu berakhir dengan nyanyian, tarian dan tertawa. Cinta tidak seperti nafsu yang ingin memiliki.
Kesedihan tidak muncul dari cinta tapi dari keinginan memiliki. Ego memang adalah musuh besar dari cinta. Sehingga ego yang tidak terpenuhi menyebabkan tangisan dan kesedihan.
3. Cinta selalu ingin memberi, sedang nafsu ingin memiliki
Puncak dari cinta adalah pengabdian dan pengorbanan. Puncak dari nafsu adalah kepemilikan. Sangat beda bukan? Kalau cinta yang anda rasakan masih ingin memiliki maka bisa di artikan cinta anda masih palsu dan dipenuhi dengan ego.
4. Cinta ingin menyayangi, sedang nafsu cuma ingin menggerayangi saja
Ini adalah perbedaan utama cinta dan nafsu dan sangat terasa secara fisik. Nafsu cuma ingin hal-hal bersifat fisik seperti seks dan harta. Sedangkan cinta yang tulus selalu memberi dengan ikhlas, seperti rasa sayang matahari ke bumi yang setiap hari memberinya cahaya tanpa embel-embel balasan.
Ke-4 poin di atas adalah empat perbedaan utama nafsu dan cinta. Hanya dengan pengalaman hidup seseorang bisa membedakan dengan baik mana nafsu dan mana cinta. Karena itu mendengar dan mengikuti nasehat orang tua adalah hal yang sangat bijaksana.


Reproduksi adalah salah satu hukum alam yang terjadi bagi seluruh makhluk hidup termasuk manusia. Keinginan memiliki keturunan adalah sifat kodrati bagi siapa saja bahkan di beberapa negara seperti di Indonesia, memiliki anak masih di anggap sebagai kewajiban.
Saat akan menikah anda mungkin sering berbincang dengan calon anda tentang berapa anak yang ingin anda miliki, apakah anak laki-laki atau wanita.
Di beberapa kebudayaan bahkan seorang pria masih dianggap belum dewasa jika belum menikah dan memiliki anak. Tidak sempurna kebahagiaan rumah tangga seseorang jika belum memiliki anak. Hal tersebut menunjukkan bahwa memiliki anak adalah suatu “kewajiban” dan harapan dari setiap pasangan ataupun lingkungan di sekitarnya.
Fenomena tersebut seringkali menjadi beban pikiran yang secara lambat laun juga akan mempengaruhi fisik Anda, apabila Anda dan pasangan tidak kunjung memiliki anak. Kekhawatiran tersebut memang beralasan. Telah menjadi kodrat dan salah satu fungsi dari hidup manusia untuk berkembang biak. Oleh karena itu, kekhawatiran tersebut memang beralasan.
Agar Anda tidak salah dalam menyikapi kondisi tersebut, Anda harus memahami definisi dari Infertilitas. Apabila memang kondisi yang anda alami masuk dalam kategori infertil atau tidak subur, maka yang harus anda lakukan adalah bersikap positif, dan mengambil langkah selanjutnya  demi memperoleh solusi yang benar.
Apa yang harus anda lakukan jika anda mengalami Infertil?
Setelah menyadari kondisi anda dan pasangan maka sikap positif dan terbuka harus anda lakukan berdua. Tujuh hal di bawah ini mungkin bisa membantu anda.
  • Segera mencari informasi tentang keberadaan klinik fertilitas di kota Anda.
  • Apabila tidak tersedia klinik fertilitas atau kesuburan di kota Anda, segera mencari informasi tentang keberadaan dokter spesialis kandungan terdekat.
  • Segera mendatangi klinik fertilitas atau dokter spesialis kandungan yang terpercaya dalam penanganan masalah infertilitas.
  • Memaparkan masalah yang Anda dan pasangan alami sejujur-jujurnya kepada dokter yang Anda percaya dan temui untuk berobat sehubungan dengan kemungkinan infertilitas anda dan pasangan
  • Bertanyalah kepada dokter tentang segala hal yang Anda ingin ketahui tentang kondisi Anda agar memperoleh penjelasan ilmiah yang dapat dipercaya kebenarannya.
  • Mengikuti saran dan petunjuk dokter untuk pemeriksaan dan pengobatan lebih lanjut.
  • Membaca buku yang terpercaya dan dikarang oleh kalangan medis tentang infertilitas akan banyak membantu Anda untuk memahami kondisi dan pengobatan yang mungkin akan Anda jalani.
Tips lain bagaimana mengatasi kemandulan (infertilitas) perlu anda perhatikan. Selain itu jangan lakukan hal-hal berikut:
  • Membiarkan dan mencoba untuk bersikap acuh tak acuh dengan harapan kondisi yang Anda dan pasangan alami akan sembuh dengan sendirinya.
  • Mencoba mengobati sendiri dengan ramuan-ramuan yang belum dibuktikan khasiatnya secara ilmiah.
  • Mencari informasi tentang pengobatan yang tepat kepada masyarakat awam yang tidak mengerti sepenuhnya tentang medis.
  • Mencoba obat yang dianjurkan oleh masyarakat awam sebagai solusi untuk mengobati kondisi infertilitas Anda.
  • Berobat pada tempat-tempat pengobatan yang tidak dapat dipercaya kebenarannya.
  • Menunda-nunda keputusan untuk berobat ke dokter atau klinik fertilitas terpercaya.
Sistem reproduksi manusia, layaknya sistem tubuh lainnya, akan mengalami penuaan seiring dengan bertambahnya usia. Hingga saat ini, masa yang terbaik bagi seorang wanita untuk hamil dan melahirkan adalah saat berusia 20 s.d. 35 tahun. Usia yang terlalu muda bukanlah masa yang baik untuk hamil dan melahirkan mengingat sistem reproduksi masih dalam perkembangan, sedangkan usia yang terlalu tua juga tidak baik untuk kondisi hamil, melahirkan, dan menyusui karena sistem reproduksi mengalami penuaan dan menurun kualitas dibandingkan dengan system reproduksi pada usia 20 s.d. 35 tahun.
Hal yang sama juga terjadi pada sistem reproduksi pria, meskipun sampai saat ini belum dapat dijelaskan secara pasti dan detail batasan usia spermatozoa dapat dihasilkan dan disalurkan secara optimal, tetapi penuaan secara pasti juga akan terjadi pada sistem reproduksi pria. Libido yang menurun, kualitas sperma yang tidak optimal, dan kemampuan aktivitas seksual yang semakin berkurang merupakan tanda-tanda penuaan dari sistem reproduksi pria.
Berdasarkan semua alasan ilmiah yang disebutkan tersebut, langkah yang cepat dan tepat dari Anda dalam menangani kemungkinan infertilitas adalah kunci keberhasilan awal penanganan kondisi Anda dan pasangan. Sikap menunda-nunda akan berakibat pada semakin berkurangnya kemungkinan untuk sembuh, sedangkan mencari pertolongan dengan jalan yang tidak tepat juga akan mengakibatkan frustasi, bahkan akan memperparah kondisi infertilitas pada Anda dan pasangan.
Mencoba-coba obat yang dipercaya masyarakat dapat memberikan kesuburan, tetapi belum dibuktikan secara medis dan ilmiah akan membuat anda dan pasangan bergantung pada harapan-harapan yang tidak kunjung menjadi nyata. Sekali lagi, kondisi stress karena ketidakberhasilan pengobatan yang tidak tepat justru akan semakin memperburuk keadaan.
Oleh karena itu, berobatlah sesegera mungkin pada klinik fertilitas atau dokter yang telah terpercaya. Selanjutnya, kepatuhan Anda atas saran pemeriksaan dan pengobatan yang dianjurkan akan mempertinggi kemungkinan Anda dan pasangan untuk segera memiliki buah hati.
Hal yang juga tidak boleh Anda dan pasangan lupakan adalah berdoa. Perlu diketahui, bahwa hingga saat ini tidak ada metode pengobatan apapun yang dapat menjamin keberhasilan sebanyak 100%. Sebagai umat beragama, Anda dan pasangan harus menyadari bahwa kita hanyalah manusia yang dapat berupaya dengan akal dan tenaga kita untuk mendapatkan sesuatu yang kita inginkan. Keputusan terakhir untuk berhasil atau tidaknya seluruh usaha kita terletak pada kebijaksanaan dan kebaikan Sang Pencipta.
Mengapa Anda tidak boleh mengikuti saran pengobatan infertilitas dari kerabat, teman, ataupun orang-orang yang Anda percaya? Dalam dunia kedokteran yang telah maju dan kaya dengan ilmu pengetahuan yang telah terbukti kebenarannya, setiap orang diharapkan tidak salah dalam mengobati dirinya sendiri. Oleh karena itu, setiap orang hendaknya hanya mengkonsumsi obat-obatan yang telah terbukti khasiatnya secara ilmiah.
Perlu Anda ketahui, obat paling mujarab sekalipun tidak terbukti mampu mengobati semua orang (100% populasi) dengan penyakit yang sama. Keragaman individu, mulai dari struktur tubuh hingga rantai DNA (genetik) yang menyusunnya, mengakibatkan reaksi tubuh antar individu terhadap obat yang sama dapat berbeda-beda. Obat yang berhasil mengobati seseorang dengan infertilitas belum tentu berhasil pada orang lain maupun Anda. Tidak jarang obat yang sama malah menimbulkan reaksi alergi ataupun kerusakan jaringan tubuh pada orang lain.
Hal tersebut disadari oleh dokter sebagai tenaga kesehatan yang terlatih. Oleh karena itu, berobat pada klinik fertilitas yang memiliki dokter-dokter ahli yang terpercaya dapat memberikan upaya pengobatan yang optimal bagi Anda dan pasangan.


Setelah mengetahui apa itu infertilitas (ketidaksuburan) dan mengetahui cara kerja dari sistem reproduksi pria, maka pertanyaan yang muncul sekarang adalah “Bagaimana cara memeriksa dan mengetahui kesuburan seorang pria”
Spermatozoa adalah penentu kesuburan pria. Oleh karena itu, pemeriksaan utama kesuburan pria adalah dengan melakukan analisis terhadap sperma, dalam hal ini analisis terhadap spermatozoa yang terdapat di dalam sperma.
Sebanyak 50% insiden infertilitas dapat diketahui penyebab dan rencana terapinya dalam pemeriksaan yang baik dan terpercaya dalam uji kesuburan pria.
Analisis sperma adalah pemeriksaan kesuburan yang paling mudah dilakukan dan dapat menyajikan data yang akurat dan terpercaya secara medis tentang kondisi kesuburan pria yang bersangkutan.
Tujuan analisis sperma adalah untuk mengetahui kualitas sperma. Pemeriksaan tidak boleh disepelekan, terutama oleh para pekerja laboratorium saat melakukan penyimpanan hingga pencitraan sperma dengan mikroskop khusus.
Seluruh standar yang telah ditetapkan dalam prosedur kerja analisis sperma harus dapat dipenuhi oleh laboratorium dalam klinik kesuburan. Ketelitian, ketrampilan, serta empati terhadap klien merupakan kunci dari kesuksesan klinik kesuburan dalam melakukan analisis sperma. Oleh karena itu, berhati-hatilah dalam memilih klinik kesuburan. Hanya klinik terpercaya dan memiliki reputasi yang baik di mata klien-kliennya yang pantas menjadi pilihan.
Apabila sebuah klinik kesuburan salah dalam melakukan analisis sperma, hasil yang didapat pun akan salah. Perasaan stress, tertekan, konflik rumah tangga, yang sebenarnya tidak perlu terjadi, sebagai akibat dari hasil analisis sperma yang salah merupakan hal yang telah banyak terjadi dan dilaporkan di berbagai belahan dunia.

Apa dan mengapa analisis sperma dilakukan?

Sperma merupakan cairan yang tersusun dari berbagai produk organ-organ pada sistem reproduksi pria.
Secara lebih rinci, komposisi di dalam sperma antara lain: Spermatozoa, cairan yang diproduksi oleh kelenjar-kelenjar tambahan yang mengandung nutrisi dan pelindung spermatozoa serta pelumas.
Berdasarkan komposisi tersebut, analisis sperma akan mampu menghasilkan data yang akurat dan dapat dijadikan sebagai alat untuk mengukur dan menentukan tingkat kesuburan seorang pria.
Contoh analisis sperma adalah sebagai berikut:
  1. Apabila sperma memiliki volume, warna, dan kekentalan yang normal, tetapi spermatozoa tidak ditemukan sama sekali, jumlahnya kurang dari jumlah normal, memiliki bentuk yang tidak lazim, atau belum mencapai kematangan, hal tersebut merupakan indikasi bahwa terdapat gangguan pada testis.
  2. Apabila sperma mengandung spermatozoa dalam jumlah dan bentuk yang normal, tetapi memiliki volume, warna serta kekentalan yang tidak normal, hal tersebut merupakan indikasi adanya gangguan pada kelenjar-kelenjar tambahan. Gangguan pada kelenjar tambahan juga dapat diindikasikan dengan banyak ditemukannya spermatozoa yang mati. Hal tersebut secara logis, berhubungan dengan fungsi cairan yang dihasilkan kelenjar tambahan sebagai nutrisi dan pelindung spermatozoa.
  3. Apabila saat ejakulasi sperma tidak dikeluarkan sama sekali, hal tersebut mengindikasikan kemungkinan terjadinya gangguan multifaktorial, antara lain gangguan pada saluran keluar sperma yang disertai gangguan pada testis maupun kelenjar-kelenjar tambahan. Sumbatan (Obstruksi) atau tidak terdapatnya saluran sperma tertentu merupakan akibat dari kelainan sejak lahir (Kongenital) juga memiliki kemungkinan untuk menjadi penyebab tidak dikeluarkannya sperma sama sekali.
Berdasarkan fakta ilmiah tersebut, analisis sperma dapat menjadi sebuah tes kesuburan yang dapat diandalkan untuk menemukan gangguan pada sistem reproduksi pria yang pada akhirnya mengakibatkan infertilitas.


Sudah menikah bertahun-tahun tetapi belum memiliki anak? bahkan ketika anda sudah berusaha maksimal tapi istri anda tidak juga hamil? Cek kesehatan reproduksi anda, mungkin anda atau istri anda mengalami apa yang oleh dunia dokter disebut infertilitas atau ketidaksuburan.
Menjadi mandul adalah bencana bagi sekelompok pria, karena mungkin malu di anggap tidak jantan atau impoten oleh teman-temannya. Banyak mitos yang berkembang di masyarakat perihal kemandulan atau infertilitas ini, yang jika tidak disaring dengan baik justru bisa mengganggu keharmoisan rumah tangga.
Ketidaksuburan atau infertilitas atau kemandulan adalah suatu kondisi di mana pasangan suami-istri belum mampu memiliki anak walaupun telah melakukan hubungan seksual sebanyak 2-3 kali seminggu dalam kurun waktu 1 tahun dengan tanpa menggunakan alat kontrasepsi dalam bentuk apapun.
Infertilitas terbagi atas dua, yaitu:
  1. Infertilitas primer berarti pasangan suami-istri belum mampu dan belum pernah memiliki anak setelah 1 tahun berhubungan seksual sebanyak 2-3 kali per minggu tanpa menggunakan alat kontrasepsi dalam bentuk apapun.
  2. Infertilitas sekunder berarti pasangan suami istri telah atau pernah memiliki anak sebelumnya, tetapi saat ini belum mampu memiliki anak lagi setelah 1 tahun berhubungan seksual sebanyak 2-3 kali per minggu tanpa menggunakan alat atau metode kontrasepsi dalam bentuk apapun.
Dari survei diketahui bahwa 60%-70% pasangan yang telah menikah akan memiliki anak pada tahun pertama pernikahan mereka. Sebanyak 20% akan memiliki anak pada tahun ke-2 dari usia pernikahan. sebanyak 10-20% sisanya akan memiliki anak pada tahun ke-3 atau lebih atau tidak akan pernah memiliki anak.
Walaupun pasangan suami-istri dianggap infertil, bukan tidak mungkin kondisi infertil sesungguhnya hanya dialami oleh sang suami atau sang istri saja. Hal tersebut dapat dipahami karena proses pembuahan yang berujung pada kehamilan dan lahirnya seorang manusia harus merupakan kerjasama antara suami dan istri.
Kerjasama tersebut mengandung arti bahwa ada dua faktor yang harus dipenuhi yaitu:
  1. Suami memiliki sistem dan fungsi reproduksi yang sehat sehingga mampu menghasilkan dan menyalurkan sel kelamin pria (Spermatozoa) ke dalam organ reproduksi istri, dan
  2. Istri memiliki sistem dan fungsi reproduksi yang sehat sehingga mampu menghasilkan sel kelamin wanita (sel telur atau ovum) yang dapat dibuahi oleh spermatozoa dan memiliki rahim yang dapat menjadi tempat perkembangan janin, embrio, hingga bayi berusia cukup bulan dan dilahirkan.
Apabila salah satu dari dua faktor yang telah disebutkan tersebut tidak dimiliki oleh pasangan suami-istri, pasangan tersebut tidak akan mampu memiliki anak. Berdasarkan hal yang telah disebutkan disebelumnya, dapat disimpulkan bahwa pasangan suami-istri dianggap mandul (infertil) atau tidak subur apabila memenuhi syarat-syarat berikut :
  1. Pasangan tersebut berkeinginan untuk memiliki anak.
  2. Selama 1 tahun atau lebih berhubungan seks, istri belum mendapatkan kehamilan.
  3. Frekuensi hubungan seks minimal 2-3 kali dalam setiap minggunya.
  4. Istri maupun suami tidak pernah menggunakan alat atau metode kontrasepsi, baik kondom, obat-obatan, dan alat lain yang berfungsi untuk mencegah kehamilan.

Sistem pencernaan atau sistem gastroinstestinal (mulai dari mulut sampai anus) adalah sistem organ dalam manusia yang berfungsi untuk menerima makanan, mencernanya menjadi zat-zat gizi dan energi, menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran darah serta membuang bagian makanan yang tidak dapat dicerna atau merupakan sisa proses tersebut dari tubuh.
Saluran pencernaan terdiri dari mulut, tenggorokan (faring), kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, rektum dan anus. Sistem pencernaan juga meliputi organ-organ yang terletak diluar saluran pencernaan, yaitu pankreas, hati dan kandung empedu.
Gambar 1: Sistem Pencernaan
A. Mulut
Merupakan suatu rongga terbuka tempat masuknya makanan dan air pada hewan. Mulut biasanya terletak di kepala dan umumnya merupakan bagian awal dari sistem pencernaan lengkap yang berakhir di anus.
Mulut merupakan jalan masuk untuk sistem pencernaan. Bagian dalam dari mulut dilapisi oleh selaput lendir. Pengecapan dirasakan oleh organ perasa yang terdapat di permukaan lidah. Pengecapan relatif sederhana, terdiri dari manis, asam, asin dan pahit. Penciuman dirasakan oleh saraf olfaktorius di hidung dan lebih rumit, terdiri dari berbagai macam bau.
Makanan dipotong-potong oleh gigi depan (incisivus) dan di kunyah oleh gigi belakang (molar, geraham), menjadi bagian-bagian kecil yang lebih mudah dicerna. Ludah dari kelenjar ludah akan membungkus bagian-bagian dari makanan tersebut dengan enzim-enzim pencernaan dan mulai mencernanya. Ludah juga mengandung antibodi dan enzim (misalnya lisozim), yang memecah protein dan menyerang bakteri secara langsung. Proses menelan dimulai secara sadar dan berlanjut secara otomatis.
Gbr 2 : Anatomi Mulut
B. Tenggorokan ( Faring)
Merupakan penghubung antara rongga mulut dan kerongkongan. Berasal dari bahasa yunani yaitu Pharynk.
Skema melintang mulut, hidung, faring, dan laring
Gambar 3 :Skema melintang mulut, hidung, faring, dan laring
Didalam lengkung faring terdapat tonsil ( amandel ) yaitu kelenjar limfe yang banyak mengandung kelenjar limfosit dan merupakan pertahanan terhadap infeksi, disini terletak bersimpangan antara jalan nafas dan jalan makanan, letaknya dibelakang rongga mulut dan rongga hidung, didepan ruas tulang belakang
Keatas bagian depan berhubungan dengan rongga hidung, dengan perantaraan lubang bernama koana, keadaan tekak berhubungan dengan rongga mulut dengan perantaraan lubang yang disebut ismus fausium
Tekak terdiri dari; Bagian superior =bagian yang sangat tinggi dengan hidung, bagian media = bagian yang sama tinggi dengan mulut dan bagian inferior = bagian yang sama tinggi dengan laring.
Bagian superior disebut nasofaring, pada nasofaring bermuara tuba yang menghubungkan tekak dengan ruang gendang telinga,Bagian media disebut orofaring,bagian ini berbatas kedepan sampai diakar lidah bagian inferior disebut laring gofaring yang menghubungkan orofaring dengan laring
C. Kerongkongan (Esofagus)
Kerongkongan adalah tabung (tube) berotot pada vertebrata yang dilalui sewaktu makanan mengalir dari bagian mulut ke dalam lambung. Makanan berjalan melalui kerongkongan dengan menggunakan proses peristaltik. Sering juga disebut esofagus(dari bahasa Yunani: ?i??, oeso – “membawa”, dan ??????, phagus – “memakan”).
Esofagus bertemu dengan faring pada ruas ke-6 tulang belakang. Menurut histologi.
Esofagus dibagi menjadi tiga bagian:
  • bagian superior (sebagian besar adalah otot rangka)
  • bagian tengah (campuran otot rangka dan otot halus)
  • serta bagian inferior (terutama terdiri dari otot halus).
Gambar 4 : Anatomi Esofagus
Bagan posisi esofagus pada manusia, dilihat dari belakang
D. Lambung
Merupakan organ otot berongga yang besar dan berbentuk seperti kandang keledai.
Terdiri dari 3 bagian yaitu:
  • Kardia.
  • Fundus.
  • Antrum.
Makanan masuk ke dalam lambung dari kerongkongan melalui otot berbentuk cincin (sfinter), yang bisa membuka dan menutup. Dalam keadaan normal, sfinter menghalangi masuknya kembali isi lambung ke dalam kerongkongan.
Lambung berfungsi sebagai gudang makanan, yang berkontraksi secara ritmik untuk mencampur makanan dengan enzim-enzim. Sel-sel yang melapisi lambung menghasilkan 3 zat penting :
  • Lendir
Lendir melindungi sel-sel lambung dari kerusakan oleh asam lambung. Setiap kelainan pada lapisan lendir ini, bisa menyebabkan kerusakan yang mengarah kepada terbentuknya tukak lambung.
  • Asam klorida (HCl)
Asam klorida menciptakan suasana yang sangat asam, yang diperlukan oleh pepsin guna memecah protein. Keasaman lambung yang tinggi juga berperan sebagai penghalang terhadap infeksi dengan cara membunuh berbagai bakteri.
  • Prekursor pepsin (enzim yang memecahkan protein)
Gambar 5 : Anatomi Lambung
E. Usus halus (usus kecil)
Usus halus atau usus kecil adalah bagian dari saluran pencernaan yang terletak di antara lambung dan usus besar. Dinding usus kaya akan pembuluh darah yang mengangkut zat-zat yang diserap ke hati melalui vena porta. Dinding usus melepaskan lendir (yang melumasi isi usus) dan air (yang membantu melarutkan pecahan-pecahan makanan yang dicerna). Dinding usus juga melepaskan sejumlah kecil enzim yang mencerna protein, gula dan lemak.
Lapisan usus halus ; lapisan mukosa ( sebelah dalam ), lapisan otot melingkar ( M sirkuler ), lapisan otot memanjang ( M Longitidinal ) dan lapisan serosa ( Sebelah Luar )
Gambar 6 : Anatomi Usus
Usus halus terdiri dari tiga bagian yaitu usus dua belas jari (duodenum), usus kosong (jejunum), dan usus penyerapan (ileum).
1. Usus dua belas jari (Duodenum)
Usus dua belas jari atau duodenum adalah bagian dari usus halus yang terletak setelah lambung dan menghubungkannya ke usus kosong (jejunum). Bagian usus dua belas jari merupakan bagian terpendek dari usus halus, dimulai dari bulbo duodenale dan berakhir di ligamentum Treitz.
Usus dua belas jari merupakan organ retroperitoneal, yang tidak terbungkus seluruhnya oleh selaput peritoneum. pH usus dua belas jari yang normal berkisar pada derajat sembilan. Pada usus dua belas jari terdapat dua muara saluran yaitu dari pankreas dan kantung empedu. Nama duodenum berasal dari bahasa Latin duodenum digitorum, yang berarti dua belas jari.
Lambung melepaskan makanan ke dalam usus dua belas jari (duodenum), yang merupakan bagian pertama dari usus halus. Makanan masuk ke dalam duodenum melalui sfingter pilorus dalam jumlah yang bisa di cerna oleh usus halus. Jika penuh, duodenum akan megirimkan sinyal kepada lambung untuk berhenti mengalirkan makanan.
Usus dua belas jari (duodenum)
2. Usus Kosong (jejenum)
Usus kosong atau jejunum (terkadang sering ditulis yeyunum) adalah bagian kedua dari usus halus, di antara usus dua belas jari (duodenum) dan usus penyerapan (ileum). Pada manusia dewasa, panjang seluruh usus halus antara 2-8 meter, 1-2 meter adalah bagian usus kosong. Usus kosong dan usus penyerapan digantungkan dalam tubuh dengan mesenterium.
Permukaan dalam usus kosong berupa membran mukus dan terdapat jonjot usus (vili), yang memperluas permukaan dari usus. Secara histologis dapat dibedakan dengan usus dua belas jari, yakni berkurangnya kelenjar Brunner. Secara hitologis pula dapat dibedakan dengan usus penyerapan, yakni sedikitnya sel goblet dan plak Peyeri. Sedikit sulit untuk membedakan usus kosong dan usus penyerapan secara makroskopis.
Jejunum diturunkan dari kata sifat jejune yang berarti “lapar” dalam bahasa Inggris modern. Arti aslinya berasal dari bahasa Laton, jejunus, yang berarti “kosong”.
Diagram usus halus (terlabel small intestine)
3. Usus Penyerapan (illeum)
Usus penyerapan atau ileum adalah bagian terakhir dari usus halus. Pada sistem pencernaan manusia, ) ini memiliki panjang sekitar 2-4 m dan terletak setelah duodenum dan jejunum, dan dilanjutkan oleh usus buntu. Ileum memiliki pH antara 7 dan 8 (netral atau sedikit basa) dan berfungsi menyerap vitamin B12 dan garam-garam empedu.
Diagram ileum dan organ-organ yang berhubungan.
F. Usus Besar (Kolon)
Usus besar atau kolon dalam anatomi adalah bagian usus antara usus buntu dan rektum. Fungsi utama organ ini adalah menyerap air dari feses.
Usus besar terdiri dari :
  • Kolon asendens (kanan)
  • Kolon transversum
  • Kolon desendens (kiri)
  • Kolon sigmoid (berhubungan dengan rektum)
Banyaknya bakteri yang terdapat di dalam usus besar berfungsi mencerna beberapa bahan dan membantu penyerapan zat-zat gizi.
Bakteri di dalam usus besar juga berfungsi membuat zat-zat penting, seperti vitamin K. Bakteri ini penting untuk fungsi normal dari usus. Beberapa penyakit serta antibiotik bisa menyebabkan gangguan pada bakteri-bakteri didalam usus besar. Akibatnya terjadi iritasi yang bisa menyebabkan dikeluarkannya lendir dan air, dan terjadilah diare.
Gambar 10 : Anatomi Usus Besar
G. Usus Buntu (sekum)
Usus buntu atau sekum (Bahasa Latin: caecus, “buta”) dalam istilah anatomi adalah suatu kantung yang terhubung pada usus penyerapan serta bagian kolon menanjak dari usus besar. Organ ini ditemukan pada mamalia, burung, dan beberapa jenis reptil. Sebagian besar herbivora memiliki sekum yang besar, sedangkan karnivora eksklusif memiliki sekum yang kecil, yang sebagian atau seluruhnya digantikan oleh umbai cacing.
H. Umbai Cacing (Appendix)
Umbai cacing atau apendiks adalah organ tambahan pada usus buntu. Infeksi pada organ ini disebut apendisitis atau radang umbai cacing. Apendisitis yang parah dapat menyebabkan apendiks pecah dan membentuk nanah di dalam rongga abdomen atau peritonitis (infeksi rongga abdomen).
Dalam anatomi manusia, umbai cacing atau dalam bahasa Inggris, vermiform appendix (atau hanya appendix) adalah hujung buntu tabung yang menyambung dengan caecum.
Umbai cacing terbentuk dari caecum pada tahap embrio. Dalam orang dewasa, Umbai cacing berukuran sekitar 10 cm tetapi bisa bervariasi dari 2 sampai 20 cm. Walaupun lokasi apendiks selalu tetap, lokasi ujung umbai cacing bisa berbeda – bisa di retrocaecal atau di pinggang (pelvis) yang jelas tetap terletak di peritoneum.
Banyak orang percaya umbai cacing tidak berguna dan organ vestigial (sisihan), sebagian yang lain percaya bahwa apendiks mempunyai fungsi dalam sistem limfatik.
Operasi membuang umbai cacing dikenal sebagai appendektomi.
I. Rektum dan anus
Rektum (Bahasa Latin: regere, “meluruskan, mengatur”) adalah sebuah ruangan yang berawal dari ujung usus besar (setelah kolon sigmoid) dan berakhir di anus. Organ ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara feses. Biasanya rektum ini kosong karena tinja disimpan di tempat yang lebih tinggi, yaitu pada kolon desendens. Jika kolon desendens penuh dan tinja masuk ke dalam rektum, maka timbul keinginan untuk buang air besar (BAB). Mengembangnya dinding rektum karena penumpukan material di dalam rektum akan memicu sistem saraf yang menimbulkan keinginan untuk melakukan defekasi. Jika defekasi tidak terjadi, sering kali material akan dikembalikan ke usus besar, di mana penyerapan air akan kembali dilakukan. Jika defekasi tidak terjadi untuk periode yang lama, konstipasi dan pengerasan feses akan terjadi.
Orang dewasa dan anak yang lebih tua bisa menahan keinginan ini, tetapi bayi dan anak yang lebih muda mengalami kekurangan dalam pengendalian otot yang penting untuk menunda BAB.
Anus merupakan lubang di ujung saluran pencernaan, dimana bahan limbah keluar dari tubuh. Sebagian anus terbentuk dari permukaan tubuh (kulit) dan sebagian lannya dari usus. Pembukaan dan penutupan anus diatur oleh otot sphinkter. Feses dibuang dari tubuh melalui proses defekasi (buang air besar – BAB), yang merupakan fungsi utama anus.
Gambar 11 : Anatomi Rektum & Anus
J. Pankreas
Pankreas adalah organ pada sistem pencernaan yang memiliki dua fungsi utama yaitu menghasilkan enzim pencernaan serta beberapa hormon penting seperti insulin. Pankreas terletak pada bagian posterior perut dan berhubungan erat dengan duodenum (usus dua belas jari).
Pankraes terdiri dari 2 jaringan dasar yaitu :
  • Asini, menghasilkan enzim-enzim pencernaan
  • Pulau pankreas, menghasilkan hormon
Pankreas melepaskan enzim pencernaan ke dalam duodenum dan melepaskan hormon ke dalam darah. Enzim yang dilepaskan oleh pankreas akan mencerna protein, karbohidrat dan lemak. Enzim proteolitik memecah protein ke dalam bentuk yang dapat digunakan oleh tubuh dan dilepaskan dalam bentuk inaktif. Enzim ini hanya akan aktif jika telah mencapai saluran pencernaan. Pankreas juga melepaskan sejumlah besar sodium bikarbonat, yang berfungsi melindungi duodenum dengan cara menetralkan asam lambung.
Gambar 12 : Pankreas
K. Hati
Hati merupakan sebuah organ yang terbesar di dalam badan manusia dan memiliki berbagai fungsi, beberapa diantaranya berhubungan dengan pencernaan.
Organ ini memainkan peran penting dalam metabolisme dan memiliki beberapa fungsi dalam tubuh termasuk penyimpanan glikogen, sintesis protein plasma, dan penetralan obat. Dia juga memproduksi bile, yang penting dalam pencernaan. Istilah medis yang bersangkutan dengan hati biasanya dimulai dalam hepat- atau hepatik dari kata Yunani untuk hati, hepar.
Zat-zat gizi dari makanan diserap ke dalam dinding usus yang kaya akan pembuluh darah yang kecil-kecil (kapiler). Kapiler ini mengalirkan darah ke dalam vena yang bergabung dengan vena yang lebih besar dan pada akhirnya masuk ke dalam hati sebagai vena porta. Vena porta terbagi menjadi pembuluh-pembuluh kecil di dalam hati, dimana darah yang masuk diolah.
Hati melakukan proses tersebut dengan kecepatan tinggi, setelah darah diperkaya dengan zat-zat gizi, darah dialirkan ke dalam sirkulasi umum.
Gambar 12 : Hati
Hati adalah organ yang terbesar di dalam badan manusia.
L. Kandung empedu
Kandung empedu (Bahasa Inggris: gallbladder) adalah organ berbentuk buah pir yang dapat menyimpan sekitar 50 ml empedu yang dibutuhkan tubuh untuk proses pencernaan. Pada manusia, panjang kandung empedu adalah sekitar 7-10 cm dan berwarna hijau gelap – bukan karena warna jaringannya, melainkan karena warna cairan empedu yang dikandungnya. Organ ini terhubungkan dengan hati dan usus dua belas jari melalui saluran empedu.
Empedu memiliki 2 fungsi penting yaitu:
  • Membantu pencernaan dan penyerapan lemak
  • Berperan dalam pembuangan limbah tertentu dari tubuh, terutama haemoglobin (Hb) yang berasal dari penghancuran sel darah merah dan kelebihan kolesterol.